Page 187 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 187

Patung Muhammad
 Yamin di Museum
 Pemuda Jakarta
 (Sumber:
 Perpustakaan
 Nasional Republik
 Indonesia)
               Jawatan Purbakala Soekmono karena Yamin dianggap tidak mempunyai sumbangan apa-apa dalam
               proses pemugaran. Oleh karena itu, setelah Yamin lengser dari jabatan Menteri PP dan K, Soekmono
               mendesak agar prasasti itu dibongkar. Akhirnya dengan restu pemerintah, prasasti pun dibongkar.

               Terlepas dari peristiwa kontroversi, selama menjadi Menteri PP dan K Yamin juga memberi sumbangsih
               besar terhadap pelestarian kebudayaan. Salah satu sumbangannya adalah menjalin kerjasama dengan
               Negeri Belanda dan beberapa negara Eropa terkait pengembalian benda-benda bersejarah dan benda-
               benda budaya lain yang pada masa lalu dijarah oleh kekuatan kolonialis Belanda dan bangsa Barat.
               Dari proyek kerjasama ini terdapat sekitar 1.151 benda bersejarah dan bernilai budaya yang tersimpan
               pada beberapa museum Belanda dapat dikembalikan ke Indonesia dan sekitar 31 benda bersejarah
               lain dari Jerman, Denmark, dan Belgia.  Beberapa tahun kemudian beberapa benda bernilai sejarah
                                                  16
               juga dapat kembali ke Indonesia, antara lain tengkorak Sangiran, kropak Negara Kretagama, patung asli
               Pradnyaparamitha, serta berbagai naskah Melayu, Jawa, dan Madura.
               Selain di bidang kebudayaan, Yamin juga melakukan beberapa gebrakan di bidang pendidikan dan
               pengajaran. Untuk menanggulangi kurangnya tenaga pengajar Yamin menerbitkan kebijakan tentang
               pendirian Perguruan Tinggi Pendidikan Guru. Kelak perguruan ini berubah menjadi Institut Keguruan
               Ilmu Pendidikan (IKIP), yang pada era reformasi berubah menjadi universitas, misalnya IKIP Jakarta
               berubah menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan IKIP Bandung menjadi Universitas Pendidikan
               Indonesia (UPI). Menurut Sutrisno Kutoyo, institut keguruan ini merupakan karya besar Yamin.

               Perguruan tinggi pendidikan guru pertama kali didirikan di Sumatera Barat, tepatnya di Batusangkar,
               ibukota Tanah Datar, yang terletak tidak terlalu jauh dari Sawahlunto, kota kelahiran Yamin. Perguruan
               ini diresmikan pada tanggal 1 September 1954 oleh Yamin. Pada tahun-tahun awal perkuliahannya
               perguruan ini memanfaatkan bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang berada di komplek Benteng
               Van Der Capellen di dataran tinggi Jorong Kampung Baru, Nagari Baringin, Tanah Datar. Sebulan
               kemudian  perguruan  tinggi sejenis  didirikan  pula  di Bandung,  Jawa  Barat, dan  kemudian  menyusul
               di Malang, Jawa Timur. Secara keseluruhan pada masa itu berdiri 18 perguruan tinggi seperti itu di
               berbagai kota besar Indonesia.

               Kepada  setiap pengelola  perguruan tinggi tersebut Yamin meminta  agar tidak segan mengundang
               dosen dari luar negeri untuk mengisi bidang-bidang yang keahliannya sangat diperlukan dan relevan
               dengan tujuan pendidikan guru; bahkan Yamin sendiri terjun langsung menjadi salah satu tenaga dosen
               luar biasa atau dosen terbang di beberapa perguruan tinggi daerah. Alasannya, pusat-pusat kegiatan
               intelektual harus ada pula di daerah dan tidak menumpuk di Jakarta atau di kota-kota besar Jawa saja.

               Sebagai Menteri PP dan K ia memberi dukungan kepada para pemuda yang hendak belajar di luar
               negeri. Salah satu pemuda yang pada waktu itu ingin belajar ke luar negeri adalah Bacharuddin Jusuf
               Habibie. Ketika tahu bahwa Habibie mendapat bea siswa untuk belajar di Jerman, Yamin memberi
               masukan agar memilih jurusan konstruksi pesawat terbang. Dalam menyampaikan saran itu Yamin
               mengelus-elus kepala Habibie sambil berkata, “Kamu ini harapan bangsa.”; padahal kala itu banyak
               teman seangkatan Habibie yang belajar di Jerman memilih jurusan perkapalan. Rupanya di kemudian
               hari terungkap saran itu dikuti oleh Habibie.

               Yamin  juga  memberi penghargaan  kepada  para  pelajar  yang  ikut  berjuang  mempertahankan
               kemerdekaan dalam bentuk bea siswa dan ikatan dinas untuk bekerja pada kantor-kantor pemerintah,
               walaupun dalam praktiknya tidak semua pelajar dapat menikmatinya karena anggaran yang relatif
               terbatas. Menurut Restu Gunawan, penulis buku Muhammad Yamin dan Cita-cita Persatuan, Yamin juga
               menggulirkan gagasan agar perlu diadakan pembebasan uang belajar bagi masyarakat tidak mampu.

               Pada bulan Agustus 1955 Yamin harus meletakkan jabatan sebagai Menteri PP dan K karena Kabinet Ali




 174  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  175
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192