Page 3 - 72-257-1-PB_merged_Neat
P. 3
Meriska, Prilaku Sarapan Pagi Anak Sekolah 91
diterapkan untuk menurunkan tingkat dukungan keluarga dan peran guru anak
gizi kurang. Sedangkan sasaran jangka sekolah dasar
menengah yang ingin kita capai pada 2014 2. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin
dalam hal perbaikan gizi adalah menurunkan dengan perilaku sarapan pagi anak SD
persentase gizi kurang menjadi 15% dari saat 3. Mengetahui hubungan pengetahuan gizi
ini (2013) sebesar 17.9%. Serta mengurangi anak dengan perilaku sarapan pagi anak SD
persentase anak pendek menjadi 32% dari 4. Mengetahui hubungan antara sikap gizi
tahun 2013 yaitu 35.8% (Febrida, 2013). anak dengan perilaku sarapan pagi anak SD
Data Riskesdas 2010 menunjukkan 5. Mengetahui hubungan antara pekerjaan
prevalensi kurus (IMT/U) nasional pada anak ayah dengan perilaku sarapan pagi anak SD
usia sekolah (6-12 tahun) sebesar 12.2% terdiri 6. Mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan
dari 4,6% sangat kurus dan 7,6% kurus. Secara perilaku sarapan pagi anak SD
nasional prevalensi anak pendek (kerdil) 7. Mengetahui hubungan pendidikan ayah
dengan usia 6-18 tahun masih tinggi, yakni di dengan perilaku sarapan pagi anak SD
atas 3%. Prevalensi anak pendek juga 8. Mengetahui hubungan pendidikan ibu
mencerminkan adanya riwayat kurang gizi, dengan perilaku sarapan pagi anak SD
yang bisa mengancam masa depan mereka. 9. Mengetahui hubungan antara ketersediaan
(Kementerian Kesehatan RI, 2010. makanan sarapan dengan perilaku sarapan
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan pagi anak SD
Dasar (Riskesdas) tahun 2010 prevalensi status 10. Mengetahui hubungan dukungan keluarga
gizi anak sekolah umur 6-12 tahun berdasarkan dengan perilaku sarapan pagi anak SD
TB/U di Provinsi Lampung kategori sangat 11. Mengetahui hubungan antara peran guru
pendek 20.4% dan pendek sebesar 20.4%, dengan perilaku sarapan pagi anak SD
sisanya normal sebesar 59.2%. Provinsi 12. Mengetahui faktor paling dominan dengan
Lampung merupakan provinsi kelima yang perilaku sarapan pagi anak SD.
prevalensi status gizi cukup tinggi untuk
kategori anak umur 6-12 tahun yaitu sangat METODE
pendek.
Sedangkan prevalensi status gizi anak Jenis penelitian ini kuantitatif dengan
umur 6-12 tahun berdasarkan IMT/U Provinsi pendekatan cross sectional study. Sebelum
Lampung untuk kategori sangat kurus adalah dilakukan penelitian, dilakukan survey
sebesar 4.6%, kurus 5.4%, normal 78.3%, dan pendahuluan ke lokasi penelitian. Selain itu,
sisanya 11.6% gemuk. Jika dilihat konsumsi dilakukan uji validitas dan realibilitas.
setiap provinsi maka Provinsi Lampung juga Populasi penelitian, seluruh SD kelas
mengalami masalah sebab rata-rata konsumsi IV, V, dan VI Tahun Pelajaran 2013/2014 yang
energi (55,2%) dan rata-rata konsumsi protein ada di Kelurahan Kemiling Pemai, meliputi
(36,9%) masih dibawah kebutuhan minimal siswa SD negeri dan SD swasta. Total populasi
(Kementerian Kesehatan RI, 2010). penelitian berjumlah 848 siswa. Besar sampel
Berdasarkan data yang telah diuraikan 106 siswa dan analisis data menggunakan uji
di atas menunjukkan bahwa Provinsi Lampung chi square dan regresi logistik.
masih memiliki masalah tentang status gizi dan Penelitian ini dilakukan pada bulan
tingkat kecukupan energi dan protein pada anak Desember 2013. Lokasi penelitian adalah SD
umur 6-12 tahun atau usia sekolah. Status gizi Negeri 1 Kemiling Permai, SDN Negeri 2
dan konsumsi energi dan protein erat kaitannya Kemiling Permai, SD Negeri 3 Kemiling. Dan
dengan perilaku makan sesuai dengan apa yang SD Islam Terpadu Baitul Jannah.
telah dikemukakan di atas. Metode pengambilan sampel adalah
Penelitian ini bertujuan untuk : proportional random sampling berdasarkan
1. Mengetahui distribusi frekuensi perilaku data jumlah anak SD kelas IV, V dan VI. Cara
sarapan pagi anak sekolah dasar jenis pengumpulan data dengan pengamatan dan
kelamin, pengetahuan gizi anak, sikap gizi pencatatan. Uji statistik yang digunakan adalah
anak, pekerjaan ayah, status pekerjaan ibu, uji Chi Square. Setelah analisis bivariat, maka
pendidikan ayah, pendidikan ibu, dilakukan analisis multivariat untuk mengetahui
ketersediaan makanan sarapan pagi, faktor-faktor yang berhubungan dengan