Page 116 - Modul Pendidikan Kopdit Kabari
P. 116
1. PENERAPAN PRINSIP KOOPERATIF
Meningkatkan kualitas hidup, itulah misi umum semua Credit Union /
Kopdit. Dari misi umum ini, masing-masing primer harus merumuskan
tujuan akhir CU-nya. Apa itu kualitas hidup anggota CU? Karena CU /
Kopdit kita berada di Indonesia, maka kita mengikuti situasi Indonesia.
Apa kata UU RI No. 52 tahun 2009 dari Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). BKKBN menyebut kualitas
hidup keluarga sama dengan ‘kesejahteraan’. Disebutkan disana bahwa
kesejahteraan keluarga dibentuk berdasarkan: perkawinan, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Mahaesa, memiliki hubungan yang serasi, selaras,
dan seimbang antaranggota dan antarkeluarga dengan masyarakat dan
lingkungan. Dalam pengertian ini, BKKBN melanjutkan kesejahteraan
keluarga dengan mengkategorikan dari tingkat prasejahtera sampai
sejahtera tingkat III plus berdasarkan pemenuhan hidup fisik, pendidikan,
kesehatan, kebebasan beragama hingga kehidupan sosial anggota
keluarga tersebut.
Dari pemahaman kualitas hidup menurut BKKBN Indonesia itu kita
perlu bertanya diri: seberapa jauh CU kita berperan dalam meretas
pencapaian kualitas hidup anggotanya? Padahal tujuan akhir CU adalah
kualitas hidup anggotanya yang harus kita capai. Dan kualitas hidup
anggota itu harus terukur. Karena kualitas hidup anggota itu harus
terukur maka hal ini sangat membantu PPS dalam merencanakan
Strategic Planning (SP). Sehingga nilai kooperatif yang menjiwai CU
akan sangat mendorong PPS untuk menjalankan rencana SP, untuk
mencapai tujuan akhir CU tadi.
Langkah awal yang sangat perlu disepakati dulu disini supaya Kopdit
Kabari mampu menerapkan prinsip kooperatif dalam CBCU adalah:
- Bagaimana prinsip-prinsip kooperatif diterapkan di CU /Kopdit kita?
Dalam hal apa? Bagaimana penilaian kita terhadap CU / Kopdit kita?
- Menurut kita, apa sebenar bisnis CU / Kopdit kita?
116 | P a g e - M o d u l P e n d i d i k a n K o p d i t K a b