Page 2 - Flip Aplikom Wardah
P. 2
Nama : Wardah Zulfiyah Firdausi Wibisono
NIM : P17111193058
RANGKUMAN PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP OBAT
Pemeriksaan balita gizi buruk terbagi menjadi 3 yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium. Anamnesi awal digunakan untuk konsultasi masalah yang diderita
oleh pasien, setelah diketauhi masalah gizi tersebut akan dilanjutkan dengan anamnesis
lanjutan. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melihat masalah-masalah yang tampak pada
tubuh penderita dan analisis lanoratorium digunakan untuk mengetahui penyakit apa yang
diderita oleh pasien.
Mata cekung merupakan indikasi awal terjadinya gizi buruk pada balita, begitu pula
dengan tangan dan kaki yang dingin. Orang yang tinggal di daerah daerah dingin cenderung
mengeluarkan cairan yang banyak dibandingkan orang yang tinggal di daerah panas. Hal ini
dikarenakan ekskresi cairan orang yang tinggal di daerah dingin melalui keringat.
Anamnesis lanjutan dapat dilihat dari kebiasaan makan, jumlah makan, pasien yang
menderita campak dan pernah kontak langsung dengan pasien campak. Proses tumbuh
kembang balita juga tidak maksimal dan lahirnya juga dengan berat badan kurang.
Proses pengobatan pada pasien dengan penyakit hipoglikemi, hipotermi, dehidrasi,
elektrolit, infeksi, diet, nutrisi mikro, tumbuh kejar, stimulasi, dan tindak lanut dilakukan
dengan tindakan lalu fase stabilisasi selama 1-2 hari. Setelah fase stabilisasi dilanjutkan dengan
transisi pada hari ke 3-7 serta rehabilitasi selama 2-6 minggu.
Klasifikasi tanda bahaya dapat dilihat melalui denyut nadi dan pernafasan, suhu,
anoreksia, perubahan kondisi mental,jaundice, sianosis, sesak nafas, perut kembung, edema,
perubahan berat badan berlebihan, muntah, serta adanya bercak merah pada kulit.
Hipoglikemia merupakan kondisi dimana kadar gula darah sangat rendah dan dapat
menyebabkan gizi buruk. Gizi buruk dengan hipoglikemia terjadi jika kadar gula < 3 mmol/liter
atau < 54 mg/dl yang dapat dicegah dengan pemberuian air gula atau larutan glukosa.
Hipoglikemia juga dapat merangsang penyakit hipotermia yaitu kondisi ketika suhu tubuh <
36,5°C.
Shock ditandai dengan tubuh yang lemas, letargic, tangan dan kaki dingin serta nadi
cepat dan lemah. Shock terjadi akibat diare, dehidrasi, perdarahan, dan sepsis. Tanda-tanda
dehidrasi sendiri yaitu letargis, gelisah, tidak ada air mata, mata cekung, mulut dan lidah kering,
haus, serta turgor kulit lambat.
Gangguan akibat kekurangan vitamin A dapat diberi tindakan dengan memberi obat
tetes mata dan pemberian vitamin A melalui oral. Tindakan pada gangguan kulit dapat diatasi
dengan mengompres bagian yang terkena larutan atau dengan pemberian salep. Pengobatan
diare dapat dilakukan dengan pemberian formula rendah laktosa. Pada pasien kekurangan darah