Page 26 - ANTOLOGI PUISI "ASMARA DALAM AKSRASA"
P. 26
Rasa
Ismatul Ma’unah
Hujan disertai badai sore hari membuatku berteduh
Kafe bernuansa klasik tempat di mana diri ini menyatu
Aku duduk termangu sembari menunggu langit kembali
terang
Secangkir americano membawaku terhanyut pada
kesaksian sore tadi
Degup jantungku masih tak karuan
Kelakarku pun tak beraturan
Opini terus bermunculan
Benarkah kapalku telah berlabuh dengan benar?
Benarkah dia sosok yang kucari?
Benarkah dia yang sudah mendobrak tembok ini?
Setelah sepersekian menit, senyum simpul terlukis di bibir
ini
Dengan mantap kata “iya” sebagai jawaban
Dan di akhir senja menjadi saksi cinta yang akan berujung
kerinduan sebab tanpa pertemuan
14