Page 178 - eModulDLEAndriDomara
P. 178
b. Kesalahan Titik Nol
Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang
digunakan tidak tepat berhimpit dengan jarum penunjuk atau jarum penunjuk
yang tidak bisa kembali tepat pada skala nol. Akibatnya, hasil pengukuran
dapat mengalami penambahan atau pengurangan sesuai dengan selisih dari
skala nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat diatasi dengan melakukan
koreksi pada penulisan hasil pengukuran
c. Kesalahan Komponen Alat
Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh pada pembacaan alat
ukur. Misalnya, pada neraca pegas. Jika pegas yang digunakan sudah lama dan
aus, maka akan berpengaruh pada pengurangan konstanta pegas. Hal ini
menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak tepat pada angka nol yang
membuat skala berikutnya bergeser.
d. Kesalahan Paralaks
Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk dengan
garis-garis skala dan posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum.
3. Kesalahan Acak Yang Tidak Disengaja
Kesalahan acak yang tidak disengaja adalah kesalahan yang penyebabnya
tidak dapat langsung diketahui. Perubahan-perubahan parameter atau system
pengukuran terjadi secara acak. Salah satu penyebab terjadi kesalahan ini yaitu
Getaran pada landasan tempat alat berada dapat berakibat pembacaan skala yang
berbeda, terutama alat yang sensitif terhadap gerak.
C. Klasifikasi Kelas Meter Dan Kalibrasi
1. Klasifikasi Kelas Meter
Klasifikasi Kelas Meter Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
mendekati dengan harga sebenarnya. Perlu memperhatikan batas kesalahan yang
tertera pada alat ukur tersebut. Klasifikasi alat ukur listrik menurut Standar IEC
no. 13B-23 menspesifikasikan bahwa ketelitian alat ukur dibagi menjadi 8 kelas,
yaitu : 0,05; 0,1 ; 0,2 ; 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; 2,5 ; dan 5. Kelas-kelas tersebut artinya
bahwa besarnya kesalalahan dari alat ukur pada batas-batas ukur masing-masing
ANDRI DOMARA 16063054
155