Page 6 - Latihan Flip book new
P. 6
Konflik berlangsung setelah itu, bermula di Magelang pada 26 Oktober 1945, dan pertempuran
itu berlanjut antara Sekutu dengan TKR (tentara keamanan rakyat), dan pertempuran barulah
berhenti ketika Sukarno tiba di Magelang pada 2 November 1945 dan menghasilkan 12
kesepakatan. Namun dalam kenyataannya, Sekutu melanggar kesepakatan tersebut, salah satunya
yaitu dengan menambah jumlah pasukan di Magelang. Maka dengan alasan tersebutlah terjadi
pertempuran antara TKR dan Pasukan Sekutu di Ambarawa. Pasukan Sekutu yang ada di Magelang
pun di bawa ke Ambarawa, bahkan Pasukan Sekutu menjatuhkan bom di desa-desa sehingga TKR
harus mundur.
Selanjutnya, pada 21 November 1945, datang bantuan TKR dari Purwokerto dan Yogyakarta.
Mereka mengepung Ambarawa dengan menduduki desa-desa di sekitar kota. Disinilah Letnan
Kolonel Isdiman gugur dan di gantikan oleh Kolonel Soedirman. Kehadirannya membawa harapan,
maka mulai lah diadakan koordinasi untuk mengepung Sekutu, sedangkan bantuan dari daerah
terdekat seperti Yogyakarta, Solo terus mengalir sehingga membuat Sekutu terdesak. Setelah
bertempur selama 4 hari, Ambarawa berhasil kembali ke tangan bangsa Indonesia. Tepat pada
tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir dan kemenangan ini kemudian diabadikan dengan
berdirinya Monumen Palagan Ambarawa.
3. Peristiwa Merah-Putih di Manado ( 14 Februari 1946
Setengah tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan, masyarakat Minahasa,
Sulawesi Utara memulai aksi untuk melucuti senjata dan mengambil alih kekuasaan dari Jepang,
hal ini diprakasai oleh Dewan Minahasa yang di pimpin oleh Mr. S.S. Pelengkahu.
Namun pada September 1946, datanglah tentara Sekutu dan membawa NICA yang bermaksud
untuk mengembalikan pemerintahan Belanda di Kota Manado. Maka sebagai upaya untuk
merealisasikannya, maka pemerintah Sekutu mengeluarkan ultimatum mengenai larangan untuk
mengibarkan bendera Merah-Putih diseluruh wilayah Minahasa. Kedatangan mereka ke Manado
membuat marah rakyat Minahasa sehingga memicu terjadinya konflik bersenjata. Konflik tersebut
terjadi pertama kali di Tondano dan Tomoho. Namun rakyat Manado harus mundur dan memulai
dengan strategi baru yaitu dengan gerilya.
5. Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung,
provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 24 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000
penduduk Bandung membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan
di daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara
NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam
Perang Kemerdekaan Indonesia.
Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober
1945. Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka menuntut agar
semua senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR dan polisi, diserahkan kepada mereka.
Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan mulai melakukan tindakan-
tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya, bentrokan bersenjata antara Inggris dan
TKR tidak dapat dihindari. Malam tanggal 24 November 1945, TKR dan badan-badan perjuangan
melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk Hotel
Homanndan Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas. Tiga hari kemudian,
MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara
dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan bersenjata.
MODUL SEJARAH INDONESIA KD 3.10 DAN 4.10