Page 2 - ARTIKEL SEMINAR BIOLOGI_NOVA DAMAYANTI_KLP 1
P. 2
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Terhadap Bakteri
Staphylococcus Aureus dengan Metode Difusi Cakram
Ni Made Nova Damayanti
1913041019 / VIB
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Biologi dan Perikanan Kelautan, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha
nova221101@gmail.com
ABSTRAK
Sirih merupakan tanaman asal Indonesia yang memiliki segudang manfaat, baik itu dibidang
kesehatan, kecantikan, atau upakara. Penyembuhan menggunakan obat kimia menjadi
pengobatan yang banyak ditempuh masyarakat. Seiring berjalannya waktu, harga obat kimia
banyak yang semakin meningkat, selain itu banyaknya efek samping obat kimia membuat
beberapa masyarakat beralih kembali ke obat tradisional. Tanaman herbal sangat mudah
ditemukan di sekitar lingkungan tempat tinggal, terlebih lagi mudahnya mendapatkan
informasi di internet terkait kandungan aktif yang terdapat pada tanaman. Salah satu sumber
daya alam berupa tanaman yang sering digunakan untuk obat tradisional yaitu sirih (Piper
betle L.). Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui deskripsi Daun Sirih Hijau (Piper
betle L.) (2) mengetahui deskripsi Bakteri Staphylococcus aureus (3) mengetahui sifat
antibakteri ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) (4) mengetahui pengertian Ekstraksi
Maserasi. (5) mengetahui pengertian Metode Difusi Cakram. Untuk mengetahui aktivitas
antibakteri ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
dengan metode difusi cakram, dilakukan eksplorasi materi dari berbagai sumber berupa jurnal
dan sumber lain yang mengkaji aktivitas antibakteri ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.)
terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi cakram. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa: (1) Sirih merupakan tanaman di Indonesia yang tumbuh secara
merambat pada batang pohon lain. Tanaman sirih dapat mencapai tinggi 5-15 m. Batang sirih
berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, dan terdapat ruas yang merupakan tempat
keluarnya akar. Daunnya berwarna hijau yang berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh
berselang-seling, bertangkai dan mengeluarkan bau aromatik yang khas bila diremas (2)
Bakteri Staphylococcus merupakan salah satu bakteri yang sering menimbulkan infeksi pada
manusia. Staphylococcus termasuk dalam famili micrococcaceae. Bakteri ini berbentuk bulat
dan cenderung menyerupai buah anggur. Staphylococcus berukuran 1µm tersusun dalam
bentuk kluster tidak teratur, berpasangan dan tidak membentuk spora. (3) Daun sirih dapat
digunakan sebagai antibakteri karena mengandung 4,2% minyak atsiri. Minyak tersebut
sebagian besar terdiri atas beterfenol yang merupakan isomer euganol allypyrocatechine,
cineol metil euganol, caryophyllen, karikol, kavibekol, estragol, dan terpinen (4) Metode
maserasi di lakukan dengan memasukkan serbuk tanaman dan pelarut yang sesuai ke dalam
wadah inert yang tertutup rapat pada suhu kamar. (5) Metode difusi menggunakan cakram
dilakukan dengan cara kertas cakram sebagai media untuk menyerap bahan antimikroba
dijenuhkan ke dalam bahan uji. Setelah itu kertas cakram diletakkan pada permukaan media
agar yang telah diinokulasi dengan biakan mikroba uji, kemudian diinkubasikan selama 18-
24 jam pada suhu 35°C. Area atau zona bening di sekitar kertas cakram diamati untuk
menunjukkan ada tidaknya pertumbuhan mikroba.
Kata kunci: Daun Sirih Hijau (Piper betle L.), Staphylococcus aureus, Antibakteri Daun
Sirih Hijau (Piper betle L.), Ekstraksi Maserasi, dan Difusi Cakram