Page 11 - Sinar Tani Edisi 4086
P. 11
A GRI F AMIL Y Edisi 14 - 20 Mei 2025 | No. 4086 Tahun LV 11
Perempuan dalam
Dunia Pertanian
dan program pemerintah harus
memperhatikan potensi, masalah,
kebutuhan, dan aspirasi baik laki-
laki maupun perempuan dalam
setiap tahapannya. Tujuan akhirnya
adalah mencapai kesetaraan dan
keadilan gender. “Akan tetapi,
implementasinya di berbagai sektor
belum optimal,” ujarnya.
Ia membandingkan program
penyuluhan pertanian yang
didanai oleh lembaga internasional,
pemerintah pusat, dan program
rutin. Hasilnya, program yang
didanai dari luar negeri cenderung
lebih memperhatikan keterlibatan
perempuan melalui unsur afir-
Peran sentral perempuan dalam sektor pertanian saat ini sangat penting masi. Sementara program nasional
men-
namun tidak tampak. Kontribusi signifikan perempuan tani sering kali belum secara eksplisit Lebih
cantumkan
hal
tersebut.
tertutupi dominasi laki-laki dalam forum-forum pengambilan keputusan. lagi, banyak program rutin tidak
Akibatnya, tak jarang program-program pemerintah di bidang pertanian mempertimbangkan kondisi perem-
menunjukkan bias gender. puan, misalnya dalam penjadwalan
kegiatan penyuluhan.
Prof Anna menyoroti aspek
inovasi dan teknologi bagi perem-
rof Anna Fatchiya, Penelitian menunjukkan pe- kondisi ketidaksetaraan gender puan tani. Ia menuturkan, teknologi
dosen Departemen nyuluh an pertanian sebagai ujung dan pandangan negatif terhadap pertanian yang dihasilkan perlu
Sains Komunikasi dan tombak pembangunan di pedesaan kemampuan kepemimpinan juga mempertimbangkan ke butuh-
Pengembangan Masya- belum sepenuhnya responsif gender. kerap menghambat partisipasi an dan kemampuan perem-
Prakat, Fakultas Ekologi Misalnya, hanya mengundang dan suara perempuan. Karena itu, puan. Contohnya, alat penyemprot
Manusia (Fema) IPB University petani laki-laki dan pengambilan pemberdayaan perempuan dan hama penyakit tanaman sawit terlalu
mengatakan, selama ini, peren - keputusan didominasi oleh laki-laki. pengakuan atas kontribusi mereka berat sehingga tidak sesuai untuk
canaan dan pelaksanaan sampai Padahal, perempuan seharusnya yang tidak terlihat menjadi sangat pekerja perempuan yang dominan
evaluasi program pembangunan memiliki akses informasi dan penting dalam pembangunan bekerja di perkebunan.
lebih melibatkan laki-laki, sehingga sumber daya lain, berpartisipasi, dan per tanian yang inklusif dan ber- “Inovasi yang responsif gender,
kebutuhan dan masalah yang turut mengontrol yang sama dalam kelanjutan. baik dari segi ergonomi maupun
dihadapi perempuan kurang program-program pembangunan, Berdasarkan Peraturan Presiden kemudahan penggunaan bagi laki-
terakomodasi. serta mendapatkan manfaat yang Nomor 9 Tahun 2009 tentang laki dan perempuan, menjadi sangat
“Istilah seperti ‘buta gender’ atau adil. Pengarusutamaan Gender menurut penting,” katanya. Peran perempuan
‘tidak responsif gender’ muncul Prof. Anna, sebenarnya telah meng- dalam dunia pertanian memang tak
untuk menggambarkan kondisi Perubahan Iklim amanatkan bahwa seluruh kebijakan bisa diabaikan begitu saja. Yul
ini, yang dipengaruhi oleh budaya Dalam konteks perubahan
patriarki yang masih kuat,” kata iklim, peran perempuan men jadi
Guru Besar Penyuluhan Gender IPB semakin vital. Prof Anna me ne- 5 Kunci Tingkatkan
University seperti dikutip dari laman gaskan, program-program untuk
IPB University. meningkatkan adaptasi dan resiliensi
Secara garis besar, peran petani atas dampak perubahan iklim Responsivitas Gender
perempuan dalam rumah tangga akan gagal jika tidak melibatkan
petani terbagi menjadi tiga. Pertama, perempuan.
peran reproduksi (perawatan dan Sebagai contoh, keputusan terkait Untuk meningkatkan responsivitas gender dalam kebijakan dan
pekerjaan domestik). Kedua, peran perubahan pengelolaan usaha tani program pembangunan, terutama di sektor pertanian, Prof Anna
produksi (terlibat dalam seluruh seperti penentuan pembelian bibit menyarankan beberapa langkah kunci.
siklus usaha tani, pengambilan yang tahan dari dampak perubahan 1. Komitmen kuat dari para pemimpin di semua tingkatan pemerintahan
keputusan, dan pengelolaan iklim, penggunaan modal usaha, dan dan perguruan tinggi untuk mengintegrasikan perspektif gender dalam
keuangan). Ketiga, serta peran sosial lain-lain umumnya berada di tangan program pembangunan.
(aktif dalam kelompok tani, koperasi istri, sehingga keterlibatan mereka 2. Pengumpulan dan analisis data terpilah gender yang akurat untuk
desa, posyandu, dan kegiatan dalam penyuluhan menjadi sangat mengidentifikasi perbedaan kebutuhan antara laki-laki dan perempuan.
kemasyarakatan lainnya). penting. 3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (aparatur pemerintah
Prof Anna juga menyoroti, isu “Perempuan menjadi pihak yang dan pihak terkait) dalam pemahaman konsep kesetaraan dan keadilan
perempuan petani yang menjadi paling terdampak oleh kegagalan gender, termasuk keseimbangan representasi gender dalam tim
kepala rumah tangga juga panen dan kesulitan ekonomi penyuluh.
sering terabaikan. Kelompok tani keluarga. Bukan sekali dua kali 4. Penyediaan sarana dan prasarana yang responsif gender, yang dapat
cenderung didominasi oleh kepala mereka menjadi yang terakhir dalam diakses dan dimanfaatkan oleh semua.
rumah tangga laki-laki, padahal menikmati sumber daya keluarga,” 5. Implementasi Anggaran Responsif Gender (ARG) yang memastikan
banyak perempuan yang menjadi tegasnya. alokasi dana mempertimbangkan kebutuhan dan prioritas laki-laki
tulang punggung keluarga. Di sisi lain, Prof Anna mengatakan, maupun perempuan. Sumber IPB.ac.id