Page 159 - E-BOOK ZAT ADITIF
P. 159
buatan (sakarin) pada buah semangka (. Jurnal Lingkungan Dan Keselamatan Kerja, 2(3),
1–7.
Sudewo, Ramlawati, L. dan Yunus, S.R,.(2020). Zat Aditif dan Adiktif Serta Sifat Bahan dan
Pemanfaatanya. Jakarta: Pustaka
Sutrisno, Pratiwi, D. C., Istiqomah, Baba, K. J., Rifani, L. E., & Ningtyas, M. A. (2018).
Edukasi Bahaya Junk Food ( Makanan dan Snack ) dan Jajan Sembarangan dikalangan
Remaja. Journal of Communyty Engagement in Health, 1(1), 7–10.
Syah. (2005). Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. IPB Press.
Teti Estiasih, Widya Dwi Rukmi, E. W. (2015). Komponen Minor Bahan Tambahan Pangan.
Bumi Aksara.
Weerasekara, P. C., Withanachchi, C. R., Ginigaddara, G. A. S., & Ploeger, A. (2020).
Understanding Dietary Diversity, Dietary Practices and Changes in Food
Patterns in Marginalised Societies in Sri Lanka. Foods (Basel, Switzerland), 9(11).
https://doi.org/10.3390/foods9111659
WHO. (2011). Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment
of severity. Vitamin and Mineral Nutrition Information System, 1–6.
Widjajaseputra, A. I. (1989). Penggunaan Sakarin Sebagai Bahan Pemanis Sintetik. In Agritech
(Vol. 9, Issue 1, pp. 30–37).
Widyaningsih dan Murtini. (2016). Alternatif Pengganti Formalin Produk Pangan. Trubus
Agrisarana.
Wijaya. (2011). Waspadai Zat Aditif dalam Makanan. Buku Biru.
Winarno. (2002). Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka.
Yamin, M. Jamaluddin. Khairudin. Nasrudin. (2018). Penyadaran Masyarakat Mengenai
Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif Pada Makanan Terhadap Kesehatan. Jurnal
Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat. Vol 1 (1), 2614 – 7947.