Page 83 - Profil PMKS Update 2014_Neat
P. 83
Profil Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2012 Profil Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2012
Selain itu diperkirakan ada sebanyak 76,94 persen dari anak-anak telantar Gambar 4.5
Persentase AnakTelantar menurut Jumlah Pakaian Layak Pakai yang Dimiliki,
makan makanan lauk pauk mengandung protein nabati kurang dari empat kali
2006, 2009, dan 2012
dalam seminggu dan 73,49 persen makan makanan mengandung protein yang
berasal dari hewani kurang dari atau sama dengan 2 kali dalam seminggu. Makan 49,72
makanan yang mengandung protein nabati dan hewani yang tinggi, berhubungan 50 43,77 41,63 41,64 43,00
dengan kualitas pertumbuhan seorang anak. Kekurangan protein hewani atau 40 36,01
nabati dapat mengganggu pertumbuhan anak.
30
Tabel 4.6 20 14,27 14,59 15,37
Persentase AnakTelantar menurut Frekuensi Makan Makanan Berprotein Tinggi
selama Seminggu Terakhir dan Tipe Daerah, 2006, 2009, dan 2012 10
Makanan Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D 0
Berprotein Frekuensi ≤ 3 stel 4-7 stel ≥ 8 stel
Tinggi 2006 2009 2012 2006 2009 2012 2006 2009 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 2006 2009 2012
Nabati <4 Kali 92,46 66,57 64,58 96,69 89,07 82,63 95,55 83,87 76,94 Sumber : BPS, Susenas MSBP 2006, 2009, dan 2012
≥4 Kali 7,54 33,43 35,42 3,31 10,93 17,37 4,45 16,13 23,06
Hewani ≤2 Kali 85,19 74,16 65,39 88,24 83 ,01 77,21 87,49 80,97 73,49 UU No. 23 tahun 2002 pasal 11 menjelaskan bahwa setiap anak berhak
>2 Kali 14,81 25,84 34,61 11,76 16,99 22,79 12,51 19,03 26,51 untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang
sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat
Sumber : BPS, Susenas MSBP 2006, 2009, dan 2012
kecerdasannya demi pengembangan diri. Istirahat akan nyaman dinikmati salah
satunya adalah dengan tersedianya tempat tetap untuk tidur. Dari hasil Susenas
Kebutuhan pokok yang kedua setelah makanan adalah sandang (pakaian).
2012 diperoleh bahwa seperempat (25,39 persen) anak telantar tidak memiliki
Salah satu kriteria penentu ketelantaran adalah kepemilikan pakaian. Secara
tempat tetap untuk tidur. Angka tersebut lebih besar dibandingkan tahun 2009 yang
keseluruhan kondisi anak telantar cukup memprihatinkan bila dilihat dari jumlah stel
besarnya hanya 18,70 persen namun masih lebih kecil dibandingkan tahun 2006
pakaian yang dimiliki. Hampir separuh (43,00 persen) anak telantar hanya memiliki
yang besarnya mencapai 73,75 persen. Dilihat menurut tipe daerah, pada tahun
pakaian layak pakai kurang dari 4 hingga 7 stel. Angka tersebut naik dibandingkan
2012 di perdesaan persentase anak telantar yang tidak memiliki tempat tetap untuk
tahun 2009 (41,64 persen) dan tahun 2006 (36,01 persen). Sedangkan anak
tidur lebih rendah dibandingkan perkotaan. Kondisi ini terjadi pada tahun 2009
telantar yang hanya memiliki pakaian kurang dari 4 stel persentasenya terus
namun untuk tahun 2006 terjadi sebaliknya dimana persentasenya lebih tinggi di
menurun dari tahun 2006 (49,72 persen), 2009 (43,77 persen), dan tahun 2012
perdesaan dibandingkan di perkotaan (Tabel 4.7).
(41,63 persen). Untuk anak telantar yang memiliki pakaian lebih dari 7 stel setiap
tahunnya mengalami kenaikan cukup signifikan (Gambar 4.5).
Tabel 4.7
ar
Anak Terlant
ar
a Terlantar
Anak Terlant
Anak Terlant
Anak Terlant
ar
Anak Balit
a Terlantar
| 54 Anak Balita Terlantarar Anak Balita Terlantar
Anak Balit Anak Telantar
Anak Telantar 55