Page 255 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 255

Artati Marzuki Sudirdjo





               DINAMIKA KEHIDUPAN

               Ny. Artati Marzuki-Sudirdjo  (Ny. Artati)  merupakan  perempuan  pertama  dan  satu-satunya  dalam
               sejarah pemerintahan Republik Indonesia (RI) sampai saat ini yang menjadi Menteri Pendidikan Dasar
               dan Kebudayaan (P dan K). Sebelum menjabat sebagai menteri ia mengawali karier di berbagai instansi
               pemerintahan, yang sebagian besar berhubungan dengan hukum sesuai dengan pendidikannya.

               Ny. Artati merupakan perempuan yang cerdas dan menguasai banyak bahasa asing secara aktif, di
               antaranya bahasa-bahasa Inggris, Belanda, Perancis, dan Italia. Bahasa lain yang dikuasai secara pasif
               adalah bahasa Jerman dan bahasa Jepang. Ia juga memiliki andil besar atas terjalinnya hubungan RI
               dengan  negara-negara  lain. Atas  jasa-jasanya  tersebut ia  mendapat  banyak penghargaan, baik  dari
               dalam negeri maupun dari luar negeri, di antaranya Italia, Belanda, dan Belgia. 1

               Ny. Artati lahir di Bringin, Salatiga, tanggal 15 Juni 1921, lulus Faculteit der Rechtsgeleerdheid ‘Fakultas
               Hukum’, Jakarta, pada tanggal 9 Agustus 1941.  Ia menikah dengan J. Marzuki, sehingga dari suaminyalah
                                                        2
               ia mendapat nama Marzuki. Dari pernikahan tersebut ia dikaruniai dua orang anak.


               KARIER DAN KARYA
 Masa Jabatan  Ny. Artati memulai karier di pemerintahan sejak tahun 1942 dengan bekerja sebagai penerjemah di Kantor
 27 Agustus 1964 - 21 Februari 1966  Gubernur Jawa Barat di Bandung. Tahun berikutnya ia pindah ke Jakarta dan bekerja sebagai Buitengewoon

               Substituut Griffier (BS Griffier) atau Panitera Kantor Pengadilan Kepolisian. Pada bulan Februari 1944 ia
               pindah ke kantor Pusat Kehakiman sebagai pegawai pada Bagian Urusan Umum. Di sini ia bekerja sekitar
               tujuh bulan sebelum kembali ke Bandung pada bulan November 1944 untuk bekerja sebagai panitera di
               kantor Pengadilan Negeri Bandung dan Sumedang sampai bulan Oktober 1946.

               Ny. Artati kemudian menjadi diplomat. Karier di bidang diplomasi bermula dari pekerjaannya sebagai
               pegawai pada Bagian Politik dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI. Sampai bulan Desember tahun
               1949 ia ditempatkan di Kementerian Luar Negeri RI yang berkantor di Yogyakarta dan pada awal tahun
               1950 dipindahkan ke Sekretariat Jenderal Kementerian Luar Negeri di Jakarta.

               Pada bulan April tahun 1950 Ny. Artati mengawali karier sebagai seorang diplomat yang ditugaskan
               sebagai Kepala Bagian Sosial, Humaniter, dan Kebudayaan pada Perwakilan Tetap Republik Indonesia
               di markas besar PBB, New York, Amerika Serikat. Tahun 1955 ia menjadi anggota delegasi dalam
               Konferensi Asia Afrika di Bandung pada bagian sekretariat. 3

               Semasa menjalani karier sebagai diplomat Ny. Artati sangat aktif mengikuti berbagai seminar, konferensi,
               serta rapat internasional. Pada tahun 1950 ia diangkat sebagai Penasihat Delegasi Indonesia pada
               Konferensi Bantuan Teknik di New York dan pada tahun 1950-1952 menjadi wakil Indonesia dalam
               penyusunan buku tahunan PBB tentang hak asasi manusia (HAM). Ia aktif menghadiri General Assembly
               (Sidang Umum/SU) PBB sebagai anggota delegasi RI sejak SU ke-5 tahun 1950 hingga sidang ke-9 tahun
                    4
               1952.  Di samping itu ia juga hadir dalam sidang-sidang umum ke-11 tahun 1956, ke-22, 24, 25, serta ke-28,
               dan sidang-sidang selanjutnya yang diadakan setiap tahun.  Tahun 1951 hingga 1952 dan tahun 1957 ia
                                                                  5
               menjadi anggota Badan Eksekutif Dana Bantuan Darurat PBB untuk Anak-anak (UNICEF). Tahun 1953
               hingga 1954 ia bertugas sebagai anggota Komite Permasalahan Kependudukan PBB. Tahun 1953 ia hadir
               sebagai Peninjau pada Konferensi PBB tentang Pembatasan Produksi Candu di New York. Tahun 1955 ia
               diangkat menjadi Penasihat Delegasi RI ke Sidang Komisi PBB untuk Asia Jauh (ECAFE) di Tokyo.




 242  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  243
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260