Page 61 - ANAK KOS DODOL
P. 61
Paginya, aku bergegas ke kampus karena ada kuliah pukul sepuluh. Pulang kuliah, alisha
langsung mengajakku ke kamar, wajahnya serius banget. Dan anehnya, di dalam kamar sudah
berkumpul tiga anak lainnya. Semuanya tegang dan pucat.
''ada apa sih?, kok semuanya kayak kejepit pintu gitu?'' tanyaku sambil berbaring di kasur. Tere
pun cerita panjang lebar. Aku hanya bisa ternganga. Ternyata, waktu kami ngegosipin lintang,
dia lagi bangun untuk sholat malam. Saat berwudhu di kamar mandi, ia tak sengaja mendengar
kami ngrasani dia. SEMUANYA!
Mulai dari keluhan anak-anak hingga cara anak-anak menirukan suaranya. Dia mendengar kami
mengoloknya, mencela dengan serunya. Nah... Tadi pagi-pagi sekali, lintang masuk kamar
alisha. Matanya sembab dan terbata-bata bilang, kalau mendengar semua rumpian kami! Ia
menangis sesenggukan di kamar alisha.
Duuh, langsung nggak enak hati euy. Malu, nyesel, dan kasihan campur aduk. Emaak, kali ini
kami benar-benar kelewatan. Kata alisha, lintang sampai nggak bisa marah dan mendamprat
kami saking shock. Sambil dorong-dorongan, kami berlima para pelaku tindak kriminal datang
ke kamar lintang. Ia sedang duduk di depan komputernya, tak mau melihat wajah kami. Lintang
mendengar permohonan maafku dan anak-anak dengan wajah kaku. Di wajahnya ada sisa-sisa
air mata.
''aku sudah maafin kalian kok, tapi aku kecewa banget. Kalau memang nggak suka mestinya
kalian terus terang, biar aku bisa berubah! Eh, kalian malah menikam dari belakang. Apa itu
yang namanya saudara? Kalian tuh tega banget!'' ia tertunduk menahan air mata yang tumpah.
Hiks.hiks. Semua tertohok mendengar ucapan lintang. Kami ramai-ramai memeluk lintang.
Huhuhu... Maafkan kami, lintang.