Page 8 - Sinar Tani Edisi 4086
P. 8
8 Edisi 14 - 20 Mei 2025 | No. 4086 Tahun LV
Terjun ke Pertanian,
Bijak Saat Belajar
di Medsos
Sosial media kini menjadi salah satu yang
masyarakat gunakan untuk mencari informasi,
tak terkecuali soal pertanian. Sayangnya, banyak
sumber informasi dari media sosial tersebut,
tingkat kebenaran dipertanyakan dan tidak bisa
dipertanggungjawabkan.
etika ekonomi tengah berasal dari hasil riset dan kaidah hin gga
dilanda keguncangan, akademik tidak terpenuhi. Akibatnya, inseminasi
sektor pertanian menjadi banyak kasus pelaku usaha yang ternak. ”Artinya,
salah satu penopang sudah menanamkan modal untuk fasilitas yang
pertumbuhan pertanian. usaha, ternyata hasil gagal. kita punya cukup
KPada triwulan I tahun “Jangan sampai pelaku usaha, banyak dan semuanya
2025 pertumbuhan sektor sebesar generasi muda yang ingin berusaha keren-keren,” ujarnya.
10,52 persen (year-on-year), sehingga di dunia pertanian, tapi modalnya Bahkan ia
mendorong sektor pertanian hanya tiktok dan sosmed seperti mengakui, SDM
menjadi lapangan usaha. Angka ini Youtube. Banyak informasi di media yang berada di
melampaui pertumbuhan sektor- sosial tidak berdasarkan dengan balai-balai tersebut,
sektor lain seperti perdagangan dan riset dan academic competitive tidak cukup terlatih dan
industri pengolahan. terpenuhi,” kata Mas Dar, sapaan berpendidikan tinggi.
Daya tarik pertanian menjadi akrab Sudaryono saat berkunjung Namun menurutnya,
ladang usaha kini banyak diminati ke Balai Perakitan dan Modernisasi pekerjaan rumah (PR)
berbagai kalangan. Jika dulu, para Pertanian Tanaman Industri dan nya adalah bagaimana
kalangan pensiun yang tertarik Penyegar (BRMPTRI) di Parungkuda, hasil penelitian tersebut
berusaha di bidang pertanian, maka Sukabumi, Jumat (9/5). dapat diaplikasi di
kini banyak generasi muda yang juga Untuk membantu pelaku usaha dunia usaha. “Ini yang
mulai melirik. Pertumbuhan minat yang ingin terjun ke dunia pertanian, harus kita pikirkan.
berusaha di pertanian, kemudian pihaknya berusaha mendekatkan Karena kalau kita lihat
diikuti dengan maraknya informasi hasil penelitian ke masyarakat. hasil penelitian kita
mengenai pertanian, dari mulai “Pekerjaan rumah kita adalah sudah keren-keren, ada
budidaya, pengolahan hingga mengatasi gap antara hasil riset kelapa, cokelat, biomasa.
pemasaran melalui media sosial dengan penerapan di lapangan. Bagaimana semua itu
(medsos) yang turut berkembang. Banyak anak muda belajar dari dibungkus dalam modul
Perkembangan pesat media media sosial tanpa data ilmiah. Kita juklak dan juknis dan
digital, termasuk medsos, menjadi ingin mendekatkan riset dengan nantinya masyarakat
salah satu dampak saat dunia dilanda dunia usaha, sehingga anak-anak tinggal mengikuti,”
pendemi Covid. Berbagai aplikasi muda bisa meniru model bisnis tuturnya.
mengenai pertanian juga bertumbuh budidaya atau pengolahan berbasis Untuk menyampaikan
seiring dengan perkembangan riset,” ujarnya. ke masyarakat, Mas Dar
medsos. Informasi pertanian di mengatakan, pemerintah
medsos pun tumbuh bak jamur Jembatani Hasil Riset mempunyai penyuluh
di musim hujan. Mereka berusaha Mas Dar juga turut menyoroti pertanian dan berbagai
mencari follower (pengikut) untuk pentingnya menjembatani hasil fasilitas dari pemerintah.
mendapatkan cuan dari subscriber. riset pertanian dengan kebutuhan Jadi, kini tinggal
Sayangnya, informasi yang praktis dunia usaha dan agribisnis, bagaimana masyarakat
ada di medsos tak selamanya khususnya di kalangan anak muda. bisa mendapatkan
bisa dipertanggungjawabkan Karena itu, Kementerian Pertanian informasi yang benar.
kebenarannya. Ada yang sudah menggandeng perguruan tinggi Sekali lagi, jangan mudah
menaruhkan modal, seperti membeli negeri, seperti IPB University tergiur dan percaya dengan
berbagai peralatan pertanian, membuat model untuk menjadi informasi dari media sosial.
ternyata saat dipraktekkan, hasilnya pegangan bagi pelaku usaha. Kepala BRMPTRI,
zonk. Parahnya, ada yang menebar Langkah ini katanya, sejalan Evi Savitri Iriani
informasi melalui medsos youtube dengan arahan Presiden Prabowo menjelaskan, balai yang
kadang tak masuk akal. Subianto untuk mengadopsi ia pimpin berperan dalam
Menyebarnya informasi pertanian teknologi terbaik dalam memperkuat pengembangan benih
di medsos menjadi keresahan sektor pertanian nasional. ”Nanti unggul dan teknologi
tersendiri bagi Wakil Menteri kita buat modelling pengolahan pengolahan hasil perkebunan. bisa langsung diimplementasikan
Pertanian, Sudaryono. Ia pun dan budidaya pertanian yang bisa BRMPTRI saat ini memiliki berbagai masyarakat yang akan terjun
mengingatkan kepada masyarakat, dicontoh dan diaplikasikan ke varietas tanaman perkebunan. menekuni dunia pertanian. “Kami
pelaku usaha dan generasi muda masyarakat,” kata Mas Dar. Diantaranya, kopi ada 10 varietas berharap masyarakat tahu bahwa
yang ingin menekuni dunia usaha Setelah berkunjung ke BRMPTRI robusta, 1 arabika dan 2 liberika, balai-balai Kementan adalah sumber
pertanian, baik budidaya dan dan balai penelitian lainnya, serta ada juga kopi binturong. teknologi. Mereka bisa bertanya,
pengolahan tidak mudah tergiur Wamentan mengakui, ternyata Selain itu juga varietas kakao, lada belajar, dan menerapkan langsung
dengan informasi yang ada di Indonesia mempunyai banyak balai dan kelapa. “Kami juga mempunyai di lapangan. Jangan hanya berhenti
medsos, seperti Tiktok maupun penelitian yang jumlahnya mencapai hasil penelitian biodisel yang sudah di jurnal atau laporan, tapi betul-
Youtube. 64 UPT. Ada balai penelitian, balai dilakukan ujicoba,” ujarnya. betul dirasakan manfaatnya,” tutur
Pasalnya, informasi tersebut tidak pengolahan, balai pasca panen Semua teknologi ini diharapkan Evi. Yul