Page 5 - coba coba
P. 5

Validasi dan Penetapan Kadar Rutin ….. (Handoyo, T.R. dkk)




                  Keterangan :                                 Penetapan Kadar Sampel
                  SB = simpangan baku                               Kadar  rutin  dalam  ekstrak  etanol
                  yB = slope                                   daun    binahong       dianalisis   pada
                                                               seperangkat alat KCKT dengan komposisi
                  Akurasi dan Presisi                          fase gerak metanol : asetonitril : air pada
                        Akurasi  presisi  dilakukan  secara    perbandingan 30 : 10 : 60 dengan laju alir
                  intra-day  dan  inter-day.  Preparasi  baku   0,7  mL/  menit.  Pengukuran  kadar  rutin
                  rutin  dilakukan  dengan  memilih  3         pada  ekstrak  etanol  daun  binahong
                  konsentrasi  dari  kurva  baku  (rendah,     direplikasi  sebanyak  6  kali  untuk
                  sedang, tinggi) yang telah didapatkan dan    menentukan rerata dan simpangan dalam
                  diperkirakan  berdasarkan  AUC  yang         pengukuran kadar rutin dalam sampel.
                  didapatkan dari uji selektivitas dan kurva
                  baku agar hasilnya nanti tidak mengalami     HASIL DAN PEMBAHASAN
                  ekstrapolasi.  Konsentrasi  baku  yang       Optimasi      Panjang       Gelombang
                  digunakan yaitu 1 ppm untuk konsentrasi      Maksimum
                  rendah; 1,6 ppm untuk konsentrasi sedang;         Tujuan  dari  optimasi  panjang
                  dan  2,2  ppm  untuk  konsentrasi  tinggi.   gelombang  maksimum  yaitu  mengetahui
                  Masing-masing       konsentrasi     baku     panjang  gelombang  senyawa  rutin  yang
                  dimasukan  dalam  labu  takar  5  ml,  dan   memberikan  respon  berupa  absorbansi
                  ditambahkan metanol hingga tanda batas.      yang  maksimal.  Panjang  gelombang
                  Kemudian  dimasukkan  ke  dalam  corong      maksimum  ditentukan  dengan  cara
                  pisah dan ditambahkan n-heksan sebanyak      scanning  larutan  baku  rutin  yang  dalam
                  10  ml.  Corong  pisah  lalu  digojok  dan   tiga konsentrasi berbeda (0,5 ppm, 1 ppm,
                  larutan akan memisah. Larutan baku yang      dan  1,5  ppm)  dengan  rentang  panjang
                  berada  di  lapisan  bawah  diambil  dan     gelombang  200-400  nm  menggunakan
                  dimasukkan dalam erlenmeyer. Diambil 1       spektrofotometer UV double beam.  Hasil
                  ml dari erlenmeyer untuk disaring dengan     yang diperoleh disajikan dalam Gambar 1.
                  milipore  dan  dimasukkan  dalam  vial            Berdasarkan  tabel  dan  hasil  scan
                  KCKT,  kemudian  diawaudarakan  selama       panjang  gelombang  tersebut,  panjang
                  10  menit.  Setiap  langkah  ini  dilakukan   gelombang  maksimum  yang  digunakan
                  replikasi sebanyak 3 kali tiap konsentrasi   adalah  272  nm.  Panjang  gelombang
                  dan  dilakukan  terus  menerus selama tiga   maksimum  yang  didapatkan  dari  hasil
                  hari berturut-turut.                         pengukuran  sangat  sesuai  dengan  hasil
                        Akurasi     didapatkan      dengan     pengukuran      panjang      gelombang
                  menggunakan rumus:                           maksimum      pada    penelitian   yang
                                             
                  %perolehan kembali =   × 100%    (4)         dilakukan  oleh  Seal  tahun  2016,  dengan
                                              ∗                panjang  gelombang  maksimum  yang
                  Keterangan:  CF  =  konsentrasi  yang        didapatkan dari penelitian tersebut sebesar
                                       *
                  didapatkan  dan  C A  =  konsentrasi         272 nm. Panjang gelombang tersebut bisa
                  seharusnya.  Syarat  %perolehan  kembali     mengalami  pergeseran  akibat  sifat  dari
                  mengikuti acuan AOAC.                        pelarut  yang  digunakan.  Pelarut  yang
                  Presisi  didapatkan  dengan  menggunakan     digunakan adalah metanol yang memiliki
                  rumus:                                       sifat  polar.  Pelarut  bersifat  polar  akan

                  Koefisien variasi =        × 100%     (5)    cenderung  meningkatkan  energi  eksitasi
                                       
                                                               molekul  senyawa.  Peningkatan  energi
                  Keterangan: SD = standar deviasi dan x =     tersebut  berbanding  terbalik  dengan
                  rata-rata.   Syarat   koefisien   variasi    panjang gelombang, karena semakin besar
                  mengikuti acuan AOAC.                        energi  yang  diperlukan,  maka  panjang




                                                            5
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10