Page 15 - E - MODUL STUDI AGAMA KONTEMPORER
P. 15

Umat Islam ada yang meyakini bahwa pengganti sah Nabi Muhammad

                            setelah beliau wafat adalah Ali bin Abi Thalib, karena sesuai dengan wasiat
                            beliau (Nabi Muhammad saw) yang disampaikan di Ghadir Khum, setelah haji

                            Wada’. Sementara ada kelompok lain dari umat Islam yang tidak meyakini

                            kebenaran  wasiat  itu.  Berawal  dari  masalah  kepemimpinan  itu,  perbedaan
                            pemahaman di kalangan umat Islam berkembang ke masalah teologi, fikih, dan

                            tasawuf beserta institusinya (tarekat).
                                Hingga kini, perdebatan di kalangan umat Islam (termasuk di Indonesia),

                            terus  berkembang  dan  tidak  dapat  ditemukan  satu  kesepakatan.  Di  antara

                            kelompok  besar  dalam  Islam  yang  dapat  diidentifikasi  sebagai  hasil  dari
                            perbedaan pemahaman di kalangan umat Islam itu adalah:

                            1. Syi’ah, Sunni dan Khawarij untuk bidang politik.
                            2. Hanafiyyah, Malikiyyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah untuk bidang hukum

                               Islam.
                            3. Khawarij,  Murji’ah,  Muktazilah,  Maturidiyyah  dan  Asy’ariyyah  untuk

                               bidang teologi.

                            4. al-Kindi,  al-Farabi,  Ibnu Sina, al-Razi,  al-Ghazali, Ibnu Rusyd dan  Ibnu
                               Thufayl untuk bidang filsafat.

                            5. al-Hallaj,  al-`Arabi,  al-Jilli,  al-Ghazali  dan  al-Busthami  dan  seterusnya
                               untuk bidang tasawuf.

                            6. Qadiriyah, Syadziliyah, Sattariyah, Naqsabandiyah untuk bidang tarekat.

                                Munculnya perbedaan ini dapat dimaklumi, karena wahyu itu disampaikan
                            oleh  Allah  sehingga  pesannya  sangat  universal,  meskipun  pesan  wahyu  itu

                            telah  menggunakan  bahasa  manusia,  yaitu  bahasa  Arab.  Sehingga  para
                            pemeluknya  dalam  memahami  pesan  itu  menggunakan  penafsiran  sesuai

                            dengan  bahasa  dan  budaya  mereka  dalam  kapasitasnya  sebagai  manusia.

                            Kebenaran agama bisa saja diklaim sebagai kebenaran yang suci dan absolut,
                            namun  kualitas  dan  pengalaman  keberagamaan  manusia  tetap  dalam  ranah

                            relatif dan selalu berubah-ubah.
                                Meskipun relatif, tetapi pengalaman keberagamaan itu selalu melibatkan

                            sikap emosional. Tanpa emosi dan keyakinan tidak akan ada keberagamaan.




                                                              10
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20