Page 103 - ANAK KOS DODOL
P. 103

semua nasabah dan pegawai bank menatapku aneh. Ah, bodo amat. Satpam dan CS berusaha
               menenangkanku dan menuruh duduk. ''nama mbak siapa?'' kata sang customer service membuka
               sebuah buku besar.




               Aku menyebut namaku dengan ngos-ngosan.

               ''nomer KTP?''

               aku merogoh saku. Duh, untung dompetnya kubawa!



               ''Tadi ada ibu-ibu, nasabah sini juga, mengembalikan ATM anda, tapi kami tidak tahu tentang
               saldonya.. Coba cek dulu.'' jelasnya, tanpa ba bi bu aku langsung menyambar kartu dan berlari ke
               mesin ATM. Aku komat-kamit berdoa dalam hati. Ya tuhan, tolonglah aku!




               Alhamdulillah, saldonya utuh! Aku ingin menjerit saking lega dan hepi. Uang 6 juta rupiah baru
               ditransfer  mama  buat  beli  kompie  tak  berkurang  sesen  pun.  Ya,  selama  ini  aku  mengerjakan
               tugas kuliah di rental dekat kos.



               Duh, ingin nangis deh mengingat kebaikan hati ibu-ibu itu. Oh pahlawanku. Rasanya mustahil
               tabunganku  bisa  utuh,  padahal  kesempatan  untuk  mengambilnya  terbuka  lebar.  Tertinggal  di
               mulut mesin ATM, tinggal tarik aja!




               Sejak itu, aku berjanju akan lebih hati-hati dan tidak sembrono lagi. Semua rencana kegiatan dan
               janji  dengan  teman  selalu  kutulis  di  notes  kecil.  Hehe...  Kayak  wartawan  aja,  tapi  lumayan
               ampuh lho.. Buat nenek muda kayak aku..



               Tapii.. Kadang-kadang masih suka lupa juga sih . Suatu hari aku sedang jalan-jalan di malioboro
               mal. Aku berpapasan dengan seorang lelaki ganteng yang rasanya aku kenal akrab. Hmm, siapa
               ya?  Aku  memandangnya  lekat-lekat.  Eh..  Dia  tersenyum!  Manis  banget!  Dengan  ragu  aku
               membalas senyumannya.
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108