Page 263 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 263

Meski sudah menjabat sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan kesibukan menjadi delegasi   Dalam mendukung Indonesia menjadi negara yang kuat secara kelautan Ny. Artati menetapkan buku
 rupanya masih mengikuti Ny. Artati. Pada bulan Agustus 1965 ia bersama tujuh orang lain diutus   Sang Saka Melanglang Djagad sebagai buku bacaan untuk SLTP/SLTA. Ia bersama Presiden Soekarno,
 oleh Presiden Soekarno mengunjungi Republik Rakyat Demokrasi Korea selama dua minggu untuk   Menko Roeslan Abdulgani, Menhankam/Pangab Jenderal A.H. Nasution, KASAL Laksamana R.E.
 17
 mempelajari pengintegrasian gerakan Pramuka dalam pendidikan.  Satu bulan kemudian ia dan Ketua   Martadinata, Kepala Puspenal Kolonel Laut R.M. Ambardy, dan Komandan KRI Dewa Ruci Letkol Laut
 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jenderal Hamengku Buwono IX mengeluarkan keputusan bersama   H. Sumantri memberi kata sambutan dalam buku tersebut. 27
 yang ditujukan kepada para pimpinan sekolah, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga lanjutan atas,
 agar menganjurkan siswanya masuk menjadi anggota Pramuka. 18  Presiden Soekarno melakukan reshuffle Kabinet Dwikora pada tahun 1966. Ny. Artati termasuk ke
               dalam jajaran menteri yang diberhentikan dari kabinet yang disempurnakan itu. Pencopotan beberapa
 Pada bulan Oktober tahun 1965, datang undangan dari Uni Soviet, Hungaria, dan Republik Demokrasi   menteri, termasuk Ny. Artati, menyulut amarah beberapa kalangan. Soe Hok Gie menyebut bahwa
 Jerman. Ny. Artati, sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, kembali dikirim oleh Presiden   Ny. Artati orang yang anti-gestapu, sehingga pencopotannya merupakan indikator semakin dekatnya
                                                        28
 Soekarno guna mempelajari sistem pendidikan dan kebudayaan di negara-negara tersebut. Saat itu   Presiden Soekarno  dengan paham komunis;  bahkan seakan menjadi katalis kekecewaan rakyat
 hubungan Indonesia dengan negara-negara komunis sedang sangat dekat. Kunjungan tersebut memakan   pengganti Ny. Artati, Sumardjo, didukung penuh oleh golongan kiri.
 waktu cukup lama, hampir sebulan lamanya, meliputi 14 hari di Uni Soviet, tujuh hari di Hungaria, dan   Setelah selesai menjabat sebagai menteri, Ny. Artati tidak berhenti berkarier di pemerintahan. Ia
 tujuh hari di Republik Demokrasi Jerman. 19
               berbakti kepada negara dalam bidang yang dicintainya: diplomasi internasional. Rasa cinta tanah air dan
 Salah satu tugas sebagai seorang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan—selain mengurusi   cinta pada kebudayaan bangsa membuat ia tetap berkecimpung dalam pelestarian budaya di Indonesia,
 pendidikan  nasional—menjadi  ujung  tombak  hubungan  kebudayaan  Indonesia  dengan  negara   walaupun sudah tidak lagi menjabat sebagai menteri. Pada tahun 1968 ia terpilih sebagai Wakil Ketua I
 lain. Oleh karena itu apabila ada utusan kebudayaan dari negara lain menjadi tugas Ny. Artati   Panitia Nasional Perbaikan Candi Borobudur. Ia juga merupakan salah satu tokoh di balik penggalangan
                                                    29
 mendampingi presiden menerima kunjungan utusan kebudayaan bersangkutan. Pada beberapa   dana untuk perbaikan Candi Borobudur.  Kariernya terakhirnya dalam pemerintahan adalah sebagai
 kesempatan, apabila presiden berhalangan hadir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaanlah yang   Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Swiss dan Austria.
 bertugas menerima utusan-utusan tersebut.
 Selain mendukung dan menganjurkan Gerakan Pramuka, Ny. Artati juga mendukung penuh pendirian   PENUTUP
 organisasi persatuan  pelajar  di Indonesia. Oleh  karena  itu  ia  mengesahkan  berdirinya  Persatuan   Ny. Artati seorang perempuan yang cerdas dan berani. Ia mampu beradaptasi dengan keadaan dan
 Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI) dan Korps Peladjar Serba Guna (KODJARSENA). 20
               pekerjaan yang berganti-ganti. Ia juga mampu bertahan di antara tekanan perebutan ideologis antara
 Ny. Artati seorang yang memiliki  kemampuan beradaptasi luar biasa, terbukti ia menjadi seorang   golongan kiri dan kanan. Sebagai seorang profesional yang dianggap anti-gestapu dan anti-komunis ia
 pengambil keputusan yang tepat. Dalam salah satu pidatonya ia berpesan bahwa seluruh rakyat Indonesia,   mampu bekerja di bawah Menteri Koordinator Prijono yang seorang komunis dan mampu menjalankan
 baik buruh, tani, karyawan, maupun pemuda-pelajar, harus benar-benar bersatu untuk mencapai tujuan   tugas-tugasnya sebagai menteri dengan baik. Walaupun pada akhirnya ia diberhentikan akibat pergulatan
 21
 revolusi Indonesia.  Ny. Artati juga merupakan seorang yang sadar pentingnya arti sejarah bangsa bagi   ideologis dalam pemerintahan, namun baktinya sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan
 pembentukan karakter. Hampir dalam setiap pidato dan ceramah ia selalu mengawalinya dengan berbicara   tetap membentuk sejarah bangsa ini. Ia terus berkarya dan mewujudkan rasa cintanya pada budaya
 22
 tentang sejarah bangsa.  Ia seorang pancasilais dan anti-kolonial tulen. Oleh karena itu ia menyalahkan   bangsa. Ia merupakan inspirasi tiada henti bagi anak bangsa, terutama bagi kaum perempuan. Ia seorang
 sistem pendidikan kolonial yang membuat rakyat Indonesia susah menjadi progresif dan revolusioner. 23  menteri, diplomat, budayawan, dan  negosiator  ulung, sekaligus  seorang  ibu  dan  istri. Keberadaan
               Ny. Artati dalam sejarah jabatan Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan merupakan contoh nyata
 Ny. Artati seorang humanitarian dan sosialis. Ia percaya bahwa pendidikan merupakan hak semua   bahwa Indonesia merupakan negara egaliter yang memberikan kesempatan sama bagi semua rakyatnya
 anak tanpa membedakan faktor sosial dan ekonomi orang tua anak. Pada prinsipnya pendidikan dasar   yang bekerja keras, bertanggung jawab, dan memiliki watak profesional.
 haruslah bebas dari biaya apa pun dan baru pada pendidikan lanjutan boleh dipungut biaya sesuai
 kemampuan orang tua anak. Pendidikan haruslah bertujuan pada terbentuknya tenaga-tenaga yang
 dapat memberikan sumbangan untuk terciptanya masyarakat Indonesia yang sosialis. 25

 Dalam suasana yang penuh semangat revolusi, Ny. Artati berpendapat bahwa untuk menunjang
 revolusi dan demokrasi terpimpin perlu dilakukan pembenahan di bidang pendidikan. Yang pertama
 perlu dilakukan adalah pembangunan mental dengan cara mengharuskan pembelajaran lagu-lagu wajib.
 Ia percaya bahwa lagu-lagu wajib mampu memupuk rasa cinta tanah air dan jiwa revolusi. Sejalan
 dengan jiwa Kabinet Dwikora, yaitu pembenahan sandang pangan, ia menyarankan “usaha halaman”
 pada tiap-tiap sekolah, yang dapat membangkitkan kesadaran anak didik dalam menghargai pekerjaan
 tangan dan keterampilan. Ia menyalahkan sistem pendidikan kolonial yang membuat anak didik tidak
 terampil dan tidak “hidup tangannya” sehingga menghambat kemajuan pendidikan teknik dan kejuruan.
 Ia juga sangat menyarankan menabung dan membangun koperasi. Dalam pandangan Ny. Artati, guru
 merupakan faktor utama dalam pendidikan anak. Guru merupakan patriot, sebab guru berdiri di garis
 depan melawan penjajahan pendidikan dan melawan kebodohan. 26




 250  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  251
   258   259   260   261   262   263   264   265   266   267   268