Page 25 - E-Modul Telaah Kurikulum
P. 25
Model Tyler dalam pendekata sistem dan teknik-saintifik yang percaya
npada efiseiensi dan efektifitasn dari sistem. Dengan demikian, dunia dapat
dikatakan sebagai hal yang menyerupai sebuah mesin yang dapat digambar,
dibuat, dan diamati.
Pendekatan Tyler telah dimodifikasi oleh banyak pihak, terutama Taba yang
menyempurnakan empat langkah pengembangan Tyler menjadi tujuh langkah
pengembangan yang meliputi:
1. Diagnosis kebutuhan,
2. Merumuskan tujuan,
3. Merinci konten,
4. Mengorganisasi konten,
5. Seleksi pengalaman belajar,
6. Mengorganisasi pengalaman belajar serta
7. Penilaian dan cara penilaian.
Modifikasi Taba terhadap Tyler terutama penekanan yang memusatkan
perhatian pada guru. Teori Taba mempercayai peran guru sebagai pengembang
utama kurikulum. Pada model Tyler, guru dpat merupakan objek penerima dan
pelaksana dari kurikulum. Sedangkan pada model Taba, guru merupakan subjek
aktif yang terlibat penuh dalam pengembangan kurikulum.
Terhadap penyempurnaan model Tyler, hunkins menambahkan
pentingnya konseptualisasi serta legalisasi yang melibatkan alam dan nilai.
Hunkins mengatakan pengembangan kurikulum merupakan proses yang
berulang-ulang atau proses yang berketerusan, atau berkesinambungan
(iterative process).
Model nonteknik-nonsaintifik berororentasi pada hal-hal yang subjektif,
pribadi, keindahan, penalaran, dan transaksi belajar pada model ini dunia
dianggap sebagai suatu yang hidup. Dengan demikian, kurikulum merupakan
suatu yang dinamis yang selalu berkembang sebagaimana layaknya benda
hidup. Kurikulum bukan merupakan suatu hal yang statis yang memerlukan
sekali perencanaan kemudian selanjutnya menunngu hasilnya.
Pendekatan nonteknik-nonsaintifik dilatari dengan pendekatan
kontekstual dimana pengambilan keputusan dalam pengembangan kurikulum
sangat berorintasi pada peserta didik melalui cara-cara aktif dalam
pembelajaran. Memerhatikan kedua pendekatan yang sama penting dan
bersaing ini, Ornstein dan Hunkins (1988) sangat menegaskan pentingnya
penekanan pada nilai tengah diantara kedua pendekatan ini.
Model teknik-saintifik berorientasi pada objektivitas, universalitas, logika,
dan efektivitas, serta efisiensi suatu sistem. Dalam model ini, perencanaan dan
pelaksanaan berada pada sistem yang lancer dan dapat ditentukan sebelumnya.
Perencanaan yang melibatkan sumber daya manusia.
21