Page 18 - E-MODUL PEMBELAJARAN BILOGI
P. 18
cairan lendir bersifat basa kedalam saluran ejakulasi. Cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar cowper ini akan keluar sebelum ejakulasi.
2. Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan sperma
yang berlangsung di dalam testis lebih tepatnya di tubulus seminiferus. Proses ini akan
terjadi apabila seorang pria telah memasuki masa pubertas. Dinding tubulus
seminiferus dilapisi oleh sel germinal yang disebut dengan spermatogonium (jamak =
spermatogonia). Spermatogonium yang telah matang kemudian melalui serangkain
proses pembelahan dan diferensiasi sehingga menghasilkan sperma yang matang atau
yang biasa disebut spermatozoa dan bersifat haploid.
Proses Spermatogenesis:
a. Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium memiliki sifat diploid (2n atau
mengandung 23 pasang kromosom).
b. Spermatogonium yang telah matang akan mengalami pembelahan secara mitosis
menghasilkan spermatosit primer (2n).
c. Kemudian, spermatosit primer membelah menjadi spermatosit sekunder (meiosis
I). Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan bersifat haploid (n=23
kromosom)
d. Selanjutnya spermatosit sekunder membelah lagi menjadi empat spermatid yang
sama bentuk dan ukurannya (meiosis II). Spermatid hasil dari meiosis II tersebut
akan berkembang
e. Setelah matang, sperma menuju saluran epididimis. Proses tersebut terjadi kurang
lebih 17 hari. Energy yang digunakan pada proses spermatogenesis berasal dari
sel-sel sertoli.
9