Page 71 - Modul Ajar Bab 1 Mengkritisi Informasi Dari Berbagai Sumber -
P. 71
Modul Ajar Kurikulum Merdeka
analitis, dan kritis
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Mengajukan pertanyaan pemantik sebagai berikut.
a. Unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam cerpen?
b. Apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik dan fungsinya di dalam cerita?
c. Dapatkah kamu menganalogikan unsur intrinsik cerpen dengan bangunan rumah?
Kemudian, guru dapat meminta peserta didik untuk mencari informasi contoh
cerpen melalui internet atau buku kumpulan cerpen.
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran 7. Menulis Narasi dan Deskripsi
Materi Pembelajaran
a. Pengertian Cerpen
Cerita pendek adalah cerita yang pendek. Namun, tidak setiap cerita yang pendek
dapat digolongkan ke dalam cerpen. Cerita pendek adalah cerita yang pendek dan
di dalamnya terdapat pergolakan jiwa pada diri pelakunya sehingga secara
keseluruhan cerita bisa menyentuh nurani pembaca yang dapat dikategorikan
sebagai buah sastra cerpen itu. Dengan cerita yang pendek itu, seorang cerpenis
harus dapat merebut hati pembaca sehingga pembaca seperti diteror dan akan
terus bertanya-tanya. Ketegangan yang diciptakan oleh cepenis sengaja
menggelitik perhatian pembaca melalui teknik yang dipilih dalam menyampaikan
misi yang diembannya (Nursisto 2001:165).
b. Ciri-Ciri Cerpen
Selain itu, Edgar Allan Poe yang dikenal sebagai Bapak Cerpen Modern (dalam
Diponegoro, 1994: 59-60) mengemukakan lima aturan cerpen yang dapat
dijadikan pedoman ciri-ciri atau karakteristik cerpen, yaitu:
1) Cerpen harus pendek. Artinya, cukup pendek untuk dibaca dalam sekali
duduk. Cerpen memberi kesan (impression) secara terus-menerus kepada
pembaca, tanpa terputus-putus, sampai kalimat yang terakhir.
2) Cerpen mengarah untuk membuat efek tunggal dan unik. Sebuah cerpen yang
unik mempunyai ketunggalan pikiran dan action yang bisa dikembangkan
lewat sebuah garis yang langsung dari awal sampai akhir.
3) Cerpen harus ketat dan padat. Cerpen harus berusaha memadatkan setiap detail
pada ruangan yang sekecil mungkin.
Maksudnya agar pembaca mendapat kesan yang tunggal dari keseluruhan
cerita.
4) Cerpen harus tampak sungguhan. Jadi, khayal, tapi seperti betul-betul terjadi.
Memang tampak sungguhan adalah dasar dari semua seni mengisahkan cerita.
5) Cerpen harus memberi kesan yang tuntas. Selesai membaca cerpen, si
pembaca harus merasa bahwa cerita itu betul-betul selesai. Cerita itu berhenti
pada suatu titik yang tidak bisa lain harus selesai pada titik itu saja.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia Fase F Kelas XII