Page 184 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 184

Menteri P.Pk dan K,                                                                                                                                                                                                                   Menteri P.Pk dan K,
                          Muhammad Yamin,                                                                                                                                                                                                                       Muhammad Yamin,
                          memberi sambutan                                                                                                                                                                                                                      memberi sambutan
                          dalam Peringatan 100                                                                                                                                                                                                                  dalam Peringatan 100
                          wafatnya Pangeran                                                                                                                                                                                                                     wafatnya Pangeran
                          Diponegoro di Istana                                                                                                                                                                                                                  Diponegoro di Istana
                          Negara 8 Januari                                                                                                                                                                                                                      Negara 8 Januari
                          1955. Tampak hadir                                                                                                                                                                                                                    1955. Tampak hadir
                          antara lain Presiden                                                                                                                                                                                                                  antara lain Presiden
                          Sukarno                                                                                                                                                                                                                               Sukarno
                          (Sumber:                                                                                                                                                                                                                              (Sumber:
                          Perpustakaan                                                                                                                                                                                                                          Perpustakaan
                          Nasional Republik                                                                                                                                                                                                                     Nasional Republik
                          Indonesia)                                                                                                                                                                                                                            Indonesia)



















                                           JEJAK DALAM JABATAN PEMERINTAH/NEGARA

                                           1. Menteri Kehakiman

                                           Sesudah KMB, Yamin diangkat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), namun tidak terlalu
                                           lama  karena  pada  27  April 1951  ia  diangkat  menjadi Menteri Kehakiman  dalam  Kabinet  Sukiman-
                                           Suwiryo. Sebagai pejabat kehakiman lagi-lagi ia membuat blunder. Kedekatannya dengan Chaerul Saleh
                                           mendorong ia membuat keputusan membebaskan para tahanan politik eksponen Laskar Bambu Runcing
                                           dan Gerakan Rakyat Revolusioner (GRR), yang salah satu eksponennya adalah Chairul Saleh. Kedua
                                           organisasi ini pada perang kemerdekaan dikenal penganut garis keras yang 100% Indonesia merdeka
                                           dan berkiblat pada Tan Malaka. Konsekuensi dari tindakan itu Yamin mendapat kecaman keras dari
                                           berbagai kalangan sipil, oposisi, serta media massa yang tidak sehaluan dengan garis politik Tan Malaka-
                                           Murba. Rasa setiakawan Yamin pada Chairul Saleh rupanya lebih penting ketimbang jabatan. Ketika
                                           kabinet Sukiman-Suwiryo dilanda krisis akibat keputusan Yamin, maka Yamin pun merasa lebih baik
                                           mengundurkan diri daripada mengorbankan setiakawannya dengan Chairul Saleh. Pada 14 Juni 1951
                                           ia mengundurkan diri dari Menteri Kehakiman. Untuk sementara Menteri Kehakiman dirangkap oleh
                                           Menteri Negara Urusan Umum A. Pellaupessy.

                                           2. Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan

                                           Pada bulan Juli 1953 Muhammad Yamin kembali menjadi seorang menteri, yakni Menteri Pendidikan,
                                           Pengajaran dan Kebudayaan pada Kabinet Ali Sastroamidjojo I. Kabinet Ali terbentuk berdasarkan
                                           Keputusan Presiden RI Nomor 132 Tahun 1953 tertanggal 30 Juli 1953. Yamin diangkat menjadi menteri
                                           sebagai tokoh nonpartai, walaupun banyak yang menilai dia tetap tokoh aliran kiri.


                                           Seperti telah disinggung sebelumnya, Yamin mempunyai perhatian dan kecintaan yang besar terhadap
                                           kebudayaan Jawa. Kecintaannya itu tercermin antara lain dari beberapa karyanya, seperti Kalau Dewa
                                           Tara Sudah Berkata (1932), Ken Arok dan Ken Dedes (1934), Sedjarah Peperangan Dipanegara (1945),
                                           dan Gadjah Mada (1945). Karena kecintaan itu pula ia belajar bahasa Sansakerta dan huruf Palawa
                                           agar mampu pula membaca sumber data seperti prasasti yang bertuliskan huruf Palawa dan bahasa
                                           Sansakerta. Meskipun demikian, bagi beberapa pihak, kecintaan itu tidak sejajar dengan partisifasi atau
                                           sumbangan langsung terhadap satu proses pemeliharaan kebudayaan. Hal ini antara lain tercermin
                                           dalam peristiwa pembuatan prasasti tanda  selesainya  restorasi candi utama  Prambanan. Dalam
                                           prasasti itu tercantum kalimat: “Proses pemugaran di bawah pimpinan Yang Terhomat Menteri PP
                                           dan K Muhammad Yamin”. Pencantuman nama Yamin dalam prasasti itu ditentang keras oleh Kepala




                             172  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  173
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189