Page 181 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 181

Berpidato di hadapan
 Pemimpin Rakyat
 Makasar
 (Sumber:
 Perpustakaan
 Nasional Republik
 Indonesia)
               Resolusi yang diparaf Sugondo ternyata “Ikrar Pemuda”, yang mencantumkan bahasa persatuan adalah
               Bahasa Indonesia. Judul resolusi pun berubah: tidak lagi “Ikrar Pemuda” melainkan “Sumpah Pemuda”,
               yang secara bulat diterima peserta kongres sebagai keputusan Kongres Pemuda II. Inilah salah satu
               kebesaran jiwa dan jasa Muhammad Yamin. Meskipun Tabrani dituduhnya sebagai tukang ngelamun,
               namun ia dapat menerima argumentasi yang diakuinya memang benar, karena pada dasarnya Indonesia
               sebagai nusa dan Indonesia sebagai bangsa pun asalnya tidak ada. Nama Indonesia sebagai bangsa dan
               tanah air atau nusa baru muncul pada dasawarsa kedua abad ke-20, yang diperkenalkan oleh para
               aktivis pergerakan nasional. 11

               Seperti telah disinggung di atas, setelah berhasil meraih gelar Meester in de Rechten Yamin sempat
               bekerja sesuai dengan ijazah bidang hukum di Jakarta sampai tahun 1942. Pada tahun yang sama ia tercatat
               sebagai anggota Partindo yang didirikan oleh Sartono setelah membubarkan PNI pada bulan April 1931.
               Ada yang berpandapat bahwa pembubaran PNI sebagai strategi untuk menghindari aksi penangkapan
               polisi Belanda terhadap para anggota PNI yang dianggap hendak melakukan pemberontakan. Yamin
               ikut bergabung menjadi anggota Partindo karena menganggap memiliki pandangan yang sama dalam
               taktik nonkoperatif alias tak mau bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda. Akibat politik yang
 Yamin diikutsertakan karena pidatonya menjadi salah satu yang dibicarakan. Yamin pun diberi tugas
 menyusun usul resolusi (konsep perumusan) yang akan dimajukan pada sidang umum kongres sekitar   dianut, aktivitas Partindo mendapat pengawasan ketat dari pemerintah Hindia Belanda. Polisi rajin
 satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Dalam rapat itu Sanusi Pane terlambat datang sehingga rapat   merazia pertemuan-pertemuan Partindo sampai akhirnya pada November 1936 pimpinan Partindo
 hanya diikuti oleh tiga orang, yaitu Yamin, Tabrani, dan Djamaluddin. Adapun konsep yang dihasilkan   terpaksa membubarkan partai itu.
 oleh Yamin sebagai berikut:  Setelah Partindo bubar Yamin bersama Adnan Kapau Gani, Wilopo, Adam Malik, A.K. Gani, dan

 1.  Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.  Amir Sjarifoeddin mendirikan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo). Partai ini dipimpin oleh A.K.
 2.  Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia  Gani. Politik yang ditempuh sama seperti PNI dan Partindo, yaitu politik nonkooperatif. Namun
 3.  Kami poetra dan poetri Indonesia menjoenjoeng bahasa persatoean Bahasa Melajoe.  karena diawasi terus-menerus oleh pemerintah Belanda, akhirnya Gerindo menempuh politik
               yang  sebaliknya,  yaitu  koperatif.  Meskipun  demikian  Gerindo  tetap  tidak  mempunyai  wakil  di
 Terhadap butir satu dan dua Tabrani setuju, namun tidak bisa menerima rumusan butir ketiga. Menurut
 jalan pikirannya, kalau tumpah darah dan bangsa disebut Indonesia maka bahasa persatuannya harus   Volksraad karena selalu dikalahkan oleh partai lain. Hal ini dirasakan kurang menguntungkan bagi
 disebut bahasa Indonesia dan bukan bahasa Melayu.  Yamin yang rupanya juga ingin menjadi anggota Volksraad.  Rupanya Yamin belum kapok bermain
               politik radikal.
 Yamin tersinggung dan naik pitam mendengar perkataan Tabrani. “Tabrani menyetujui seluruh pikiran
 saya, tetapi kenapa menolak usul resolusi saya. Lagi pula yang ada bahasa Melayu, sedang  bahasa   Yamin memutar otak mencari jalan untuk menjadi anggota Volksraad tanpa harus melalui partainya,
 Indonesia tidak ada. Tabrani tukang ngelamun.” Sindiran Yamin dijawab oleh Tabrani, “Alasanmu Yamin   Gerindo. Ia tahu bahwa untuk menjadi anggota Volksraad  harus ada yang mengusulkannya. Para
 betul dan kuat. Maklum lebih paham tentang bahasa daripada saya, namun saya tetap pada pendirian.   pengusul itu antara lain kelompok sosial atau politik yang telah mendapat pengesahan status hukumnya
 Nama bahasa persatuan hendaknya bukan Bahasa Melayu, tapi Bahasa Indonesia. Kalau belum ada   dari pemerintah, dewan kota, dewan kabupaten/afedeling, dan dewan adat. Ia tahu bahwa semua
 harus dilahirkan melalui Kongres Pemuda Indonesia Pertama ini.” Djamaluddin Adinegoro condong   jenis dewan itu terdapat di Sumatera Barat. Oleh karena itu kalau ingin menjadi anggota Volksraad
 kepada pendapat Yamin yang melihat realita waktu itu memang tidak ada Bahasa Indonesia. Kedudukan   tanpa menggunakan jalur partai politik ia harus kembali ke Padang atau Bukittinggi dan masuk menjadi
 itu, jika diibaratkan main sepakbola, pada babak pertama adalah 2–1 untuk Yamin. Setelah Sanusi Pane   anggota salah satu dewan yang ada: Dewan Adat atau Dewan Kota. Namun masalahnya pemerintah
 muncul, kedudukan berubah menjadi 2–2 karena Sanusi Pane sependapat dengan Tabrani.  tidak mengizinkan Yamin kembali ke Padang karena ia sudah dicap sebagai orang merah (kiri atau
               komunis). Label merah antara lain karena sikap nonkoperatifnya serta kedekatan dengan beberapa
 Tabrani selaku Ketua Panitia Kongres kemudian mengambil keputusan menunda pembacaan rumusan   tokoh sosialis-komunis Wikana dan, terutama, Chaerul Saleh.
 hasil kongres, yang untuk sementara waktu diberi judul “Ikrar Pemuda”. Tabrani memberi kesempatan
 kepada Yamin menggodoknya lagi untuk dibawa ke Kongres Pemuda yang akan datang atau Kongres   Yamin tidak kehabisan akal dalam menghadapi kebijakan pemerintah. Ia menggunakan kemampuannya
 Pemuda II. Kepercayaan yang diberikan Tabrani memang tidak disia-siakan oleh Yamin. Pada Kongres   dalam hal tulis-menulis. Ia  rajin  mengirimkan artikelnya  ke beberapa  media  massa  yang  terbit  di
 Pemuda II yang diselenggarakan pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta, Yamin berbisik   Sumatera Barat dan dikenal oleh masyarakat Minang. Akhirnya, yang dicita-citakan pun berhasil. Pada
 kepada Sugondo Djojopuspito, “Ík he been eleganter formulering voor der resolutie” (saya punya rumusan   tahun  1939  ia  terpilih  menjadi anggota  Volksraad.  Pimpinan  Gerindo  marah  kepada  Yamin  karena
 resolusi yang luwes) sambil menyodorkan secarik kertas. Kertas itu pun berpindah tangan. Setelah   menjadi anggota Volksraad bukan sebagai wakil partai itu. Ia diultimatum memilih antara tetap menjadi
 memeriksanya  Sugondo  pun  mengangguk dan  membubuhkan  parafnya, lalu mempersilakan Yamin   anggota Gerindo yang berarti harus berhenti menjadi anggota Volksraad atau tetap menjadi anggota
 memberi penjelasan kepada para peserta kongres sebelum disahkan menjadi keputusan kongres. 10  Volksraad yang berarti keluar dari partai. Ternyata Yamin memilih yang terakhir, yakni tetap menjadi
               anggota Volksraad. Akibatnya ia dikeluarkan dari Gerindo. Yamin tidak peduli; malah ia mendirikan
 Ternyata Sugondo selaku Ketua Panitia Kongres Pemuda II tidak membawa resolusi “Ikrar Pemuda”   partai baru, yakni Partai Persatuan Indonesia (Parpindo). Partai ini tidak pernah menjadi besar karena
 itu ke dalam rapat panitia, melainkan langsung di bawa ke dalam sidang pleno atau sidang umum.   dari segi keanggotaannya juga tidak meyakinkan. Hanya sedikit kaum terpelajar yang ikut bergabung ke




 168  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  169
   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186