Page 262 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 262
Meski sudah menjabat sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan kesibukan menjadi delegasi Dalam mendukung Indonesia menjadi negara yang kuat secara kelautan Ny. Artati menetapkan buku
rupanya masih mengikuti Ny. Artati. Pada bulan Agustus 1965 ia bersama tujuh orang lain diutus Sang Saka Melanglang Djagad sebagai buku bacaan untuk SLTP/SLTA. Ia bersama Presiden Soekarno,
oleh Presiden Soekarno mengunjungi Republik Rakyat Demokrasi Korea selama dua minggu untuk Menko Roeslan Abdulgani, Menhankam/Pangab Jenderal A.H. Nasution, KASAL Laksamana R.E.
17
mempelajari pengintegrasian gerakan Pramuka dalam pendidikan. Satu bulan kemudian ia dan Ketua Martadinata, Kepala Puspenal Kolonel Laut R.M. Ambardy, dan Komandan KRI Dewa Ruci Letkol Laut
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jenderal Hamengku Buwono IX mengeluarkan keputusan bersama H. Sumantri memberi kata sambutan dalam buku tersebut. 27
yang ditujukan kepada para pimpinan sekolah, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga lanjutan atas,
agar menganjurkan siswanya masuk menjadi anggota Pramuka. 18 Presiden Soekarno melakukan reshuffle Kabinet Dwikora pada tahun 1966. Ny. Artati termasuk ke
dalam jajaran menteri yang diberhentikan dari kabinet yang disempurnakan itu. Pencopotan beberapa
Pada bulan Oktober tahun 1965, datang undangan dari Uni Soviet, Hungaria, dan Republik Demokrasi menteri, termasuk Ny. Artati, menyulut amarah beberapa kalangan. Soe Hok Gie menyebut bahwa
Jerman. Ny. Artati, sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, kembali dikirim oleh Presiden Ny. Artati orang yang anti-gestapu, sehingga pencopotannya merupakan indikator semakin dekatnya
28
Soekarno guna mempelajari sistem pendidikan dan kebudayaan di negara-negara tersebut. Saat itu Presiden Soekarno dengan paham komunis; bahkan seakan menjadi katalis kekecewaan rakyat
hubungan Indonesia dengan negara-negara komunis sedang sangat dekat. Kunjungan tersebut memakan pengganti Ny. Artati, Sumardjo, didukung penuh oleh golongan kiri.
waktu cukup lama, hampir sebulan lamanya, meliputi 14 hari di Uni Soviet, tujuh hari di Hungaria, dan Setelah selesai menjabat sebagai menteri, Ny. Artati tidak berhenti berkarier di pemerintahan. Ia
tujuh hari di Republik Demokrasi Jerman. 19
berbakti kepada negara dalam bidang yang dicintainya: diplomasi internasional. Rasa cinta tanah air dan
Salah satu tugas sebagai seorang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan—selain mengurusi cinta pada kebudayaan bangsa membuat ia tetap berkecimpung dalam pelestarian budaya di Indonesia,
pendidikan nasional—menjadi ujung tombak hubungan kebudayaan Indonesia dengan negara walaupun sudah tidak lagi menjabat sebagai menteri. Pada tahun 1968 ia terpilih sebagai Wakil Ketua I
lain. Oleh karena itu apabila ada utusan kebudayaan dari negara lain menjadi tugas Ny. Artati Panitia Nasional Perbaikan Candi Borobudur. Ia juga merupakan salah satu tokoh di balik penggalangan
29
mendampingi presiden menerima kunjungan utusan kebudayaan bersangkutan. Pada beberapa dana untuk perbaikan Candi Borobudur. Kariernya terakhirnya dalam pemerintahan adalah sebagai
kesempatan, apabila presiden berhalangan hadir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaanlah yang Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Swiss dan Austria.
bertugas menerima utusan-utusan tersebut.
Selain mendukung dan menganjurkan Gerakan Pramuka, Ny. Artati juga mendukung penuh pendirian PENUTUP
organisasi persatuan pelajar di Indonesia. Oleh karena itu ia mengesahkan berdirinya Persatuan Ny. Artati seorang perempuan yang cerdas dan berani. Ia mampu beradaptasi dengan keadaan dan
Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI) dan Korps Peladjar Serba Guna (KODJARSENA). 20
pekerjaan yang berganti-ganti. Ia juga mampu bertahan di antara tekanan perebutan ideologis antara
Ny. Artati seorang yang memiliki kemampuan beradaptasi luar biasa, terbukti ia menjadi seorang golongan kiri dan kanan. Sebagai seorang profesional yang dianggap anti-gestapu dan anti-komunis ia
pengambil keputusan yang tepat. Dalam salah satu pidatonya ia berpesan bahwa seluruh rakyat Indonesia, mampu bekerja di bawah Menteri Koordinator Prijono yang seorang komunis dan mampu menjalankan
baik buruh, tani, karyawan, maupun pemuda-pelajar, harus benar-benar bersatu untuk mencapai tujuan tugas-tugasnya sebagai menteri dengan baik. Walaupun pada akhirnya ia diberhentikan akibat pergulatan
21
revolusi Indonesia. Ny. Artati juga merupakan seorang yang sadar pentingnya arti sejarah bangsa bagi ideologis dalam pemerintahan, namun baktinya sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan
pembentukan karakter. Hampir dalam setiap pidato dan ceramah ia selalu mengawalinya dengan berbicara tetap membentuk sejarah bangsa ini. Ia terus berkarya dan mewujudkan rasa cintanya pada budaya
22
tentang sejarah bangsa. Ia seorang pancasilais dan anti-kolonial tulen. Oleh karena itu ia menyalahkan bangsa. Ia merupakan inspirasi tiada henti bagi anak bangsa, terutama bagi kaum perempuan. Ia seorang
sistem pendidikan kolonial yang membuat rakyat Indonesia susah menjadi progresif dan revolusioner. 23 menteri, diplomat, budayawan, dan negosiator ulung, sekaligus seorang ibu dan istri. Keberadaan
Ny. Artati dalam sejarah jabatan Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan merupakan contoh nyata
Ny. Artati seorang humanitarian dan sosialis. Ia percaya bahwa pendidikan merupakan hak semua bahwa Indonesia merupakan negara egaliter yang memberikan kesempatan sama bagi semua rakyatnya
anak tanpa membedakan faktor sosial dan ekonomi orang tua anak. Pada prinsipnya pendidikan dasar yang bekerja keras, bertanggung jawab, dan memiliki watak profesional.
haruslah bebas dari biaya apa pun dan baru pada pendidikan lanjutan boleh dipungut biaya sesuai
kemampuan orang tua anak. Pendidikan haruslah bertujuan pada terbentuknya tenaga-tenaga yang
dapat memberikan sumbangan untuk terciptanya masyarakat Indonesia yang sosialis. 25
Dalam suasana yang penuh semangat revolusi, Ny. Artati berpendapat bahwa untuk menunjang
revolusi dan demokrasi terpimpin perlu dilakukan pembenahan di bidang pendidikan. Yang pertama
perlu dilakukan adalah pembangunan mental dengan cara mengharuskan pembelajaran lagu-lagu wajib.
Ia percaya bahwa lagu-lagu wajib mampu memupuk rasa cinta tanah air dan jiwa revolusi. Sejalan
dengan jiwa Kabinet Dwikora, yaitu pembenahan sandang pangan, ia menyarankan “usaha halaman”
pada tiap-tiap sekolah, yang dapat membangkitkan kesadaran anak didik dalam menghargai pekerjaan
tangan dan keterampilan. Ia menyalahkan sistem pendidikan kolonial yang membuat anak didik tidak
terampil dan tidak “hidup tangannya” sehingga menghambat kemajuan pendidikan teknik dan kejuruan.
Ia juga sangat menyarankan menabung dan membangun koperasi. Dalam pandangan Ny. Artati, guru
merupakan faktor utama dalam pendidikan anak. Guru merupakan patriot, sebab guru berdiri di garis
depan melawan penjajahan pendidikan dan melawan kebodohan. 26
250 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 251