Page 7 - Latihan Flip book new
P. 7

6.  Pertempuran Margarana
                          Pertempuran Puputan Margarana merupakan salah satu pertempuran antara Indonesia dan
               Belanda  dalam  masa  Perang  kemerdekaan  Indonesia  yang  terjadi  pada  20  November  1946.
               Pertempuran ini dipimpin oleh Kepala Divisi Sunda Kecil Kolonel I Gusti Ngurah Rai. Dimana
               Pasukan TKR di wilayah ini bertempur dengan habis habisan untuk mengusir Pasukan Belanda
               yang kembali datang setelah kekalahan Jepang, untuk menguasai kembali
                 wilayahnya yang direbut Jepang pada Perang Dunia II, mengakibatkan kematian seluruh pasukan I
               Gusti Ngurah Rai yang kemudian dikenang sebagai salah-satu Puputan di era awal kemerdekaan
               serta mengakibatkan Belanda sukses mendirikan Negara Indonesia Timur.

            7.  Serangan 1 Maret di Yogyakarta.
                          Situasi Yogyakarta sebagai ibu kota negara saat itu sangat tidak kondusif. Keadaan tersebut
               diperparah propaganda Belanda di dunia luar bahwa tentara Indonesia sudah tidak ada. Sri Sultan
               Hamengku  Buwono  IX  sebagai  Raja  Keraton  Ngayogyakarta  Hadiningrat  mengirimkan  surat
               kepada Letnan Jenderal Soedirman untuk meminta izin diadakannya serangan. Jenderal Sudirman
               menyetujuinya dan meminta Sri Sultan HB IX untuk berkoordinasi dengan Letkol Soeharto yang
               saat itu menjabat sebagai Komandan Brigade 10/Wehrkreise III.
                          Setelah perencanaan yang matang, tanggal 1 Maret 1949, pagi hari, serangan secara besar-
               besaran yang serentak dilakukan di seluruh wilayah Yogyakarta dan sekitarnya dimulai, dengan
               fokus serangan adalah Ibukota Republik, Yogyakarta. Pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB, sewaktu
               sirene dibunyikan serangan segera dilancarkan ke segala penjuru kota.
                         Dalam penyerangan ini Letkol Soeharto langsung memimpin pasukan dari sektor barat sampai
               ke batas Malioboro. Sektor Timur dipimpin Ventje Sumual, sektor selatan dan timur dipimpim
               Mayor Sardjono, sektor utara oleh Mayor Kusno. Untuk sektor kota sendiri ditunjuk Letnan Amir
               Murtono dan Letnan Masduki sebagai pimpinan. TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta selama
               6 jam. Tepat pukul 12.00 siang, sebagaimana yang telah ditentukan semula, seluruh pasukkan TNI
               mundur.
                          Berhasilnya Serangan Umum 1 Maret ini meskipun hanya mampu menguasai Yogyakarta
               selama enam jam telah membuktikan bahwa eksistensi tentara Indonesia masih ada. Situasi ini
               membawa  dampak  yang  sangat  besar  bagi  pihak  Indonesia  yang  sedang  bersidang  di  Dewan
               Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Serangan ini sekaligus memperkuat posisi tawar
               Indonesia dalam perundingan di Dewan Keamanan PBB.
                           Saat ini Monumen Serangan Umum 1 Maret ini merupakan salah satu landmark dan cagar
               budaya Kota Yogyakarta sebagai bangunan yang mengingatkan tentang sejarah perjuangan bangsa
               Indonesia melawan penjajah pada masa lalu. Meskipun peristiwa Serangan Umum 1 Maret telah
               lama berlalu, sejarah tetap mencatatnya sebagai peristiwa bersejarah bangsa Indonesia. Setengah
               tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan, masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara
               memulai aksi untuk melucuti senjata dan mengambil alih kekuasaan dari Jepang, hal ini diprakasai
               oleh Dewan Minahasa yang di pimpin oleh Mr. S.S. Pelengkahu.Namun pada September 1946,
               datanglah  tentara  Sekutu  dan  membawa  NICA  yang  bermaksud  untuk  mengembalikan
               pemerintahan  Belanda  di  Kota  Manado.  Maka  sebagai  upaya  untuk  merealisasikannya,  maka
               pemerintah  Sekutu  mengeluarkan  ultimatum  mengenai  larangan  untuk  mengibarkan  bendera
               Merah-Putih diseluruh wilayah Minahasa. Kedatangan mereka ke Manado membuat marah rakyat
               Minahasa sehingga memicu terjadinya konflik bersenjata. Konflik tersebut terjadi pertama kali di






            MODUL SEJARAH INDONESIA KD 3.10 DAN 4.10
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12