Page 12 - Sinar Tani Edisi 4086
P. 12
12 Edisi 14 - 20 Mei 2025 | No. 4086 Tahun LV A GRI W ACA N A
Penyuluh Pertanian dan Keberhasilan
Koperasi Desa Merah Putih
saja,
tanggung
jawab
Tentu
Oleh: Warsana, SP.M.Si.,MP sebesar ini tidak bisa dibebankan berjalan mulus. Koperasi Merah
Putih bisa menjadi momentum
Penyuluh Pertanian Ahli Utama di BRMP Jawa Tengah sepenuhnya kepada para penyuluh kebangkitan peran penyuluh sebagai
Ketika pemerintah mencanang- siapa yang akan menolak karena tanpa dukungan sistemik. Jika garda depan pembangunan desa
penyuluh diharapkan menjadi motor
yang sejati.
kan pembentukan 80.000 Koperasi trauma masa lalu terhadap koperasi utama keberhasilan koperasi, maka Keberhasilan Koperasi Merah
Desa Merah Putih (Kopdes Merah yang gagal. Ketika musyawarah negara pun harus menyediakan Putih bukan hanya soal ter-
Putih) hingga pertengahan 2025, desa digelar untuk memutuskan bahan bakar yang layak: pelatihan bangunnya gudang, apotek, atau
yang terlintas dalam benak sebagian pembentukan koperasi, penyuluh rutin, insentif yang memadai, alat klinik desa. Keberhasilan sejati akan
besar orang mungkin adalah soal hadir tidak hanya sebagai saksi, tapi kerja modern, dan penghargaan diukur dari seberapa besar koperasi
anggaran besar, infrastruktur desa, sebagai penggerak: membangun yang setimpal. Tidak bisa kita ini mampu mengubah hidup petani
dan kebijakan tingkat pusat. Namun, kepercayaan, menyederhanakan berharap hasil luar biasa dari para dan pelaku UMKM desa menjadi
satu aspek krusial yang sering luput konsep yang rumit, dan memastikan penyuluh jika mereka terus bekerja lebih sejahtera, mandiri, dan berdaya.
dari sorotan adalah peran penyuluh suara petani terdengar dan dihargai. dalam keterbatasan. Dan itu hanya bisa dicapai jika ada
pertanian. Di balik semangat Lebih dari itu, penyuluh juga Penting juga untuk melihat pendamping setia yang bekerja dari
membangun ekonomi kerakyatan memainkan peran teknis yang tidak program ini sebagai peluang awal hingga akhir: para penyuluh
dari desa, ada sekelompok orang kalah penting. Mereka memandu mengangkat kembali martabat pertanian. Mereka bukan hanya
yang bekerja dalam senyap, namun integrasi kelompok tani dengan penyuluh di tengah masyarakat. bagian dari strategi, tetapi nyawa
memegang peran yang sangat koperasi, memastikan bahwa hasil Dalam beberapa dekade terakhir, dari implementasi. Karena itu, jika
vital: mereka adalah para penyuluh panen yang sebelumnya dijual posisi penyuluh sering kali dianggap kita ingin Koperasi Merah Putih
pertanian. murah di musim panen bisa disimpan kelas dua dalam sistem birokrasi berdiri kokoh sebagai pilar ekonomi
Program Kopdes Merah Putih di gudang milik koperasi. Mereka pertanian. Padahal, tanpa penyuluh desa, maka kita harus memastikan
memiliki misi mulia—mengurangi mengajarkan cara memanfaatkan yang aktif dan kredibel, tidak ada penyuluh pertanian berdiri teguh di
ketergantungan petani pada teng- cold storage, mendorong diversifikasi modernisasi pertanian yang bisa garis depan perjuangan ini.
kulak dan rentenir, menyediakan usaha tani, dan memperkenalkan
akses keuangan yang aman, serta teknologi tepat guna yang sesuai
mendekatkan berbagai layanan dengan kondisi lokal. Koperasi
ekonomi dan sosial langsung ke Merah Putih, pada akhirnya, tidak
masyarakat desa. Namun ide sebesar akan menjadi lembaga mati penuh
apa pun akan tetap menjadi wacana formalitas, karena ada penyuluh yang
jika tidak dikawal oleh orang-orang merawatnya dengan pendekatan
yang memahami realitas di lapangan. praktis dan manusiawi.
Di sinilah letak pentingnya penyuluh. Namun, yang tak kalah penting
Mereka bukan sekadar aparatur adalah peran penyuluh sebagai
teknis yang mengajarkan cara penjaga integritas program. Dalam
menanam atau merawat tanaman, dunia ideal, koperasi berjalan sesuai
tetapi telah menjelma menjadi AD/ART, pengurus bekerja jujur,
katalisator transformasi sosial dan dan dana digunakan tepat sasaran.
ekonomi di perdesaan. Tapi di dunia nyata, tak sedikit
Dengan kedekatan personal penyimpangan bisa terjadi—mulai
yang telah dibangun bertahun- dari pengelolaan dana yang tidak
tahun bersama petani, penyuluh transparan hingga koperasi yang
menjadi jembatan antara kebijakan hanya hidup di atas kertas. Penyuluh
pemerintah dan penerapannya di berperan sebagai pengawas sosial,
tingkat paling dasar. Saat pemerintah yang mampu mengangkat persoalan
menyusun Surat Edaran, merancang dari lapangan ke meja dinas, bahkan
instruksi presiden, dan menetapkan kementerian, dengan catatan dan
dasar hukum pembentukan kope- bukti yang jelas. Mereka adalah
rasi, para penyuluh sudah lebih mata dan telinga yang bisa melihat
dulu tahu siapa petani yang tertarik dinamika nyata, serta mulut yang
bergabung, siapa yang ragu, dan berani bersuara demi perbaikan.
Koperasi Bukan Sekadar Wadah, Tapi Gerakan Kolom
i desa-desa petani kita mengalami kesulitan berkembang, keuangan kepada anggotanya.
bekerja keras setiap hari, padahal menjadi kekuatan ekonomi Bantuan modal tanpa disertai pem-
namun hasil tak selalu yang signifikan. Kuncinya adalah binaan yang kuat, akan membuat
sebanding dengan jerih faktor struktural, budaya, dan koperasi mengalami ketergantungan Oleh: Memed Gunawan
Dpayahnya. Koperasi kebijakan. Budaya gotong royong dan tidak mandiri.
Merah Putih digadang-gadang jadi memang kuat secara tradisional, tapi Banyak koperasi kita semangat di
solusi, bukan koperasi yang hanya dalam praktik ekonomi sering tidak awal, tapi mati perlahan karena tidak transaksi, hingga stok barang dari
papan nama—melainkan koperasi berlanjut secara institusional. Banyak transparan, tidak ada pendidikan ponsel mereka.
yang hidup, dijalankan petani koperasi dibentuk bukan dari inisiatif keanggotaan, dan terlalu bergantung Koperasi bukan tujuan akhir,
sendiri, dan benar-benar menjawab anggota sendiri. Individualisme pada bantuan luar. Diperlukan melainkan alat menuju kehidupan
kebutuhan mereka. ekonomi cukup dominan—anggota gerakan koperasi Merah Putih agar petani yang lebih adil dan
Koperasi petani adalah organisasi sering lebih fokus pada manfaat semangat koperasi dibangun, rapat bermartabat. Maka koperasi harus
ekonomi yang dibangun dari, oleh, pribadi, bukan keberhasilan kolektif. anggota rutin digunakan sebagai terus dikawal, didampingi, dan
dan untuk petani. Tujuannya bukan Harus ada budaya kerja kolektif wadah pengambilan keputusan, diberdayakan. Bukan hanya oleh
semata-mata mencari untung, me- dan tanggung jawab bersama yang pencatatan keuangan tertib dan pemerintah, tapi oleh kita semua
lainkan menciptakan kesejah teraan kuat. Koperasi tumbuh dari bawah terbuka untuk anggota, usaha yang percaya bahwa petani harus
bersama. Koperasi bisa menye diakan ke atas didasari kebutuhan nyata koperasi relevan dengan kebutuhan menjadi subjek pembangunan,
sarana produksi, memasarkan hasil masyarakat. Anggota koperasi harus lokal, pendidikan koperasi untuk bukan hanya objek pasar.
panen, menjadi tempat simpan patuh terhadap tata kelola, aktif anggota, agar semua paham hak dan Sistem koperasi membentuk
pinjam, bahkan ruang belajar. berpartisipasi, dan loyal terhadap tanggungjawabnya. Koperasi adalah ekosistem lengkap—mulai dari
Ada nilai yang harus dihidupi dan koperasinya. milik bersama. Jika pengelola jalan produksi, distribusi, pemasaran,
dipupuk, yaitu kejujuran, kerja sama, Koperasi dikelola oleh tenaga sendiri tanpa anggota, cepat atau hingga pembiayaan. Banyak
kemandirian, dan tanggung jawab. profesional dengan sistem audit lambat akan bubar. anggota pasif dan hanya terlibat
Koperasi sejati adalah perwujudan ketat. Oleh karena itu perlu Teknologi untuk Koperasi Merah saat butuh pinjaman atau bantuan.
gotong royong dalam bentuk pelatihan rutin bagi pengurus dan Putih dimungkinkan sehingga Koperasi harus dilihat sebagai “alat
institusi ekonomi modern. anggota. Setiap koperasi wajib digitalisasi, transparansi pun bantu sementara”, bukan identitas
Koperasi di Indonesia sering mempertanggungjawabkan laporan meningkat. Anggota bisa cek laporan, jangka panjang.

