Page 186 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 186
Patung Muhammad
Yamin di Museum
Pemuda Jakarta
(Sumber:
Perpustakaan
Nasional Republik
Indonesia)
Jawatan Purbakala Soekmono karena Yamin dianggap tidak mempunyai sumbangan apa-apa dalam
proses pemugaran. Oleh karena itu, setelah Yamin lengser dari jabatan Menteri PP dan K, Soekmono
mendesak agar prasasti itu dibongkar. Akhirnya dengan restu pemerintah, prasasti pun dibongkar.
Terlepas dari peristiwa kontroversi, selama menjadi Menteri PP dan K Yamin juga memberi sumbangsih
besar terhadap pelestarian kebudayaan. Salah satu sumbangannya adalah menjalin kerjasama dengan
Negeri Belanda dan beberapa negara Eropa terkait pengembalian benda-benda bersejarah dan benda-
benda budaya lain yang pada masa lalu dijarah oleh kekuatan kolonialis Belanda dan bangsa Barat.
Dari proyek kerjasama ini terdapat sekitar 1.151 benda bersejarah dan bernilai budaya yang tersimpan
pada beberapa museum Belanda dapat dikembalikan ke Indonesia dan sekitar 31 benda bersejarah
lain dari Jerman, Denmark, dan Belgia. Beberapa tahun kemudian beberapa benda bernilai sejarah
16
juga dapat kembali ke Indonesia, antara lain tengkorak Sangiran, kropak Negara Kretagama, patung asli
Pradnyaparamitha, serta berbagai naskah Melayu, Jawa, dan Madura.
Selain di bidang kebudayaan, Yamin juga melakukan beberapa gebrakan di bidang pendidikan dan
pengajaran. Untuk menanggulangi kurangnya tenaga pengajar Yamin menerbitkan kebijakan tentang
pendirian Perguruan Tinggi Pendidikan Guru. Kelak perguruan ini berubah menjadi Institut Keguruan
Ilmu Pendidikan (IKIP), yang pada era reformasi berubah menjadi universitas, misalnya IKIP Jakarta
berubah menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan IKIP Bandung menjadi Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI). Menurut Sutrisno Kutoyo, institut keguruan ini merupakan karya besar Yamin.
Perguruan tinggi pendidikan guru pertama kali didirikan di Sumatera Barat, tepatnya di Batusangkar,
ibukota Tanah Datar, yang terletak tidak terlalu jauh dari Sawahlunto, kota kelahiran Yamin. Perguruan
ini diresmikan pada tanggal 1 September 1954 oleh Yamin. Pada tahun-tahun awal perkuliahannya
perguruan ini memanfaatkan bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang berada di komplek Benteng
Van Der Capellen di dataran tinggi Jorong Kampung Baru, Nagari Baringin, Tanah Datar. Sebulan
kemudian perguruan tinggi sejenis didirikan pula di Bandung, Jawa Barat, dan kemudian menyusul
di Malang, Jawa Timur. Secara keseluruhan pada masa itu berdiri 18 perguruan tinggi seperti itu di
berbagai kota besar Indonesia.
Kepada setiap pengelola perguruan tinggi tersebut Yamin meminta agar tidak segan mengundang
dosen dari luar negeri untuk mengisi bidang-bidang yang keahliannya sangat diperlukan dan relevan
dengan tujuan pendidikan guru; bahkan Yamin sendiri terjun langsung menjadi salah satu tenaga dosen
luar biasa atau dosen terbang di beberapa perguruan tinggi daerah. Alasannya, pusat-pusat kegiatan
intelektual harus ada pula di daerah dan tidak menumpuk di Jakarta atau di kota-kota besar Jawa saja.
Sebagai Menteri PP dan K ia memberi dukungan kepada para pemuda yang hendak belajar di luar
negeri. Salah satu pemuda yang pada waktu itu ingin belajar ke luar negeri adalah Bacharuddin Jusuf
Habibie. Ketika tahu bahwa Habibie mendapat bea siswa untuk belajar di Jerman, Yamin memberi
masukan agar memilih jurusan konstruksi pesawat terbang. Dalam menyampaikan saran itu Yamin
mengelus-elus kepala Habibie sambil berkata, “Kamu ini harapan bangsa.”; padahal kala itu banyak
teman seangkatan Habibie yang belajar di Jerman memilih jurusan perkapalan. Rupanya di kemudian
hari terungkap saran itu dikuti oleh Habibie.
Yamin juga memberi penghargaan kepada para pelajar yang ikut berjuang mempertahankan
kemerdekaan dalam bentuk bea siswa dan ikatan dinas untuk bekerja pada kantor-kantor pemerintah,
walaupun dalam praktiknya tidak semua pelajar dapat menikmatinya karena anggaran yang relatif
terbatas. Menurut Restu Gunawan, penulis buku Muhammad Yamin dan Cita-cita Persatuan, Yamin juga
menggulirkan gagasan agar perlu diadakan pembebasan uang belajar bagi masyarakat tidak mampu.
Pada bulan Agustus 1955 Yamin harus meletakkan jabatan sebagai Menteri PP dan K karena Kabinet Ali
174 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 175