Page 27 - FIX_MODUL SUFA FLIP BOOK
P. 27
Menurut mereka utuk sementara lebih aman jika pengakuan
kemerdekaan Indonesia dilaukan secara diplomasi. Ini berarti bahwa
mereka harus siap meneruskan upaya berunding dengan Belanda sambil
mencari dukungan internasional dan pada waktu yang sama TRI tetap
dipersiapkan untuk mengimbangi kekuatan militer Belanda (Zed, 2012:
222). Dari sudut pandang ini, mereka menyambut baik genjatan senjata
yang akan memperlancar perundingan diplomatik.
Perundingan Linggarjati merupakan perundingan politik
Indonesia-Belanda yang panjang karena berlangsung sebanyak 11 kali
mulai dari 22 Oktober 1946 sampai 16 November 1946. Perundingan I
(22 Oktober 1946) sampai perundungan IV (3 November 1946) di
laksanakan di Jakarta. Perundingan V (11 November 1946)-
perundingan VIII (13 November 1946) berlangsung di Linggarjati.
Perudningan XI (November 1946) kembali berlangsung di Jakarta.
Perundingan Indonesia- Belanda yang berhasil dari 22 Oktober 1946
sampai 16 November 1946 dikenal sebagai perundingan Linggarjati.
Perundingan yang menghasilkan persetujuan Linggarjati yang diparaf
pada 15 November 1946 dan ditandatangani pada 25 Maret 1947 itu
penting dan menentukan. Indonesia dan Belanda menandatangani
Perjanjian Linggarjati, dimana pihak Belanda mengakui kedaulatan RI
hanya sebatas Jawa, Sumatra, dan Madura (Kemlu read 47) .Kalau
Gagal, akan muncul dampak yang kurang baik. Sebelum perundingan,
Perdana Menteri Sultan Sjahrir sebagai ketua delegasi Indonesia pernah
memberitahukan delegasi Belanda, kalau perundingan gagal, ia akan
meletakkan jabatan. Prof. Ir. W. Schermerhorn Selaku ketua delegasi
Belanda juga menyatakan, jika perundingan gagal, ia akan kembali ke
negeri Belanda.
E-MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS INKUIRI 20