Page 25 - E- MODUL HIKAYAT
P. 25
Beradan dan Citradan pergi mencari Rama dan meminta Rama kembali menjadi
raja dalam negeri. Rama menolak dan bersedia memberikan kaus kepada
saudaranya. Kiasnya, Ramalah yang menjadi raja dalam negeri.
Sugriwa mengumpulkan semua rakyat keranya. Tetapi tidak ada satu pun
yang sanggup melompat ke Pulau Langka. Hanoman sanggup melakukan tugas
itu asal dibenarkan makan sehelai daun dengan Rama. Rama tidak keberatan
makan sehelai daun dengan Hanoman, asal Hanoman mandi di laut dulu.
Sesudah makan, Rama memberikan sebentuk cincin kepada Hanoman untuk
dibawa kepada Sita Dewi sebagai tanda.
Hanoman menyamar sebagai seorang Maharesi dan menemui Sita Dewi di
istana Rawana. Hanoman menceritakan asal-usulnya dan Sita mengakuinya
sebagai anaknya. Kemudian Hanoman memakan habis buah mempelam yang di
dalam istana. Karena hal ini, dia ditangkap dan mau dibakar. Tetapi Hanoman
melompat ke sana-sini, menyebabkan kebakaran yang besar. Hanoman juga
mau membawa Sita Dewi ke tempat Rama. Sita Dewi menolak. Pertama, karena
ia tidak mau dijamah oleh laki-laki lain melainkan Rama; kedua, karena ia mau
kehormatan menyelamatkannya diberikan kepada Rama.
Sementara itu, pembangunan jembatan (titian) hampir selesai. Gangga
Mahasura, anak Rawana, berusaha membinasakan titian itu. Tetapi semua ikan
dan ketam yang dikirimkan untuk melaksanakan tugas itu, habis dibinasakan
Hanoman. Rawana mulai gentar dan berunding dengan saudara dan menteri-
menterinya tentang serangan Rama yang bakal datang itu. Bibusanam, menteri
yang tua, mengusulkan supaya Sita dikembalikan kepada Rama. Rawana marah
dan mau membunuh Bibusanam yang terpaksa melarikan diri dan menyerah
kepada Rama. Anak-anak Rawana, Indra Jat dan Kumbakarna juga
menganjurkan supaya Sita dikembalikan saja. Rawana tetap berkeras. Akhirnya
peperangan pun berlangsung. Anak-anak Rawana satu demi satu gugur di
medan perang. Mula-mula Buta Bisa, kemudian Patala Maharayan, kemudian
Indra Jat dan akhirnya Mula Patani. Selepas itu keluarlah Rawana sendiri.
Sesudah peperangan sengit, berpanah-panahan, akhirnya Rawana tewas juga.
Dengan demikian berakhirlah peperangan antara Rama dengan Rawana.
Masuklah Rama ke dalam kota Langkapuri. Rama tidak mau menerima Sita
kembali, takut kalau-kalau Sita sudah diperkosa oleh Rawana. Sita
membuktikan kesuciannya dengan duduk di dalam api yang menyala. Akhirnya
berkumpullah Rama dan Sita kembali. Banyaklah anak raja yang besar-besar
datang mengunjungi Rama di Langkapuri. Demikian juga saudara-saudara Rama
yang bernama Beradan dan Citradan.
Maharesi Kala juga datang dan menceritakan asal-usul Sita. Tahulah Sita,
Mandudaki adalah ibunya, dan Rawana ayahnya sendiri. Tidak lama kemudian,
Rama membuat negeri di atas bukit. Negeri itu ialah Durja Pura Negara.
Sesudah makan obat yang diberikan Maharesi Kala, Sita pun hamil. Semasa
Sita hamil, Kikewi Dewi, saudara perempuan Rama, datang pada Sita dan
meminta Sita melukiskan rupa Rawana di atas kipas. Kipas itu kemudian
didapati oleh Rama. Kikewi berbohong dan berkata Sitalah yang melukis kipas
itu dan dibawanya beradu. Rama marah dan mengusir Sita dari istana. Maka
pergilah Sita ke tempat Maharesi Kala. Sebelum berangkat Sita bersumpah,
barang siapa yang berkata bohong, dia takkan dapat berkata-kata lagi. Dan
kalau ia benar, sesudah ia kelua dari negeri, binatang-binatang akan berada
dalam dukacita.
Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas X | 24