Page 75 - ANAK KOS DODOL
P. 75

Tanpa  diseret.  Kamipun  sukarela  mendaftar  ke  mesjid  kampus.  Waduh,  jeung  Tanti  belum
               nongol. Yang ada seorang cowok manis berwajah cool. Nggak sopan benget. Dia sama sekali tak
               mau  melohat  kami!  Pandangannya  menghunjam  tembok  di  belakangku  sampai  aku  curiga
               jangan-jangan matanya.. Ah tidak kok!




               Sobatku  sampai  geregetan.  Segala  hal  yang  kami  tanyakan  tentang  rihlah  dijawab  pendek-
               pendek. Iih, customer servive yang menyebalkan! Gimana acaranya mau laku? Akhirnya, aku
               menarik tangan ikha cepat-cepat kabur dari situ. Capek dyeeh! Sok cakep banget sih!




               Pas ketemu Tanti di kelas, kami mendaftar sambil mencerca cowok dingin itu. ''salam kulkas dua
               pintu buat temen loe, Tan!'' celetuk ikha disambut tawa Tanti. ''Akhi Rafi baik kok orangnya!
               Ngocol!'' jawabnya. Wajah manis Tanti sumringah sekali melihat kami akhirnya mau kembali ke
               jlan  yang  benar.  Kudu  selamatan!  Kata  Tanti  sambil  mennuliskan  kuitansi  kami.  Hihi.  Haah,
               baik? Ngocol? Kesambet jin mesjid kali nih anak kos bisa-bisanya..! Oh, namanya Rafi? Hmm...



               Pas Rihlah, ternyata acaranya cukup asyik. Banyak kenalan baru dan lagi... Cowoknya cakep-
               cakep! Ikha tertarik dengan seorang cowok putih asal padang. Oh iya, aku baru tahu kalau anak
               Rohis tak mau melihat lawan jenis karena selalu menjaga pandangan hihi jadi bukan sombong!
               Ya maap, gini deh kalau kurang gaul! Jadi buruk sangka!




               Gara-gara rihlah, kami jadi akrab dan sering bercanda dengan Rafi. Anaknya gaul juga ternyata.
               Aku jadi sering ngobrol dengannya. Bercerita banyak hal tentang keluarga dan diri kami. Aku
               jadi tahu hobinya, cita-cita, apa saja.



               kami jadi dekat. Sering pergi beramai-ramai dengan anak kos. Pergi makan, nonton pementasan
               teater, kumpul di perpus, menghadiri kajian, dll. Tidak ada gandengan tangan atau hal-hal biasa
               dalam pacaran. Teman-teman kosku jadi sering meledek.




               ''gila lu wi, kamu pacaran sama marbot mesjid?'' ledek sarah disambut derai tawa anak-anak.
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80