Page 176 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 176

Yamin, yang baru menyelesaikannya sekitar 8-9 tahun. Hal itu mungkin karena ia kehilangan waktu                        yang waktu itu memuja dan berkiblat pada pendidikan Barat. Keluarganya bahkan mengatakan, “Kalau
                                           akibat pindah sekolah dari Sekolah Angka II. Setamat HIS ia berangkat ke Pulau Jawa karena mendapat                    ke Barat terus, Indonesianya  ke mana?” Sebagai catatan, eksistensi bangsa  Indonesia  sudah mulai
                                           bea siswa untuk belajar di sekolah dokter hewan di Bogor. Ia hanya sebentar duduk sebagai siswa                        diakui oleh berbagai etnik di kepulauan Nusantara, terutama setelah dicetuskan Sumpah Pemuda,
                                           sekolah itu karena merasa tidak berbakat. Ia mengundurkan diri dan pindah ke sekolah pertanian                         yang salah satu “sponsornya” Muhammad Yamin. Oleh karena itu akhirnya ia mendaftarkan diri ke
                                           yang juga berada di Bogor. Ternyata kehijauan lingkungan yang disertai kesegaran udara di sekitar                      Rechtshoogeschool (RHS) di Jakarta.
                                           sekolah itu tidak cukup membuat Yamin nyaman berada di dalamnya. Mata pelajaran tentang berbagai                       Selama kuliah di RHS ia tinggal di asrama Indonesische Clubgebaouw yang beralamat di Jalan Kramat
                                           tumbuhan  dan  cara  bercocok  tanam  membuatnya  bosan  untuk  berlama-lama  menjadi  pelajar  di                     Raya  No. 106, Jakarta  Pusat  (Batavia  Centrum;  gedung  itu  pada  tahun  1974  dipugar  oleh  Pemda
                                           sekolah tersebut. Ia mengaku tidak bosan dengan semua mata pelajaran bercocok tanam, tetapi ia                         DKI menjadi “Gedung Pemuda”). Sesuai dengan namanya, asrama ini dihuni oleh para pelajar kaum
                                           lebih tertarik mempelajari antropologi, sejarah, dan ilmu budaya lainnya. Oleh sebab itu untuk kedua                   bumiputera, terutama yang tertarik pada kegiatan ekstra kurikuler, termasuk menjadi aktivis pada
                                           kalinya ia mengundurkan diri dan memutuskan masuk sekolah yang sesuai dengan minat dan bakatnya.                       organisasi pemuda atau pergerakan kebangsaan. Di asrama itu Yamin bertemu dan bergaul dengan
                                           Akhirnya ia memilih pindah ke Algemeene Middelbare School (AMS).
                                                                                                                                                                  para pemuda dari berbagai etnik dengan bermacam-macam budayanya. Ia pun bertemu dengan sesama

                                           Sesuai dengan pilihannya ia pindah ke Yogyakarta dan mendaftarkan diri menjadi pelajar pada AMS di kota itu.           orang Minang dari tempat yang berbeda. Di asrama ini pula ia berkenalan, antara lain, dengan Sumanang,
                                           Pemilihan Yogyakarta sedikit banyak terkait erat dengan ketertarikannya terhadap budaya Jawa sebagaimana               Amir Syarifuddin, dan Abu Hanifah.
                                           diakuinya kemudian. Di sekolah ini ia merasa betah dan mengaku mata pelajaran yang diterimanya cocok                   Ketika menempuh pendidikan di RHS Yamin mendapat bea siswa, di samping itu keluarganya masih
                                           dengan bakat dan minatnya. Pada dasarnya ia memang senang mempelajari sejarah, antropologi, ilmu tata                  sering mengirimi uang. Namun Yamin yang dalam kehidupan sehari-harinya relatif sederhana dikenal
                                           negara, serta bahasa-bahasa Timur, seperti bahasa Melayu dan Sansakerta, dan juga bahasa Barat seperti                 royal terhadap teman-temannya, sering mentraktir makan atau minum kopi, bahkan juga menonton
                                           bahasa Belanda yang dianggap sebagai salah satu jalan untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang sedang                    bioskop atau tonil. Selain itu dia dikenal pula suka memborong buku sehingga keuangannya kadangkala
                                           berkembang di dunia pada waktu itu.                                                                                    mengalami “krisis”.

                                           Kecintaan Yamin terhadap masalah kebudayaan dan sejarah ditunjukkan, antara lain, melalui artikelnya                   Yamin dapat menyelesaikan kuliah di RHS tepat waktu. Pada tahun 1932 Muhammad Yamin berhak
                                           pada  jurnal yang  diterbitkan oleh Jong  Soematranen Bond  (JSB). Umumnya  tulisan-tulisannya                         menggunakan gelar Meester in de Rechten (Mr.), sehingga nama lengkapnya menjadi Mr. Muhammad
                                           menggunakan Bahasa Melayu, walaupun jurnal Soemtranen Bond resminya berbahasa Belanda. Perlu                           Yamin. Sebagai seorang sarjana, relatif mudah baginya kalau ingin masuk menjadi pegawai negeri atau
                                           disampaikan di sini bahwa Muhammad Yamin aktif dalam organisasi pemuda, antara lain menjadi anggota                    pegawai pemerintah Hindia Belanda. Namun umumnya kaum bumiputera yang semasa menjadi mahasiswa
                                           JSB cabang Sumatera Barat, bahkan pernah mejabat sebagai ketua menggantikan kedudukan Bahder                           atau siswa aktif dalam organisasi pemuda atau organisasi pergerakan nasional membuka usaha sendiri
                                           Djohan dan Hatta yang meninggalkan Sumatera Barat. Yamin berhasil menyelesaikan pendidikan                             yang lebih independental sehingga enggan menjadi pegawai negeri. Kebanyakan di antara mereka memilih
                                           dalam waktu relatif singkat.  Meskipun demikian, akibat beberapa pindah sekolah, ia baru berhasil                      menjadi pegawai swasta atau membuka lapangan kerja sendiri atau wiraswasta. Yamin termasuk salah
                                                                    6
                                           menyelesaikan AMS pada umur yang ke-24 tahun, sementara siswa-siswa lain umumnya menyelesaikan                         seorang Meester in de Rechten yang enggan menjadi pegawai pemerintah Hindia Belanda.
                                           AMS pada rentang umur 19–21 tahun.
                                                                                                                                                                  Yamin sempat bekerja sesuai dengan bidangnya, yaitu bekerja sebagai pengacara dan procureur atau
                                           Walaupun demikian kepindahan ke Yogyakarta tidak saja menguntungkan bagi Yamin karena dapat                            ahli hukum perdata pada konsultan hukum swasta Jakarta. Beberapa kliennya perusahaan asing asal
                                           belajar di sekolah yang sesuai dengan minatnya, tetapi juga menguntungkan bagi perjalanan hidupnya                     Jepang. Namun tak lama ia menggeluti profesinya itu. Ia memilih bidang kerja yang mandiri, yaitu
                                           dalam membina keluarga. Selama menuntut ilmu di AMS ia bertemu dengan Raden Ayu Siti Sundari,                          menjadi dosen dan mengajar pada Sekolah Jurnalistik dan Pengetahuan Umum. Perguruan ini didirikan
                                           wanita kelahiran Semarang (25 Agustus 1905), seorang guru pada Kweekschool di Surakarta, Jawa                          oleh usaha Persatuan Djurnalistik Indonesia di Jakarta. Mata pelajaran yang diampunya Kebebasan dan
                                           Tengah. Siti Sundari merupakan keluarga bangsawan asal Kadilangu, Demak. Pada awalnya keluarga                         Pelanggaran Pers. Bidang tulis-menulis dan kewartawanan tidak asing baginya karena sudah digelutinya
                                           Sundari menentang hubungan itu karena Yamin masih sekolah di AMS, sementara Siti Sundari sudah                         dan dipraktikan semasa duduk di bangku AMS.
                                           bergaji sebagai guru. Namun akhirnya mereka diizinkan menikah dan diselenggarakan pada 14 Juli 1934
                                           di Jakarta. Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai satu orang putra bernama Dang Rahadian
                                           Sinayangsih Yamin.                                                                                                     JEJAK DALAM KARYA FIKSI DAN NONFIKSI
                                           Setelah menyelesaikan pendidikan AMS Yamin menyiapkan diri melanjutkan ke jenjang  pendidikan                          Muhammad  Yamin memulai pergulatannya  di dunia  sastra  pada  awal tahun 1920-an. Karya-karya
                                           lebih tinggi di Leiden, Belanda. Akan tetapi rencana itu terpaksa diurungkan karena ayahnya meninggal                  pertamanya  dalam dunia  sastra  Indonesia  ditulis  menggunakan Bahasa  Melayu dalam jurnal  Jong
                                           dunia. Selain itu ia pun mendapat informasi bahwa yang dapat mendaftarkan diri pada universitas di                     Soematra yang merupakan jurnal milik JSB. Karya-karya itu masih terikat oleh bentuk-bentuk bahasa
                                           negeri kincir angin itu hanya alumnus Hogere Burgerschool (HBS), sekolah sejenis AMS yang khusus                       Melayu klasik. Karya Yamin yang dinilai oleh para pemerhati dunia sastra Melayu sebagai awal sastra
                                           menampung siswa anak keturunan Belanda, Tionghoa, dan elit pribumi. Kualitas AMS pada waktu itu                        Melayu modern baru muncul pada tahun 1922. Pada tahun itu Yamin muncul untuk pertama kalinya
                                           dinilai lebih rendah dibandingkan dengan HBS karena didirikan untuk rakyat biasa dan bukan untuk                       sebagai penyair dengan kumpulan puisi yang diberi judul Tanah Air. Tentu saja yang dimaksud tanah air
                                           kalangan keluarga priyayi. 7                                                                                           oleh Yamin tiada lain adalah tanah Minangkabau. Kumpulan puisi ini dapat dikatakan sebagai kumpulan
                                                                                                                                                                  puisi modern Melayu yang diterbitkan. Dalam puisinya itu ia banyak menggunakan bentuk soneta yang
                                           Sebenarnya  Yamin mempunyai kesempatan masuk universitas  di Leiden karena  ayahnya  termasuk                          “dipinjam” dari literatur Belanda. Sering pula ia melakukan eksperimen bahasa dalam puisi-puisinya.
                                           keluarga Minang terpandang, namun keluarganya tidak seperti umumnya keluarga terpandang Minang                         Selain puisi ia juga menerbitkan drama dan novel sejarah, serta menerjemahkan atau menyadur




                             164  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  165
   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181