Page 175 - Profil PMKS Update 2014_Neat
P. 175

Profil Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2012        Profil Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2012

 Penyandang disabilitas berjalan/naik tangga menggunakan alat bantu berupa   Penyandang  disabilitas  yang  mengalami  hambatan  dalam  mengakses

 tongkat  penyanggah  (21,01  persen),  kursi  roda  (2,01  persen),  kaki  palsu  (0,38   bangunan sebesar 6,81 persen, hambatan mengakses trotoar sebesar6,29 persen,
 persen),  dan  lainnya  (2,60  persen).  Penyandang  disabilitas  mengurus  diri  sendiri   dan  hambatan  dalam mengakses  jembatan  penyeberangan  sebesar  5,97  persen.

 menggunakan  alat  bantu  berupa  tongkat  penyanggah  (4,10  persen),  kursi  roda   Sedangkan  penyandang  disabilitas  yang  mengalami  hambatan  dalam  mengakses
 (1,55 persen), tongkat putih (0,34 persen), dan lainnya (2,36 persen). Sedangkan   penyeberangan  jalan  sebesar  10,29  persen,  dan  40,26  persen  tidak  mengalami
 untuk penyandang disabilitas dengan lebih dari satu jenis disabilitas menggunakan   hambatan.

 alat bantu berupa tongkat penyanggah (4,99 persen), kursi roda (3,23 persen), alat
                                                             Tabel 8.5
 bantu dengar (0,70 persen), tongkat putih (0,40 persen), dan lainnya (7,28 persen).   Persentase Penyandang Disabilitas yang Mengakses dan Tidak Mengakses Fasilitas
                                            Umum menurut Jenis Fasilitas Umum, 2012

 8.3  Akses Fasilitas Umum dan Rehabilitasi Penyandang Disabilitas   Mengakses Fasilitas Umum   Tidak

                          Jenis Fasilitas Umum                                  Mengakses       Jumlah
 Pasal 9 pada Konvensi tentang Hak-hak Penyandang Disabilitas menyatakan   Mengalami  Tidak Mengalami
 bahwa agar penyandang disabilitas mampu hidup secara mandiri dan berpartisipasi   Hambatan   Hambatan   Fasilitas Umum
                                   (1)               (2)            (3)              (4)           (5)
 secara penuh dalam semua aspek kehidupan, negara harus mengambil kebijakan
                         Transportasi Umum          13,96         48,20            37,83        100,00
 yang  sesuai  untuk  menjamin  akses  bagi  penyandang  disabilitas,  atas  dasar   Informasi   13,41   42,70   43,89   100,00
 kesetaraan dengan yang lainnya, terhadap lingkungan fisik, transportasi, informasi,   Bangunan (Kantor, Mal)   6,81   36,74   56,45   100,00
 dan komunikasi, termasuk terhadap fasilitas dan layanan lainnya yang terbuka atau   Trotoar   6,29   38,80   54,91   100,00

 tersedia untuk publik, baik di perkotaan maupun perdesaan. Kebijakan-kebijakan ini,   Jembatan Penyebrangan   5,97   27,29   66,75   100,00
 yang harus meliputi identifikasi dan penghapusan kendala serta halangan terhadap   Penyebrangan Jalan   10,29   40,26   49,45   100,00
 aksesibilitas, harus diterapkan pada, antara lain gedung, jalan, sarana transportasi,   Sumber: BPS, Susenas 2012

 informasi, dan fasilitas lainnya.

 Tabel 8.5 menunjukkan persentase penyandang disabilitas yang mengakses   Rehabilitasi  merupakan  proses  refungsionalisasi  dan  pengembangan  untuk
 dan  tidak  mengakses  fasilitas  umum.  Pada  tabel  tersebut  terlihat  bahwa  cukup   memungkinkan  penyandang  disabilitas  mampu  melaksanakan  fungsi  sosialnya

 banyak  penyandang  disabilitas  yang  tidak  mengakses  fasilitas  umum,  terutama   secara  wajar  dalam  kehidupan  bermasyarakat.Rehabilitasi  yang  diberikan  pada
 fasilitas  bangunan,  trotoar,  dan  jembatan  penyeberangan  dimana  persentase   penyandang  disabilitas  diantaranya  rehabilitasi  medik,  rehabilitasi  pendidikan,

 penyandang disabilitas yang tidak mengakses fasilitas tersebut lebih dari 50 persen.   rehabilitasi pelatihan, dan rehabilitasi sosial.

 Penyandang disabilitas yang mengakses fasilitas transportasi umum sebesar   Hasil  Susenas  2012  menunjukkan  bahwa  penyandang  disabilitas  yang
 62,16  persen  dimana  sebesar  13,96  persen  mengalami  hambatan  dan  sebesar   mengikuti  rehabilitasi  dalam  setahun  terakhir  masih  sangat  sedikit  yaitu  sebesar
 48,20  persen  tidak  mengalami  hambatan  dalam  mengakses.  Informasi  cukup   6,44  persen.  Diantaranya  yang  mengikuti  rehabilitasi  medik  sebesar  4,20  persen,

 banyak diakses oleh penyandang disabilitas (56,11 persen), sebesar 13,41 persen   rehabilitasi  pendidikan  sebesar  1,32  persen,  rehabilitasi  pelatihan  sebesar  0,45
 mengalami  hambatan  dan  42,70  persen  tidak  mengalami  hambatan.  Fasilitas   persen, dan rehabilitasi sosial sebesar 0,48 persen.
 bangunan,  trotoar  dan  jembatan  penyeberangan  diakses  kurang  dari  setengah

 penyandang disabilitas.




 ng Disabilit
                                              as
 Penyandang Disabilitas
 Penyanda
 as
                        Penyandang Disabilit
 | 146                                                                                      Penyandang Disabilitas   Penyanda ng Disabilitas
                        Penyandang Disabilitas                                                                  | 147
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180