Page 3 - aplikom
P. 3
R Handayani – Faktor-faktor Yang Berhubu… Journal Endurance 2(2) June 2017 (217-224)
PENDAHULUAN kualitas sumber daya manusia yang lebih
lanjut dapat berakibat pada kegagalan
Pembangunan kesehatan merupakan pertumbuhan fisik ,perkembangan mental,
bagian integral dan terpenting dari dan kecerdasan, menurunnya
pembangunan nasional. Tujuan produktivitas, meningkatnya kesakitan
pembangunan bagian kesehatan adalah serta kematian. Visi pembangunan gizi
meningkatkan kesadaran, kemauan dan adalah “mewujudkan keluarga sadar gizi
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang untuk mencapai status gizi masyarakat /
agar terwujud derajat kesehatan keluarga yang optimal” (Adisasmito,
masyarakat yang optimal (Depkes RI, 2007).
2011). Menurut Adisasmito (2007),
Munculnya masalah gizi ada anak- pengetahuan tentang gizi akan membantu
anak balita dipengaruhi oleh banyak faktor dalam mencari berbagai alternatif
yang saling terkait. Secara langsung pemecahan masalah kondisi gizi keluarga.
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu anak Untuk menanggulangi kekurangan
tidak cukup mendapat makanan bergizi konsumsi yang di sebabkan oleh daya beli
seimbang pada usia balita, anak tidak yang rendah, perlu di usahakan
mendapatkan asuhan gizi yang memadai peningkatan penghasilan keluarga dengan
dan anak menderita penyakit infeksi. memanfaatkan pekarangan sekitar rumah.
Kemiskinan juga merupakan salah satu Perawatan atau pola pengasuhan ibu
penyebab munculnya kasus gizi buruk terhadap anak yang baik merupakan hal
terkait ketersediaan dan konsumsi pangan yang sangat penting, karena akan
keluarga (Depkes RI, 2010). mempengaruhi proses tumbuh kembang
Faktor penyebab kurang gizi, balita. Pola pengasuhan ibu terhadap anak
pertama makanan dan penyakit infeksi nya berkaitan erat dengan keadaan ibu
yang mungkin di derita anak, kedua terutama kesehatan, pendidikan,
ketahanan pangan di keluarga, pola pengetahuan, dan keterampilan tentang
pengasuhan anak, pelayanan kesehatan pengasuhan anak (WHO, 2007).
dan kesehatan lingkungan. Ketiga faktor Menurut Notoatmodjo (2005),
tingkat pendidikan, pengetahuan dan keadaan sosial ekonomi merupakan aspek
keterampilan, terdapat kemungkinan sosial budaya yang sangat mempengaruhi
semakin baik tingkat ketahanan pangan status kesehatan dan juga berpengaruh
keluarga, pola pengasuhan anak, dan pada pola penyakit, bahkan juga
keluarga memanfaatkan, pelayanan berpengaruh pada kematian, misalnya
kesehatan yang ada. Ketidak terjangkauan obesitas lebih banyak di temukan pada
pelayanan kesehatan (karena jauh, tidak golongan masyarakat yang berstatus
mampu membayar), dapat berdampak juga ekonomi tinggi dan sebaliknya. Malnutrisi
pada status gizi anak (Adisasmito, 2007). lebih banyak di temukan dikalangan yang
Menurut Notoatmodjo (2003), berstatus ekonominya rendah.
masalah gizi masyarakat bukan Penyebab mendasar atau akar
menyangkut aspek kesehatan saja, masalah gizi adalah terjadinya krisis
melainkan aspek-aspek terkait yang lain, ekonomi. Politik dan sosial termasuk
seperti ekonomi, sosial budaya, bencana alam, yang mempengaruhi
pendidikan, kependudukan, dan ketidak seimbangan antara asupan
sebagainya. Oleh sebab itu, penanganan makanan dan adanya penyakit infeksi,
atau perbaikan gizi sebagai upaya terapi yang pada akhirnya mempengaruhi status
tidak hanya di arahkan kepada gangguan gizi balita (Soeharjo, 2003).
gizi atau kesehatan saja, melainkan juga Gizi kurang secara langsung
kearah bidang-bidang yang lain. Kurang disebabkan oleh kurangnya konsumsi
gizi akan berdampak pada penurunan makanan dan adanya penyakit infeksi.
Kopertis Wilayah X 218