Page 40 - Motherless World
P. 40
streets are eerily quiet, but Javi knows it’s only a matter of time before the authorities realize what’s
happening.
As they approach the plaza, Javi glances at Abigaile, who’s walking beside him, her small hand gripping
his. He feels the weight of the moment bearing down on him. Everything depends on what happens
next.
Adegan:
Malam itu, Javi, Gelia, Abigaile, dan Dax berjalan menyusuri kota. Tujuan mereka adalah plaza pusat
New-nesia, di mana tempat siaran public terbesar milik pemerintah berada. Jalanan sangat sepi, tetapi
Javi tahu bahwa hanya masalah waktu sebelum pihak berwenang menyadari apa yang terjadi.
Saat mereka mendekati alun-alun, Javi melirik Abigaile, yang berjalan di sampingnya, tangan kecilnya
menggenggam tanganya. Dia merasakan beban saat ini menimpanya. Semuanya tergantung pada apa
yang terjadi selanjutnya.
Abigaile: (softly)
"Are we going to stop them, Mr. Javi?"
Abigaile: (Lembut)
“Apakah kita akan menghentikan mereka, Pak Javi?”
Javi looks down at her, his heart heavy.
Javi menatapnya dengan hati yang berat.
Javi: (gently)
"We’re going to try, kid. We’re going to try."
Javi:
“Kami akan mencobanya, nak. Kami akan mencobanya.”
They reach the plaza, and Javi’s heart races. He can see the massive screens looming overhead,
displaying the government’s propaganda, promising eternal youth and happiness for all. The streets
are lined with citizens, their faces blank as they passively consume the messages.
Mereka sampai di alun-alun, dan jantung Javi berdegup kencang. Dia dapat melihat layar besar
menjulang di atas kepalanya, menampilkan propaganda pemerintah, menjanjikan awet muda dan
kebahagiaan bagi semua orang. Jalanan dipenuhi oleh warga, wajah mereka kosong karena mereka
secara pasif menerima pesan-pesan tersebut.
40 | P a g e