Page 19 - MODUL LAYANAN KLASIKAL
P. 19
sekolah dan tata usaha sekedar Hai saja mengucapkan salam dan juga
mencium tangan
6. Sikap berpakaian seragam Siswa menggunakan baju Siswa menggunakan baju
sekolah dimasukkan, memakai sabuk, dikeluarkan, tidak memakai sabuk,
memakai kaos kaki tidak memakai kaos kaki
7. Sikap pada waktu mengikuti Siswa berdiri dengan sikap Siswa berdiri dengan sikap tidak
upacara di sekolah sempurna, hormat grak sesuai sempurna, goyang-goyang badan,
dengan yang seharusnya, tidak gerakan hormat dengan badan
bicara dengan teman condong ke kanan, bercanda
disebelahnya. dengan teman disebelahnya
8. Sikap ketika makan di Siswa mengambil jajanan dengan Siswa mengambil jajanan dengan
kantin/kelas tangan kiri, siswa makan sambil tangan kanan, makan sambil
berdiri,mengunyah dengan mulut duduk, mengunyah dengan mulut
terbuka, dan sambil tertawa tertutup dan berbicara ketika
terbahak bahak sudah tidak ada yang dikunyah
B. Materi 2:
RIDHO ORANGTUA, RIDHONYA TUHAN
1. Kenapa kita harus menghormati orangtua?
Pernahkah kita sejenak merenungi akan betapa
besarnya jasa orang tua kita? Banyak di antara kita sendiri
yang lupa dengan segunung jasa ayah dan ibu kita.
Pernahkah juga kita bayangkan jasa ibu kita yang dulu
mengandung kita dengan sangat kepayahan dan
kesusahan? Selama 9 bulan berjuang melawan beban
yang bertambah berat, rasa mual dan , rasa meriang,
pegal-pegal, kepayahan tidur, duduk dan berjalan semakin hari justru semakin menjadi-
jadi. Hal ini saja seharusnya sudah bisa mengispirasi kita untuk senantiasa memenuhi
kewajiban kita terhadap orang tua kita.Bukan sekedar itu. Ada hari-hari yang sangat
mendebarkan bagi sang ibu ketika si kecil mulai rindu untuk bertemu. Yaitu hari dimana
nyawa dipertaruhkan padahal hanyalah satu. Isakan tangis, teriakan, rontaan dan
banjiran linangan air mata menjadi saksi yang seakan tak pernah bisu. Darahpun
mengalir deras. Tubuhpun terkuras sangat lemas. Kuluman doapun tak pernah henti
sembari terus meregang nafas. Tiba-tiba tangisan si kecil itu meretas bersama nyawa
yang seolah hampir lepas. Akhirnya kitapun hadir di dunia ini dengan perjuangan yang
luar biasa.
Ternyata tidak hanya sampai disitu. Kita yang saat itu masih bayi merah dan hanya
bisa menangis begitu disayang oleh sang ibu. Rasa sakit sehabis melahirkan yang belum
kunjung sembuh tak menghalangi ibunda melayani kita. Dua puluh empat jam non stop.
Bahkan malam hari yang hening untuk istirahat sang ibu rela menyusui kita. Ikatan-
ikatan kecapekan dalam tubuh ibumu seolah lenyap saat mendekap kita. Guratan-
guratan lukapun seolah tak terasa saat dia menyusui kita. Kurang lebih 2 tahun kita
minum air susu ibu kita. Adakah kita ingat itu semua? Bukankah ini saja sudah bisa
Modul Bimbingan dan Konseling
11