Page 4 - aplikom
P. 4
R Handayani – Faktor-faktor Yang Berhubu… Journal Endurance 2(2) June 2017 (217-224)
Makin bertambah usia anak maka makin Berdasarkan laporan dari Dinas
bertambah pula kebutuhannya. Konsumsi Kesehatan Provinsi Sumatra Barat
makanan dalam keluarga dipengaruhi menyebutkan bahwa 14,4% dari 1,7 juta
jumlah dan jenis pangan yang dibeli, balita tercatat mengalami kasus gizi
pemasakan, distribusi dalam keluarga dan kurang, 2,8% mengalami kasus gizi buruk,
kebiasaan makan secara perorangan. 4,2% memiliki status gizi kurus dan 4,0%
konsumsi juga tergantung pada dengan status gizi kurus (Dinkes Sumbar,
pendapatan, agama, adat istiadat, dan 2011).
pendidikan keluarga yang bersangkutan Dari data Dinas Kesehatan Kota
(Almatsier, 2003). Padang Tahun 2012 didapatkan angka
Secara tidak langsung gizi kurang Prevalensi status gizi berat badan sangat
pada balita disebabkan oleh ketahanan kurang pada balita di seluruh Kecematan
pangan dikeluarga, pola pengasuhan anak, Kota Padang yaitu 3, 735%. Kecamatan
serta pelayanan kesehatan dan kesehatan yang tertinggi angka kejadian gizi terdapat
lingkungan. Rendahnya ketahanan pangan di Bungus, Nanggalo, Padang Timur,
rumah tangga,pola asuh anak yang tidak Lubuk Kilangan. Sementara Kecamatan
memadai, kurang nya sanitasi lingkuangan Padang Timur mendapatkan urutan ke tiga
serta pelayanan kesehatan yang tidak dari angka kejadian status gizi berat badan
memadai merupakan tiga faktor yang sangat kurang yang terdapat di Puskesmas
saling berhubungan. Makin tersedia air Seberang Padang dengan pravelensi
bersih yang cukup untuk keluarga serta kejadiannya yaitu 4,67%.
makin dekat jangkauan keluarga terhadap Penelitian ini bertujuan untuk
pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah mengetahui faktor- faktor yang
dengan pehaman ibu tentang kesehatan, berhubungan dengan status gizi anak
makin kecil resiko anak terkena penyakit balita di wilayah Kerja Puskesmas
dan kekurangan gizi (Unicef, 2008). seberang Padang Kota Padang.
Data WHO menyebutkan pada tahun
2009 angka kejadian gizi buruk di dunia METODE PENELITIAN
telah mengalami peningkatan sebesar
8,3%, gizi kurang mengalami peningkatan Penelitian ini merupakan penelitian
sebanyak 2,7%. Sementara pada tahun deskriptif analitik. Penelitian Penelitian ini
2010 persentase gizi buruk pada balita dilakukan di RW 1 Kelurahan Seberang
terus mengalami peningkatan sebesar Padang Wilayah Kerja Puskesmas
8,85%, demikian juga dengan kasus gizi Seberang Padang pada bulan Juli s/d
kurang juga mengalami peningkatan Agustus 2014. Jumlah sampel sebanyak 80
sebanyak 28%. Dari 10,4 juta kematian orang . Teknik pengambilan sampel adalah
balita di negara berkembang kasus gizi total sampling. Pengumpulan data melalui
kurang tercatat sebanyak 50% anak-anak kuisioner dengan penyebaran angket
di Asia, 30% anak-anak di Afrika dan 20% kepada responden serta observasi
anak-anak di Amerika Latin (Depkes RI, pengukuran berat badan bayi. Analisa data
2011). berupa analisa univariat dan bivariat
Secara umum di Indonesia masalah dengan menggunakan uji chi square.
gizi buruk masih merupakan salah satu dengan tingkat kepercayaan 95% dengan p
masalah utama yang di hadapi sampai value 0,05, jika nilai p> 0,05 artinya ada
sekarang. Berdasarkan Riset Kesehatan hubungan yang bermakna antara variable
Dasar (RISKESDAS) Tahun 2010 dari dependen dengan variable independen.
26,7 juta balita tercatat bahwa indonesia
masih terdapat 4,9% balita gizi buruk,
13,0% balita dengan status gizi kurang
7,3% balita (Depkes RI, 2011).
Kopertis Wilayah X 219