Page 101 - ANAK KOS DODOL
P. 101
aku pun pulang ke kos dan leyeh-leyeh di kamar anggi. Tak lama kemudian, tante tia menjemput.
Aku buru-buru membereskan ranjang anggi sekenanya, mengunci pintu, lalu ngacir ke bawah.
''iya tantee! Sebentaaaa!''
saat mobil memasuki kota magelang, tiba-tiba aku ingat! Kunci kamar anggi masih aku
kantongi! Ya ampuun... Pengen nangis rasanya! Mau balik ke kos-an rsanya tidak mungkin.
Tante tia dan om akib menatapku heran. ''ada apa wi?'' kata tante.
Aku hanya meringis dan buru-buru menghubungi ponsel anggi. Suara berisik dibelakangnya.
Anak itu masih nongkrong di mal. Dengan takut-takut kuceritakan kecerobohanku. ''anggi,
jangan pulang dulu ya! Aku mau menelepon pak say untuk cari kunci serep kamarmu!'' kataku.
Anggi hanya mengiyakan dengan lemah. Memang sih, dia tdk marah atau mengomel. Anak
bandung itu terkenal paling kalem di kos. Tapi suaranya yang cemas membuatku makin nggak
enak hati.
Aku mencoba menelpon pak say. Duh, kata anak-anak dia sedang ke rumah saudaranya di
klaten. Mampus! Aku minta tolong ke anak kos nyariin kunci serep di tempat pak say
menggantung beraneka ragam kunci. Alisha berbaik hati mencoba semua kunci yang tergantung
tapi nihil. Nggak ada yang cocok.
Mati aku, malam ini anggi tidur dimana? Terus, besok kan dia mesti ke kondangan saudaranya!
Lha, gaunnya saja ada di dalam kamar! Duh, aku betul-betul panik. Dasar nini-nini! Umpatku
menepuk jidatku kesal. Adaww!!
Anggi menelponku. ''bagaimana wi? Ada kunci serepnya?'' tanyanya panik. Mungkin ia mulai
kesemutan menunggu beritaku di mal. ''sabar ya gi! Aku lagi usaha nih! Pak say sedang ke
klaten!''
aku menelpon tere. Alhamdulillah rasanya ingin kucium anak itu! Ia berbaik hati pergi ke rumah
ibu kos untuk mencarikan kunci serep anggi! Nai motor malam-malam! ''tenang wi, aku dengan
alisha kok!'' katanya.