Page 164 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 164
nya lebar. Tidak setiap malam kami beruntung menemukan
rumah sehangat peternakan lebah milik Hana kemarin
malam. Entah apa yang ada di hutan depan sana, ke-
mungkinan lebih berbahaya. Lebih baik mengambil risiko
paling ringan—lagi pula bunga matahari itu belum akan
mekar hingga delapan hari ke depan.
”Baik, Kapten.” Ily mengangguk.
Ily mencari tempat bermalam. Dia menemukan cerukan
besar di lereng dekat kami berhenti, tidak terlalu dalam,
bukan gua, tapi cukup luas untuk kami dan empat harimau
masuk ke dalamnya.
Malam dengan cepat beranjak naik. Ily menyalakan api
unggun di depan ceruk. Kabut turun mengungkung lereng
berbatu. Suhu udara turun dengan tajam. Api unggun itu
membuat ceruk terasa lebih hangat. Setelah menghabiskan
makan malam kami—sepotong roti—kami memutuskan
bergantian beristirahat. Aku yang berjaga pertama kali,
yang lain sudah beranjak tidur. Empat harimau kami
meringkuk di sudut ceruk.
”Kamu belum mau tidur, Sel?” Aku menatap Seli yang
masih duduk di sebelahku, menghadap api unggun.
”Sebentar lagi, Ra.”
Aku mengangguk, menatap ke depan, kosong, hanya
kabut di depan kami. Semoga malam ini tidak turun hujan.
Karena meski dilindungi ceruk, angin kencang bisa mem-
bawa tetes air. Tidak ada hewan liar di lereng bebatuan ini,
jadi kami aman. Hanya sesekali terdengar lamat-lamat
164
Isi-Bulan-2b.indd 164 2/10/2015 4:12:23 PM