Page 254 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 254

Artati Marzuki Sudirdjo





                                                                                                                                                                  DINAMIKA KEHIDUPAN

                                                                                                                                                                  Ny. Artati Marzuki-Sudirdjo  (Ny. Artati)  merupakan  perempuan  pertama  dan  satu-satunya  dalam
                                                                                                                                                                  sejarah pemerintahan Republik Indonesia (RI) sampai saat ini yang menjadi Menteri Pendidikan Dasar
                                                                                                                                                                  dan Kebudayaan (P dan K). Sebelum menjabat sebagai menteri ia mengawali karier di berbagai instansi
                                                                                                                                                                  pemerintahan, yang sebagian besar berhubungan dengan hukum sesuai dengan pendidikannya.

                                                                                                                                                                  Ny. Artati merupakan perempuan yang cerdas dan menguasai banyak bahasa asing secara aktif, di
                                                                                                                                                                  antaranya bahasa-bahasa Inggris, Belanda, Perancis, dan Italia. Bahasa lain yang dikuasai secara pasif
                                                                                                                                                                  adalah bahasa Jerman dan bahasa Jepang. Ia juga memiliki andil besar atas terjalinnya hubungan RI
                                                                                                                                                                  dengan  negara-negara  lain. Atas  jasa-jasanya  tersebut ia  mendapat  banyak penghargaan, baik  dari
                                                                                                                                                                  dalam negeri maupun dari luar negeri, di antaranya Italia, Belanda, dan Belgia. 1

                                                                                                                                                                  Ny. Artati lahir di Bringin, Salatiga, tanggal 15 Juni 1921, lulus Faculteit der Rechtsgeleerdheid ‘Fakultas
                                                                                                                                                                  Hukum’, Jakarta, pada tanggal 9 Agustus 1941.  Ia menikah dengan J. Marzuki, sehingga dari suaminyalah
                                                                                                                                                                                                          2
                                                                                                                                                                  ia mendapat nama Marzuki. Dari pernikahan tersebut ia dikaruniai dua orang anak.


                                                                                                                                                                  KARIER DAN KARYA
                             Masa Jabatan                                                                                                                         Ny. Artati memulai karier di pemerintahan sejak tahun 1942 dengan bekerja sebagai penerjemah di Kantor
                             27 Agustus 1964 - 21 Februari 1966                                                                                                   Gubernur Jawa Barat di Bandung. Tahun berikutnya ia pindah ke Jakarta dan bekerja sebagai Buitengewoon

                                                                                                                                                                  Substituut Griffier (BS Griffier) atau Panitera Kantor Pengadilan Kepolisian. Pada bulan Februari 1944 ia
                                                                                                                                                                  pindah ke kantor Pusat Kehakiman sebagai pegawai pada Bagian Urusan Umum. Di sini ia bekerja sekitar
                                                                                                                                                                  tujuh bulan sebelum kembali ke Bandung pada bulan November 1944 untuk bekerja sebagai panitera di
                                                                                                                                                                  kantor Pengadilan Negeri Bandung dan Sumedang sampai bulan Oktober 1946.

                                                                                                                                                                  Ny. Artati kemudian menjadi diplomat. Karier di bidang diplomasi bermula dari pekerjaannya sebagai
                                                                                                                                                                  pegawai pada Bagian Politik dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI. Sampai bulan Desember tahun
                                                                                                                                                                  1949 ia ditempatkan di Kementerian Luar Negeri RI yang berkantor di Yogyakarta dan pada awal tahun
                                                                                                                                                                  1950 dipindahkan ke Sekretariat Jenderal Kementerian Luar Negeri di Jakarta.

                                                                                                                                                                  Pada bulan April tahun 1950 Ny. Artati mengawali karier sebagai seorang diplomat yang ditugaskan
                                                                                                                                                                  sebagai Kepala Bagian Sosial, Humaniter, dan Kebudayaan pada Perwakilan Tetap Republik Indonesia
                                                                                                                                                                  di markas besar PBB, New York, Amerika Serikat. Tahun 1955 ia menjadi anggota delegasi dalam
                                                                                                                                                                  Konferensi Asia Afrika di Bandung pada bagian sekretariat. 3

                                                                                                                                                                  Semasa menjalani karier sebagai diplomat Ny. Artati sangat aktif mengikuti berbagai seminar, konferensi,
                                                                                                                                                                  serta rapat internasional. Pada tahun 1950 ia diangkat sebagai Penasihat Delegasi Indonesia pada
                                                                                                                                                                  Konferensi Bantuan Teknik di New York dan pada tahun 1950-1952 menjadi wakil Indonesia dalam
                                                                                                                                                                  penyusunan buku tahunan PBB tentang hak asasi manusia (HAM). Ia aktif menghadiri General Assembly
                                                                                                                                                                  (Sidang Umum/SU) PBB sebagai anggota delegasi RI sejak SU ke-5 tahun 1950 hingga sidang ke-9 tahun
                                                                                                                                                                       4
                                                                                                                                                                  1952.  Di samping itu ia juga hadir dalam sidang-sidang umum ke-11 tahun 1956, ke-22, 24, 25, serta ke-28,
                                                                                                                                                                  dan sidang-sidang selanjutnya yang diadakan setiap tahun.  Tahun 1951 hingga 1952 dan tahun 1957 ia
                                                                                                                                                                                                                     5
                                                                                                                                                                  menjadi anggota Badan Eksekutif Dana Bantuan Darurat PBB untuk Anak-anak (UNICEF). Tahun 1953
                                                                                                                                                                  hingga 1954 ia bertugas sebagai anggota Komite Permasalahan Kependudukan PBB. Tahun 1953 ia hadir
                                                                                                                                                                  sebagai Peninjau pada Konferensi PBB tentang Pembatasan Produksi Candu di New York. Tahun 1955 ia
                                                                                                                                                                  diangkat menjadi Penasihat Delegasi RI ke Sidang Komisi PBB untuk Asia Jauh (ECAFE) di Tokyo.




                             242  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  243
   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259