Page 85 - Hadiah Haji dari Masjid Nabawi
P. 85

Kami,  para  peserta  Hifzhul  Mutun,  bergabung  makan
               bersama  Syaikh  Abdul  Muhsin,  Ustadz  Fahrisan,  Syaikh
               Sufyan,  dan  seorang  Syaikh  lainnya  yang  namanya  saya
               kurang  tahu.  Di  nampan  yang  lain,  tampak  Syaikh  Jalal,
               Syaikh Barak, Syaikh Syuro, dan beberapa Syaikh lainnya
               turut menikmati hidangan.

               Momen  tersebut  terasa  sangat  menyenangkan.  Daging
               kambing  yang  empuk  dengan  bumbu  yang  meresap
               sempurna  menambah  kenikmatan  makan  bersama  para
               ulama dan masyayikh.


               Usai makan, pembicaraan kembali mengalir, kali ini Syaikh
               membahas seputar hafalan dan kekuatannya. Syaikh Abdul
               Muhsin  bahkan  menyatakan  keinginannya  untuk  merekrut
               anak-anak  yang  cerdas  untuk  bergabung  dalam  halaqah
               Hifzhul Mutun.

               Beliau  juga  bercerita  tentang  salah  satu  faktor  yang
               menjadikan  Imam  Bukhari  memiliki  kedudukan  yang
               istimewa dalam dunia keilmuan adalah kecerdasan yang luar
               biasa yang beliau miliki. Masya Allah, suasana yang hangat
               ini benar-benar menjadi pengalaman yang tak terlupakan.


               Setelah sesi makan dan diskusi selesai, saya mendapat tugas
               dari Syaikh Jalal untuk mendata anak-anak cerdas yang saya
               kenal di Indonesia, baik putra maupun putri, yang memiliki
               semangat dan kesiapan untuk menghafal ilmu. Data tersebut
               nantinya  akan  saya  serahkan  kepada  Syaikh  Jalal  sebagai
               bahan  pertimbangan  untuk  bergabung  dalam  halaqah
               Hifzhul Mutun.



                                                                        80
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90