Page 61 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 61

bahwa ia sama sekali tidak sanksi dengan kesucian Sītā, akan tetapi sebagai permaisuri
                 kesuciannya harus terbukti di depan mata rakyatnya. Diiringi oleh tentara kera Rāmā
                 beserta istri dan adiknya kembali ke Ayodhyā. Mereka disambut oleh Bharata yang
                 segera menyerahkan tahta kerajaan kepada Rāmā.
                 g. Uttara Kanda
                   Dalam bagian ini diceritakan bahwa kepada Rāmā terdengar desas-desus bahwa
                 rakyat menyangsikan kesucian Sītā. Maka untuk memberi contoh yang sempurna
                 kepada rakyat diusirlah  Sītā dari istana.  Tibalah  Sītā di pertapaan  Vālmīki, yang
                 kemudian  mengubah riwayat  Sītā  itu  wiracarita  Rāmāyana.  Di  pertapaan  itu  Sītā
                 melahirkan dua anak laki-laki kembar, Kusa dan Lava. Kedua anak ini dibesarkan
                 oleh Vālmīki.
                   Waktu Rāmā mengadakan Aswamedha, Kusa dan Lava hadir di istana sebagai
                 pembawa nyanyi-nyanyian Rāmāyana yang digubah oleh Vālmīki. Segeralah Rāmā
                 mengetahui, bahwa kedua anak laki-laki itu adalah anaknya sendiri. Maka dipanggilah
                 Vālmīki untuk mengantarkan kembali Sītā ke istana.
                   Setiba  di  istana,  Sītā  bersumpah,  janganlah  hendaknya  raganya  diterima  oleh
                 bumi seandainya ia memang tidak suci. Seketika itu, tanah terbelah dan muncul Dewi
                 Pertiwi di atas singasana emas yang didukung oleh ular-ular naga. Sītā dipeluknya
                 dan dibawanya lenyap ke dalam bumi. Rāmā sangat sedih dan menyesal, tetapi tidak
                 dapat  memperoleh  istrinya  kembali.  Ia menyerahkan  mahkotanya  kepada  kedua
                 anaknya, dan kembali ia ke kahyangan sebagai Visnu.
                                                  2. Mahābārata
                                                     Kitab  Mahābhārata ditulis oleh Rsi
                                                  Wiyasa. Kitab ini terdiri atas  Asthadasaparwa
                                                  artinya 18 parwa atau 18 bagian atau jilid
                                                  dan  digubah  dalam  bentuk  syair  sebanyak
                                                  100.000 sloka yaitu   Adiparwa,  Sabhaparwa,
                                                  Wanaparwa,   Wirathaparwa,  Udyogaparwa,
                                                  Bismaparwa,    Dronaparwa,    Karnaparwa,
                                                  Salyaparwa,    Sauptikaparwa,   Striparwa,
                                                  Santiparwa, Anusasanaparwa, Aswamedaparwa,
                  Sumber:www.religionfacts.com
                  Gambar 2.4 Peta terjadinya perang   Asrāmāwasanaparwa,      Mausalaparwa,
                  Mahabharata di Kuruksetra
                                                  Prasthanikaparwa, dan Swargarohanaparwa.
                 a.  Adi Parwa
                   Dalam  parwa  yang  pertama  yaitu Adi  Parwa,  dimuat  beberapa  macam  cerita,
                 misalnya matinya Arimba, burung dewata mengaduk laut susu yang menyebabkan
                 keluarnya air hidup dan juga timbulnya gerhana matahari  dan bulan yang dalam
                 ceritanya terungkap bulan yang ditelan oleh raksasa yang hanya berwujud kepala.
                 Ada juga cerita tentang Pandawa dan Kurawa ketika masih kecil misalnya lakon
                 Dewi Lara Amis, Bale si Gala-gala dan cerita Santanu. Negeri Hastina yang rajanya
                 bernama Prabu Santanu mempunyai anak bernama Prabata atau disebut juga Bisma




                 54   | Kelas X SMA/SMK
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66