Page 4 - protein
P. 4

D- dan L- yang ditentukan dari arah putar bidang polarisasi cahaya, penentuan isomer D-
                 dan L- pada monosakarida didasarkan pada arah gugus –OH pada C yang paling jauh dari
                 gugus aldehid/keton (C terakhir). Jika –OH mengarah ke kanan, maka senyawa tersebut
                 merupakan  isomer  D-,  sedangkan  jika  –OH  mengarah  ke  kiri,  maka  senyawa  tersebut
                 merupakan isomer L-.


                 Haworth mengusulkan struktur berbentuk cincin yang dapat dibentuk dari struktur Fischer.
                 Menggunakan model molekul, akan terlihat bahwa gugus –OH pada C5 akan lebih dekat
                 ke gugus karbonil pada C1. Hal ini akan mengakibatkan perpindahan atom H dari gugus
                 –OH C5 ke gugus karbonil pada C1. Menggunakan struktur Haworth, kita dapat melihat
                 bentuk isomer geometri. Pada glukosa yang digambarkan dengan struktur Haworth, kita
                 dapat melihat isomer geometri bentuk α- dan β. Bentuk α- adalah ketika gugus –OH pada
                 C1 berada di bawah, sedangkan bentuk β- adalah ketika gugus –OH pada C1 berada di
                 atas (ingat: gugus –OH pada C1 berasal dari pindahnya atom H pada gugus –OH C5 ke
                 gugus karbonil pada C1).


            b.   Disakarida
                 Disakarida  merupakan  senyawa  gabungan  dari  dua  monosakarida.  Berdasarkan  reaksi
                 dengan larutan Fehling, disakarida dibagi menjadi dua jenis, yaitu gula pereduksi dan
                 gula  nonpereduksi.  Gula  pereduksi  bereaksi  positif  dengan  Fehling,  yaitu  membentuk
                 endapan merah bata Cu O, karena gula pereduksi memiliki gugus hemiasetal (R-CHOH-
                                      2
                 OR’).  Sedangkan  gula  nonpereduksi  bereaksi  negatif  dengan  Fehling  karena  tidak
                 memiliki  gugus  hemiasetal.  Contoh  gula  pereduksi  adalah  laktosa  (glukosa-galaktosa)
                 dan  maltosa  (glukosa-glukosa),  sedangkan  contoh  gula  nonpereduksi  adalah  sukrosa
                 (glukosa-fruktosa).



















                     (1) Maltosa, (2) Laktosa, dengan gugus hemiasetal, (3) Fruktosa, tanpa gugus hemiasetal
                                      (Organic Chemistry Ed. 8, John McMurry, 2012)



                                                  3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9