Page 177 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 177

Yamin, yang baru menyelesaikannya sekitar 8-9 tahun. Hal itu mungkin karena ia kehilangan waktu   yang waktu itu memuja dan berkiblat pada pendidikan Barat. Keluarganya bahkan mengatakan, “Kalau
 akibat pindah sekolah dari Sekolah Angka II. Setamat HIS ia berangkat ke Pulau Jawa karena mendapat   ke Barat terus, Indonesianya  ke mana?” Sebagai catatan, eksistensi bangsa  Indonesia  sudah mulai
 bea siswa untuk belajar di sekolah dokter hewan di Bogor. Ia hanya sebentar duduk sebagai siswa   diakui oleh berbagai etnik di kepulauan Nusantara, terutama setelah dicetuskan Sumpah Pemuda,
 sekolah itu karena merasa tidak berbakat. Ia mengundurkan diri dan pindah ke sekolah pertanian   yang salah satu “sponsornya” Muhammad Yamin. Oleh karena itu akhirnya ia mendaftarkan diri ke
 yang juga berada di Bogor. Ternyata kehijauan lingkungan yang disertai kesegaran udara di sekitar   Rechtshoogeschool (RHS) di Jakarta.
 sekolah itu tidak cukup membuat Yamin nyaman berada di dalamnya. Mata pelajaran tentang berbagai   Selama kuliah di RHS ia tinggal di asrama Indonesische Clubgebaouw yang beralamat di Jalan Kramat
 tumbuhan  dan  cara  bercocok  tanam  membuatnya  bosan  untuk  berlama-lama  menjadi  pelajar  di   Raya  No. 106, Jakarta  Pusat  (Batavia  Centrum;  gedung  itu  pada  tahun  1974  dipugar  oleh  Pemda
 sekolah tersebut. Ia mengaku tidak bosan dengan semua mata pelajaran bercocok tanam, tetapi ia   DKI menjadi “Gedung Pemuda”). Sesuai dengan namanya, asrama ini dihuni oleh para pelajar kaum
 lebih tertarik mempelajari antropologi, sejarah, dan ilmu budaya lainnya. Oleh sebab itu untuk kedua   bumiputera, terutama yang tertarik pada kegiatan ekstra kurikuler, termasuk menjadi aktivis pada
 kalinya ia mengundurkan diri dan memutuskan masuk sekolah yang sesuai dengan minat dan bakatnya.   organisasi pemuda atau pergerakan kebangsaan. Di asrama itu Yamin bertemu dan bergaul dengan
 Akhirnya ia memilih pindah ke Algemeene Middelbare School (AMS).
               para pemuda dari berbagai etnik dengan bermacam-macam budayanya. Ia pun bertemu dengan sesama

 Sesuai dengan pilihannya ia pindah ke Yogyakarta dan mendaftarkan diri menjadi pelajar pada AMS di kota itu.   orang Minang dari tempat yang berbeda. Di asrama ini pula ia berkenalan, antara lain, dengan Sumanang,
 Pemilihan Yogyakarta sedikit banyak terkait erat dengan ketertarikannya terhadap budaya Jawa sebagaimana   Amir Syarifuddin, dan Abu Hanifah.
 diakuinya kemudian. Di sekolah ini ia merasa betah dan mengaku mata pelajaran yang diterimanya cocok   Ketika menempuh pendidikan di RHS Yamin mendapat bea siswa, di samping itu keluarganya masih
 dengan bakat dan minatnya. Pada dasarnya ia memang senang mempelajari sejarah, antropologi, ilmu tata   sering mengirimi uang. Namun Yamin yang dalam kehidupan sehari-harinya relatif sederhana dikenal
 negara, serta bahasa-bahasa Timur, seperti bahasa Melayu dan Sansakerta, dan juga bahasa Barat seperti   royal terhadap teman-temannya, sering mentraktir makan atau minum kopi, bahkan juga menonton
 bahasa Belanda yang dianggap sebagai salah satu jalan untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang sedang   bioskop atau tonil. Selain itu dia dikenal pula suka memborong buku sehingga keuangannya kadangkala
 berkembang di dunia pada waktu itu.   mengalami “krisis”.

 Kecintaan Yamin terhadap masalah kebudayaan dan sejarah ditunjukkan, antara lain, melalui artikelnya   Yamin dapat menyelesaikan kuliah di RHS tepat waktu. Pada tahun 1932 Muhammad Yamin berhak
 pada  jurnal yang  diterbitkan oleh Jong  Soematranen Bond  (JSB). Umumnya  tulisan-tulisannya   menggunakan gelar Meester in de Rechten (Mr.), sehingga nama lengkapnya menjadi Mr. Muhammad
 menggunakan Bahasa Melayu, walaupun jurnal Soemtranen Bond resminya berbahasa Belanda. Perlu   Yamin. Sebagai seorang sarjana, relatif mudah baginya kalau ingin masuk menjadi pegawai negeri atau
 disampaikan di sini bahwa Muhammad Yamin aktif dalam organisasi pemuda, antara lain menjadi anggota   pegawai pemerintah Hindia Belanda. Namun umumnya kaum bumiputera yang semasa menjadi mahasiswa
 JSB cabang Sumatera Barat, bahkan pernah mejabat sebagai ketua menggantikan kedudukan Bahder   atau siswa aktif dalam organisasi pemuda atau organisasi pergerakan nasional membuka usaha sendiri
 Djohan dan Hatta yang meninggalkan Sumatera Barat. Yamin berhasil menyelesaikan pendidikan   yang lebih independental sehingga enggan menjadi pegawai negeri. Kebanyakan di antara mereka memilih
 dalam waktu relatif singkat.  Meskipun demikian, akibat beberapa pindah sekolah, ia baru berhasil   menjadi pegawai swasta atau membuka lapangan kerja sendiri atau wiraswasta. Yamin termasuk salah
 6
 menyelesaikan AMS pada umur yang ke-24 tahun, sementara siswa-siswa lain umumnya menyelesaikan   seorang Meester in de Rechten yang enggan menjadi pegawai pemerintah Hindia Belanda.
 AMS pada rentang umur 19–21 tahun.
               Yamin sempat bekerja sesuai dengan bidangnya, yaitu bekerja sebagai pengacara dan procureur atau
 Walaupun demikian kepindahan ke Yogyakarta tidak saja menguntungkan bagi Yamin karena dapat   ahli hukum perdata pada konsultan hukum swasta Jakarta. Beberapa kliennya perusahaan asing asal
 belajar di sekolah yang sesuai dengan minatnya, tetapi juga menguntungkan bagi perjalanan hidupnya   Jepang. Namun tak lama ia menggeluti profesinya itu. Ia memilih bidang kerja yang mandiri, yaitu
 dalam membina keluarga. Selama menuntut ilmu di AMS ia bertemu dengan Raden Ayu Siti Sundari,   menjadi dosen dan mengajar pada Sekolah Jurnalistik dan Pengetahuan Umum. Perguruan ini didirikan
 wanita kelahiran Semarang (25 Agustus 1905), seorang guru pada Kweekschool di Surakarta, Jawa   oleh usaha Persatuan Djurnalistik Indonesia di Jakarta. Mata pelajaran yang diampunya Kebebasan dan
 Tengah. Siti Sundari merupakan keluarga bangsawan asal Kadilangu, Demak. Pada awalnya keluarga   Pelanggaran Pers. Bidang tulis-menulis dan kewartawanan tidak asing baginya karena sudah digelutinya
 Sundari menentang hubungan itu karena Yamin masih sekolah di AMS, sementara Siti Sundari sudah   dan dipraktikan semasa duduk di bangku AMS.
 bergaji sebagai guru. Namun akhirnya mereka diizinkan menikah dan diselenggarakan pada 14 Juli 1934
 di Jakarta. Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai satu orang putra bernama Dang Rahadian
 Sinayangsih Yamin.  JEJAK DALAM KARYA FIKSI DAN NONFIKSI
 Setelah menyelesaikan pendidikan AMS Yamin menyiapkan diri melanjutkan ke jenjang  pendidikan   Muhammad  Yamin memulai pergulatannya  di dunia  sastra  pada  awal tahun 1920-an. Karya-karya
 lebih tinggi di Leiden, Belanda. Akan tetapi rencana itu terpaksa diurungkan karena ayahnya meninggal   pertamanya  dalam dunia  sastra  Indonesia  ditulis  menggunakan Bahasa  Melayu dalam jurnal  Jong
 dunia. Selain itu ia pun mendapat informasi bahwa yang dapat mendaftarkan diri pada universitas di   Soematra yang merupakan jurnal milik JSB. Karya-karya itu masih terikat oleh bentuk-bentuk bahasa
 negeri kincir angin itu hanya alumnus Hogere Burgerschool (HBS), sekolah sejenis AMS yang khusus   Melayu klasik. Karya Yamin yang dinilai oleh para pemerhati dunia sastra Melayu sebagai awal sastra
 menampung siswa anak keturunan Belanda, Tionghoa, dan elit pribumi. Kualitas AMS pada waktu itu   Melayu modern baru muncul pada tahun 1922. Pada tahun itu Yamin muncul untuk pertama kalinya
 dinilai lebih rendah dibandingkan dengan HBS karena didirikan untuk rakyat biasa dan bukan untuk   sebagai penyair dengan kumpulan puisi yang diberi judul Tanah Air. Tentu saja yang dimaksud tanah air
 kalangan keluarga priyayi. 7  oleh Yamin tiada lain adalah tanah Minangkabau. Kumpulan puisi ini dapat dikatakan sebagai kumpulan
               puisi modern Melayu yang diterbitkan. Dalam puisinya itu ia banyak menggunakan bentuk soneta yang
 Sebenarnya  Yamin mempunyai kesempatan masuk universitas  di Leiden karena  ayahnya  termasuk   “dipinjam” dari literatur Belanda. Sering pula ia melakukan eksperimen bahasa dalam puisi-puisinya.
 keluarga Minang terpandang, namun keluarganya tidak seperti umumnya keluarga terpandang Minang   Selain puisi ia juga menerbitkan drama dan novel sejarah, serta menerjemahkan atau menyadur




 164  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  165
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182