Page 7 - ARTIKEL SEMINAR BIOLOGI_NOVA DAMAYANTI_KLP 1
P. 7

merupakan  spesies  yang  paling  invasif  dan  paling  berbeda  dari  spesies  lainnya  karena

               memiliki  enzim  koagulase.  Organisme  ini  ditemukan  40%  pada  orang  sehat,  di  bagian
               hidung,  kulit,  ketiak atau perineum.


               3.3 Sifat Antibakteri Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.)
                       Daun sirih yang banyak ditemukan di lahan atau pekarangan, dapat digunakan sebagai
               antibakteri  karena  mengandung  4,2%  minyak  atsiri.  Minyak  tersebut  sebagian  besar  terdiri

               atas  beterfenol  yang  merupakan  isomer  euganol  allypyrocatechine,  cineol  metil  euganol,

               caryophyllen,  karikol,  kavibekol,  estragol,  dan  terpinen  (Sastroamidjojo,  1997).  Daun  sirih
               dimanfaatkan  sebagai  antisariawan,  antibatuk,  adstringent  dan  antiiseptik.  Kandungan  kimia

               tanaman  sirih  adalah  saponin,  flavonoid,  polifenol  dan  minyak  atsiri.  Senyawa  saponin
               bekerja  merusak  membran  sitoplasma  dan  membunuh  sel  mikroba.  Flavonoid  diduga

               memiliki mekanisme kerja mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel tanpa

               dapat diperbaiki lagi (Aiello & Susan, 2012). Daun sirih mempunyai aroma yang khas karena
               mengandung  minyak  atsiri,  air,  protein,  lemak,  karbohidrat,  kalsium,  fosfor,  vitamin  A,B,C,

               yodium,  gula  dan  pati.  Fenol  alam  yang  terkandung  dalam  minyak  atsiri  memiliki  daya
               antiseptik  5  kali  lebih  kuat  dibandingkan  fenol  biasa  (bakterisid  dan  fungisid)  tetapi  tidak

               sporasid (Putri, 2010).

                       Mekanisme  fenol  sebagai  agen  antibakteri  berperan  sebagai  toksin  dalam
               protoplasma,  merusak  dan  menembus  dinding  serta  mengendapkan  protein  sel  bakteri

               (Carolia  &  Noventi,  2016).  Flavonoid  bekerja  menghambat  pertumbuhan  bakteri  sehingga
               menyebabkan  terjadinya  kerusakan  permeabilitas  dinding  sel  bakteri.  Sedangkan  Saponin  itu

               sendiri  bekerja  sebagai  antibakteri  dengan  mengganggu  stabilitas  membran  sel  bakteri
               sehingga menyebabkan sel bakteri lisis  (Tenda et al., 2017).



               3.4 Ekstraksi Maserasi
                       Metode  yang  digunakan  untuk  mengekstraksi  sampel  daun  sirih  yaitu  dengan

               metode    maserasi.  Maserasi  merupakan  metode  sederhana  yang  paling  banyak  digunakan.
               Maserasi adalah cara yang sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri. Metode ini di

               lakukan dengan memasukkan serbuk tanaman dan pelarut yang sesuai ke dalam wadah inert

               yang  tertutup  rapat  pada  suhu  kamar.  Proses  ekstraksi  dihentikan  ketika  tercapai
               kesetimbangan  antara  konsentrasi  senyawa  dalam  pelarut  dengan  konsentrasi  dalam  sel

               tanaman.  Setelah  proses  ekstraksi,  pelarut  dipisahkan  dari  sampel  dengan  penyaringan
               (Agoes,2007).  Maserasi  merupakan  proses  ekstraksi  simplisia  dengan  menggunakan  pelarut

               dan  beberapa  kali  pengadukan  pada  temperature  kamar.  Maserasi  merupakan proses paling
   2   3   4   5   6   7   8   9   10