Page 170 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 170

bergerak  lebih  rapat,  berjaga-jaga  dari  kemungkinan  bu-

               ruk.
                 Aku menggeleng. Tidak tahu. Ali juga tidak punya pen-
               jelasan.
                 Matahari mulai turun di kaki langit, sudah pukul empat
               sore. Setengah jam terakhir kami seperti melewati padang

               tulang-tulang.  Ada  banyak  sekali.  Ada  di  mana-mana,
               seperti  tempat  pembantaian  hewan.  Harimau  yang  kami
               naiki mulai gelisah.
                 ”Kita terus maju, Ily?” aku bertanya, mulai ragu.
                 Ily  mengangguk. ”Kita  sudah  tanggung,  Ra.  Kita  tidak

               bisa kembali. Sebentar lagi lereng-lereng gunung berkabut,
               mungkin  di  sana  ada  padang  rumput  atau  hamparan  be-
               batuan untuk bermalam.”
                 ”Bagaimana kalau kita berputar?” Seli memberi usul. Dia
               semakin cemas.

                 Ily menggeleng. ”Tidak ada waktu untuk berputar.”
                 Tetapi  bagaimana  dengan  kerangka  hewan-hewan  ini?
               Pasti  ada  yang  melakukannya.  Menghabisi  begitu  banyak
               hewan  besar.  Bukan  beruang  atau  gorila  yang  membuat
               kerangka hewan berserakan, apalagi monster atau raksasa,

               karena mereka pasti menyerang dengan melukai, mencabik-
               cabik, tidak akan menyisakan kerangka utuh.
                 Saat  kami  masih  bertanya-tanya  satu  sama  lain,  seekor
               burung kecil terlihat terbang rendah di atas kami. Besarnya
               hanya  separuh  burung  pipit  yang  kukenal.  Warnanya

               merah-hijau,  dengan  jambul  oranye,  seperti  topi,  terlihat

                                         170




       Isi-Bulan-2b.indd   170                                       2/10/2015   4:12:23 PM
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175