Page 57 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 57
C. Itihāsa
Renungan
Perdebatan panjang tentang adanya sistem pengajaran dalam Veda merupakan
suatu hal yang menjadi pembicaraan yang menarik. Selanjutnya dalam arus modernitas
dituntut adanya sistem pembelajaran yang bersifat komprehensif namun dilain hal
adanya banyak tuntutan yang “memaksa” seseorang untuk melakukan tindakan yang
biasanya disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan orang tersebut.
Pada pembahasan ini akan diulas tentang sistem pendidikan Veda yang mengacu
pada pembelajaran Vedic Literature yang biasanya seorang guru sering memberikan
bahan pembelajaran yang berupa cerita baik itu dalam Itihāsa maupun kesusasteraan
lainnya. Akan tetapi, ada juga yang memberikan arahan kepada anak didiknya untuk
langsung membaca Veda itu sendiri yang biasanya adalah kitab Catur Veda maupun
Bhagavadgītā tanpa diajarkan terlebih dahulu tentang konsep Itihāsa maupun Purana
sebagai pondasi pengetahuan anak didik.
Selanjutnya untuk pembahasan tentang pendidikan agama Hindu bahwa sejak dini
sudah ada tentang materi mendongeng tentang agama Hindu yang isinya adalah cerita
kepahlawanan yang ada dalam epos Itihāsa baik itu Rāmāyana dan Mahābhārata serta
cerita tentang patriotisme dari Purana tentang kelahiran para dewa. Untuk itu perlu
adanya pembaharuan dalam kurikulum untuk memasukan Itihāsa dan puraṇa sebagai
materi pokok untuk mempermudah peserta didik memahami ajaran Veda. Karena dalam
metode pendidikan adanya yang dinamakan dengan story telling yang memudahkan
peserta didik dalam menyerap materi yang diajarkan oleh guru melalui metoda cerita.
Karena dalam hal ini Itihāsa dan Puraṇa sebagai suhrita samhita sangat memungkinkan
sekali untuk bisa dipahami oleh anak-anak dan bahkan orang awam sekalipun.
Memahami Teks
Kitab Upaveda, Itihāsa ini merupakan kelompok kitab jenis epos, wiracarita
atau cerita tentang kepahlawanan. Pada umumnya pengertian Itihāsa adalah
nama sejenis karya sastra sejarah agama Hindu. Itihāsa adalah sebuah epos yang
menceritakan sejarah perkembangan raja-raja dan kerajaan Hindu dimasa silam.
Ceritanya penuh fantasi, roman, kewiraan dan di sana sini dibumbui dengan mitologi
sehingga memberi sifat kekhasan sebagai sastra spiritual. Di dalamnya terdapat
beberapa dialog tentang sosial politik, tentang filsafat atau idiologi, dan teori
kepemimpinan yang diikuti sebagai pola oleh raja-raja Hindu. Kata Itihāsa terdiri
atas tiga kata, yaitu iti-ha-asa, sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya.
Walaupun Itihāsa merupakan kitab sejarah agama, namun secara materiil
sangat sulit untuk dijadikan pembuktian sejarah. Sebagai kitab sejarah banyak
memuat hal-hal yang menurut fakta sejarah masih dapat dibuktikan, termasuk sosial
politik, pertentangan berbagai suku bangsa yang ada antara berbagai kerajaan yang
kontemporer pada masa itu. Oleh karena itu peranan dan fungsi Itihāsa tidak dapat
50 | Kelas X SMA/SMK

