Page 25 - E-MODUL EKOSISTEM LAHAN GAMBUT
P. 25

EKOSISTEM LAHAN GAMBUT  E-MODUL











                      Baca dan pahamilah wacana berikut!
                      Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terutama pada lahan gambut sering dialami Indonesia. Sepuluh
                  tahun terakhir, Indonesia menempati urutan ketiga dunia dalam hal pencemaran udara akibat pembakaran
                  hutan,  di  mana  sebelumnya  menempati  urutan  ke-25.  Karhutla  tahun  1997  merupakan  yang  terparah
                  sepanjang  sejarah  Indonesia.  Sementara  itu,  karhutla  tahun  2015  yang  juga  cukup  parah  menunjukkan
                  bahwa  Indonesia  telah  abai  terhadap  permasalahan  ini.  Adanya  anomali  iklim  EL  Nino  yang  dibarengi
                  dengan pengeringan lahan gambut dan pembakaran sengaja oleh manusia untuk membuka lahan memicu
                  terjadinya karhutla yang masif. Rekomendasi solusi permasalahan ini adalah menegakkan dan mempertegas
                  peraturan, konservasi berbasis masyarakat, dan melakukan restorasi gambut. Ketiga  solusi tersebut telah
                  mengakomodir 3 elemen penting, yaitu pemerintah, masyarakat, dan korporat (Nurkholis et al., 2018).
                      Deforestasi dan pengeringan lahan gambut ternyata meningkatkan kemudahan terjadinya kebakaran
                  (Turetsky  et  al.,  2014;  Wooster  et  al.,  2018).  Kegiatan  pembalakan  yang  tidak  berkelanjutan,  drainase,
                  konversi ke pertanian telah menyebabkan terjadinya degradasi lahan gambut (M. A. Cochrane et al., 2018).
                  Faktor-faktor  lainnya  yang  menyebabkan  terjadinya  peningkatan  kebakaran  hutan  dan  hutan  rawa  di
                  Indonesia adalah harga kayu bulat, harga ekspor CPO, el nino, anggaran Kementerian Kehutanan, krisis
                  ekonomi, jumlah hotspot. Jumlah hotspot menjadi penentu utama peningkatan kebakaran hutan di wilayah
                  Indonesia (Cahyono et al., 2015). Kebakaran gambut yang nyata adalah menyebabkan terjadinya degradasi
                  lahan  gambut.  Degradasi  lahan  gambut  dapat  berupa  hilangnya  vegetasi  alami  dan  rusaknya  fungsi
                  hidrologis (Novryandi, 2018).
                      Pengembangan lahan gambut yang luas sebagai perkebunan kayu dan perkebunan kelapa sawit telah
                  menyebabkan ancaman serius bagi ekosistem hutan rawa gambut yang tersisa. Kebakaran hutan dan lahan
                  terjadi setiap tahun, terutama di musim kemarau, dan sisa hutan rawa gambut menjadi sasaran kegiatan
                  penebangan  liar  dan  gangguan  alam.  Penduduk  desa  terus  mengubah  hutan  rawa  gambut  alami  yang
                  tersisa menjadi kebun karet hutan dan perkebunan kelapa sawit (Gunawan et al., 2016).

                  Setelah memahami wacana diatas, Lakukanlah;
                   1.  Analisis terhadap karakteristik, kebijakan dan pengelolaan lahan gambut
                   2.  Sintesis proses pembentukan gambut
                   3.  Mengenal dan memecahkan masalah kebakaran lahan gambut
                   4.  Simpulkan kaitan antara karakteristik, kebijakan dan pengelolaan lahan gambut dengan peristiwa
                      kebakaran lahan gambut.

                  Tuliskanlah bagaimana sikap saudara terhadap peristiwa kebakaran lahan gambut tersebut dalam bentuk
                  laporan hasil analisis. Kisi-kisi laporan sebagai berikut;
                  1.  Sikap peduli
                      -mengapa lahan gambut perlu dilindungi
                      -bagaimana melindungi lahan gambut (kaitkan dengan karakteristiknya)
                      -bagaimana kebijakan dan pengelolaan lahan gambut
                      -apa penyebab dan dampak kebakaran lahan gambut



                                                                                                        22
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30