Page 28 - Modul Elektronik Kapten Ilyas
P. 28
B. Agresi Militer Belanda II
a. Perundingan Renville
Amerika mendesak Belanda agar menjalin perundingan kembali
dengan Indonesia berdasarkan rencana pokok persetujuan Linggarjati.
Dewan Keamananan PBB kemudian membentuk Komisi Jasa. Komisi ini
terdiri dari tiga negara yang disebut sebagai KTN (Komisi Tiga Negara),
yaitu Indonesia yang diwakili oleh Australia yakni Richard Kirbi.
Pemilihan ini atas dasar karena Australia telah bersimpati terhadap
perjuangan Republik Indonesia. Sedangkan Belanda memilih Belgia yang
diwaili oleh Van Zeeland, hal ini karena merupakan sekutu Benalux.
Amerika Serikat yang diwakili oleh Frank Graham yang ditunjuk sebagai
penengah Indonesia dan Belanda (Poesponegoro, 1984:140).
Belanda mengusulkan agar perundingan tersebut dilakukan di
Jakarta. Namun, pemerintah Republik Indonesia menolak karena pada
saat itu Jakarta sedang tidak aman. Hal ini karena adanya agresi militer
I yang dilakukan di Jakarta. Kemudian, pemerintah RI mengusulkan
agar perundingan dilakukan di tempat yang aman atau wilayah yang
tidak dalam kawasan pendudukan Belanda. Akhirnya, KTN memutuskan
agar perundingan dilakukan di atas Kapal laut Amerika Serikat yang
bernama USS Renville yang dilakukan pada tanggal 8 Desember 1947
yang sedang berlabuh di Teluk Jakarta (Hadi, 1997:116). Indonesia
mendelegasikan Mr. Amir Syarifudin, sedangkan Belanda
mendelegasikan R. Abdulkadir Widjojoatmodjo, yakni orang Indonesia
yang memiha kepada Belanda (Poesponegoro, 1984: 135-139).
28 | M o d u l P e r a n a n K a p t e n I l y a s L u m a j a n g