Page 45 - BUKU DIGITAL MODEL RANDAI PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL SUMATERA BARAT_Neat
P. 45
PERUBAHAN LINGKUNGAN
(volume) yang rerlatif besar. Filter basah (scrubber atau wet collector).
Alat ini digunakan untuk pencemar nonpartikel seperti gas dan uap.
b. Pengendalian Khusus
Selain penggunaan alat pengendali udara, beberapa zat pencemaran
udara dapat dikelola dengan metode lebih spesifik di antaranya.
Pengendalian Sulfur Dioksida (SO2), dengan mengurangi penggunaan
bahan bakar bersulfur tinggi atau menukarnya dengan bahan bakar
yang lebih bersifat ramah lingkungan. Sebagai contoh penggunaan
batubara yang mengandung konsentrasi sulfur tinggi diganti dengan
menggunakan gas alam yang lebih bersih lingkungan.Pendekatan yang
dapat dilakukan dalam pengelolaan NOx adalah dengan memodifikasi
proses pembakaran untuk mencegah pembentukan NOX.
Kualitas Udara di Sumatera Barat Membaik Selama Pandemi
Salah satu parameter untuk mengetahui terjadinya
pencemaran udara yaitu dengan meninjau partikulat berukuran
kecil dari 10 mikron (PM10). PM10 dikategorikan baik jika
bernilai 0-50 µg/m , bernilai sedang pada angka 51-150 µg/m 3
3
dan tidak sehat jika melebihi 150 µg/m (nilai ambang batas).
3
Konsentrasi aerosol (partikel yang melayang di udara) PM10
yang terjadi selama pandemi Covid-19 di daerah Sumatera Barat
tidak ada yang melebihi 50 µg/m , yang artinya masuk dalam
3
kategori baik. Nilai PM10 tertinggi yaitu di Kabupaten Lima
Puluh Kota dengan nilai maksimum konsentrasi PM10 mencapai
45 µg/m dan yang terendah yaitu di Kabupaten Kepulauan
3
Mentawai dengan rata-rata nilai konsentrasi PM10 sebesar 9
µg/m .
3
AWAL AKHIR 29
DAFTAR ISI