Page 4 - ARTIKEL SEMINAR BIOLOGI_NOVA DAMAYANTI_KLP 1
P. 4

1. PENDAHULUAN

               1.1 Latar Belakang

                       Sirih  merupakan  tanaman  asal  Indonesia  yang  memiliki  segudang  manfaat,  baik  itu

               dibidang  kesehatan, kecantikan, atau untuk upakara. Karena manfaatnya tersebut sirih sering
               ditanam  di  pekarangan  rumah  bagi  beberapa  orang.  Penyembuhan  dengan  menggunakan

               obat-obatan  kimia  menjadi  pengobatan  yang  banyak  ditempuh  masyarakat,  akan  tetapi

               kandungan kimia yang ada di obat – obatan tersebut akan membawa efek jangka panjang bagi
               organ  tubuh.  Seiring  berjalannya  waktu,  harga  obat  kimia  banyak  yang  semakin  meningkat,

               selain itu banyaknya efek samping obat kimia bagi kesehatan membuat beberapa masyarakat

               beralih  kembali  ke  obat  tradisional.  Tanaman  herbal  sangat  mudah  ditemukan  di  sekitar
               lingkungan  tempat  tinggal,  terlebih  lagi  mudahnya  mendapatkan  informasi  di  internet  terkait

               kandungan aktif yang terdapat pada tanaman. Salah satu sumber daya alam berupa tanaman
               yang sering digunakan  untuk obat tradisional  yaitu sirih (Piper betle L.).

                       Setiap  obat  memiliki  kekurangan  dan  kelebihannya  masing  –  masing  begitu  pula
               dengan  obat  herbal  yang  tidak  dapat  memberikan  hasil  yang  instan,  kelebihan  obat  herbal

               dapat  dilihat  dari  minimnya  efek  samping,  kemudahan  mengolah  serta  mencarinya.  Srih

               merupakan  tanaman  yang  mudah  dikembangbiakkan.  Sejak  tahun  600  SM  daun  sirih  sudah
               dikenal  mengandung zat antiseptic yang dapat membunuh bakteri sehingga banyak digunakan

               sebagai antibakteri  dan antijamur.
                       Daun  sirih  dapat  digunakan  sebagai  antibakteri  karena  mengandung  4,2%  minyak

               atsiri  yang  sebagian  besar  terdiri  dari  betephenol  yang  merupakan  isomer  Eugenol  26,8-
               42,5%,  Caryophyllen  6,2-11,9%,  kavikol  5,1-8,2%,  kavibekol  0,0-1,2%,  estragol  dan  terpinen

               (Zenda,  2010).  Minyak  atsiri  dari  daun  sirih  mengandung  30%  fenol  dan  beberapa

               derivatnya.  Senyawa  fenol yang terkandung dalam daun sirih hijau ini mampu mendenaturasi
               protein  bakteri  dan  meningkatkan  permeabilitas  mikroorganisme  (Mita,  2011).  Kandungan

               kavikol  dan  kavibetol  pada  daun  sirih  hijau  yang  merupakan  turunan  dari  fenol  mempunyai

               daya  antibakteri  lima  kali  lipat  lebih  kuat  dari  fenol  biasa  (Anang,  2007).  Selain itu didalam
               daun  sirih  juga  terdapat  flavonoid  yang  berfungsi  sebagai  bakteriostatik  dan  juga  berfungsi

               sebagai  anti  inflamasi  serta  mengandung  saponin  dan  tannin yang bersifat sebagai antiseptik
               pada  luka  permukaan  dan  bekerja  sebagai  bakteriostatik  yang  biasanya  digunakan  untuk

               infeksi  pada kulit,  mukosa dan melawan infeksi  pada luka (Seila, 2012).


               1.2 Rumusan Masalah
   1   2   3   4   5   6   7   8   9